~Latisha dan Naelano

323K 6.2K 408
                                    

Latisha Gracia Abraham memiliki rahasia besar yang selama ini ia sembunyikan dari publik. Wanita dengan paras cantik itu sudah menikah. Fakta yang lebih mengejutkan lagi, suaminya adalah dosen dikampusnya. Naelano Abraham.

Diumurnya yang ke-21 tahun, dirinya melepas masa lajang dan menyandang gelar nyonya Abraham diakhir namanya. Cukup muda diusianya masih dini, namun ia yakin dengan pilihannya. Suaminya sendiri masih berusia 27 tahun.

Suaminya Naelano Abraham dosen fakultas Ekonomi yang menjadi idola sebab parasnya yang rupawan dan masih muda. Tak jarang beberapa mahasiswinya menggoda atau menggombal bahkan pernah sampai menembak namun ditolak secara halus oleh sang dosen.

Latisha bersyukur sebab suaminya tidak membatasi keinginannya untuk melanjutkan jenjang pendidikannya. Suaminya mendukung penuh keputusannya, ia sangat bersyukur akan itu semua.

Pernikahan mereka memang tidak dirayakan secara publik. Mereka menikah dikampung nenek Latisha. Awalnya Lano hendak memboyong sang nenek ke kota namun karena faktor usia, nenek Latisha tidak dapat berpergian jauh yang dapat menyebabkan penyakitnya kambuh.

Jadilah mereka menikah dikampung sang nenek, Latisha sangat menyayangi neneknya. Ia merupakan cucu kesayangan dikeluarganya, wajar saja jika ia menuruti mau neneknya yang ingin melihatnya menikah sebelum ia meninggal. Termasuk menerima lamaran Lano setelah pendekatan selama sebulan.

Sekarang mereka sedang menikmati waktu santai sambil menonton acara televisi dengan Lano yang berbaring dipaha Latisha sebagai bantal.

"Mas," ucap Latisha sambil mengusap rambut Lano.

"Hm," sahut Lano yang masih memperhatikan acara televisi.

Latisha diam, memikirkan apakah sebaiknya ia mengatakannya sekarang atau nanti saja. Tapi jika nanti ia takut lupa dan akan memancing amarah suaminya.

"Kenapa sayang?" Lano beralih menatap Latisha yang tampak ragu melihatnya.

Baiklah Latisha akan mengatakannya. Sekarang atau nanti sama saja bukan.

"Aku ada tugas lapangan," jeda Latisha sedangkan Lano diam menunggu Latisha kembali berbicara. "Dosenku ehmm ... Mas kamu tau kan acara kemah wajib diprodiku," cicit Latisha menunggu respon sang suami.

Sepertinya Lano tahu kemana arah pembicaraan mereka sekarang. Istrinya pasti hendak meminta izin padanya.

"Acaranya masih dua minggu lagi. Aku mau minta izin kamu buat ikut kemahnya, kamu izinin gak Mas?" tanya Latisha gugup.

Tuh, kan benar.

Lano bangkit dari baringnya lalu duduk disamping istrinya, sedangkan Latisha menatap Lano was-was takut Lano tidak mengizinkannya.

Tangan Lano mengusap lembut pipi tirus istrinya lalu beralih mengelus rambut Latisha dengan sayang seraya tersenyum.
"Berapa hari kemahnya hm?"

Latisha mengukir senyum lebar sebab tahu suaminya mengizinkannya pergi.
"Katanya sih tiga hari dua malam Mas."

Lano mengangguk kemudian mengangkat tubuh Latisha dipangkuannya membuat wanita itu terpekik kaget. "Mas."

Namun Lano tak peduli, ia kembali bertanya. "Kelompok kamu siapa aja sayang?" tanya Lano melingkarkan tangannya dipinggang Latisha.

Latisha menyebutkan teman-temannya diikuti jarinya yang ikut menghitung jumlah kelompoknya.
"Ara, Beby, Vera, Sinka, Billa, Ody, Hanna, Thalita ...  sama satu lagi aku lupa," ucap Latisha membuat Lano gemas kemudian mencubit pipinya. "Oh iya sama Ariel terus aku."

"Cewek sama cowok nggak digabungkan?"

"Ih pisah lah Mas," sanggah Latisha cepat. "Kalo gabung yang ada cowoknya kesenengan. Lagian kata pak Andy area tenda cowok sama cewek jauhan nanti dikasi batas juga katanya."

Kampus BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang