~Ralin dan Alaric

210K 4.9K 1K
                                    

Gadis dengan surai hitam itu menatap piringnya yang berisi kuah warna merah. Itu bukan kuah dari bumbu rempah-rempah melainkan minuman bersoda rasa strawberry.

"Makan," titah cowok yang duduk disampingnya.

Gadis itu menggenggam erat sendoknya dan mulai menyendok nasi yang merah tersebut. Rasanya aneh namun ia terpaksa menelannya.

"Berhenti," cicitnya memohon.

Cowok itu terkekeh dan menatap teman-teman yang duduk didekatnya. "Kalian denger dia ngomong apa?" ujarnya sambil tertawa puas.

Teman-teman cowok itu turut tertawa puas dan memandang remeh gadis itu. Cowok itu mengangkat tangan menginterupsi tawa teman-temannya. Ia mendekat pada gadis itu seraya berbisik.

"Cewek kayak lo emang pantes diginiin!"

"Alaric," seru cewek yang tiba-tiba datang dan menggandeng mesra tangan si cowok. "Kamu ngapain sih deket-deket cewek miskin kayak dia," cerca cewek itu menarik Alaric menjauh. "Aku nggak suka kamu deket-deket sama dia tau."

Alaric tersenyum lalu menarik gadis itu merapat padanya. "Aku cuma ngasih pelajaran sama dia. Dia agak songong hari ini."

"Tapi aku nggak suka kamu deket-deket dia," ucapnya manja. "Emang ngasih pelajarannya harus tiap hari apa?"gerutunya kesal.

"Cewek kayak Ralin harus dikasih pelajaran tiap hari biar dia tau posisinya dimana," jelas Alaric dengan senyum miring.

Diwaktu yang sama, Ralin lagi-lagi harus menahan sesak didadanya. Sampai kapan ia harus bertahan dengan segala bullyan ini. Hatinya terus menjerit keadilan namun apa daya, anak beasiswa sepertinya bisa apa melawan donatur utama kampus ini.

Ralin memilih pergi dari sana diiringi tatapan kasihan seluruh penghuni kantin. Sudah menjadi hal biasa ia menjadi atensi teman-temannya apalagi jika bukan Alaric yang kembali berulah padanya.

***

"Ralin Julianata," ucap Bu Nurul mengabsen.

"Nggak ada Bu," sahut teman-temannya.

"Dia kemana?" tanya Bu Nurul.

"Nggak tau Bu."

Dibangku belakang, Alaric mengukir senyum miring saat Bu Nurul mencari keberadaan Ralin. Sudah tentu Alaric tahu dimana gadis itu berada sebab dialah yang menyebabkan Ralin berakhir membersihkan toilet gedung D. Bagaimana caranya? Tentu saja mudah untuk anak donatur utama kampus.

Didepan sana Bu Nurul sedang mengulas materi yang dipresentasikan kelompok 5 minggu lalu. Tak terasa sudah setengah jam Bu Nurul dikelas yang kemudian diketuk dari luar.

"Permisi Bu," ucap Ralin dengan tampang lelah.

Bu Nurul menatap Ralin bingung namun mempersilakan gadis itu masuk kekelasnya. Tetapi Ralin harus tertahan didepan sebab Bu Nurul sedang menanyakan kenapa ia bisa telat hari ini.

"Kamu kenapa telat?" tanya Bu Nurul mengintrogasi.

Ralin menarik napas panjang berusaha membuang rasa gugup didadanya. "Baju saya keciprat mobil Bu jadi saya balik lagi ke kost untuk ganti baju," alibi Ralin.

Bu Nurul mengangguk-angguk paham dan menyuruh Ralin duduk dibangkunya. Alasan Ralin bisa diterimanya sebab hari ini memang hujan deras tadi pagi. Ralin bersyukur sebab Bu Nurul adalah salah satu dari sekian dosen yang baik hati pada mahasiswanya. Beliau masih mentolerir dan menghargai niat mahasiswa yang hendak kuliah sepertinya.

Kampus BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang