"Nih kerjakan tugas gue," kata Ardi sambil melempar buku tulis ke arah Ara. "Minggu depan udah harus kumpul!"
Sekuat tenaga Ara menahan iblis dalam tubuhnya untuk tidak keluar. Sikap semena-mena Ardi menguji Ara untuk tetap bersikap sabar dalam menghadapi makhluk seperti Ardi.
Ara mengambil tugas yang dilempar Ardi padanya dan meneliti tugas apa yang harus ia kerjakan kali ini. Tugas Matematika. Oke fiks, Ara lemah dalam materi hitung-hitungan.
Belum sempat Ara mengajukan hambatan yang ia dapatkan, Ardi lebih dulu menyela.
"Lo bisa tanya Romi," ujar Ardi dengan nada menyebalkan ditelinga Ara.
Ara mengangguk saja. Terlau malas untuk protes karena ia tahu itu hanya menguras emosinya. Ardi dan kesewotannya bukanlah hal baik dalam kontrol emosi Ara.
"Minggu depan gue tagih!" ucap Ardi mutlak mulai beranjak.
"Iya," jawab Ara menatap sebal kepergian Ardi.
"Dasar majikan keterlaluan."
Seharusnya Ara tidak terlibat dalam permainan Ardi. Budak–Majikan. Namun takdir berkata lain, Ara harus mau menjadi budak Ardi selama satu semester yang berarti selama enam bulan kedepan.
Ara sangat menyesali hari itu. Hari dimana ia terlambat dan tidak sengaja menyerempet mobil mahal Ardi yang memasuki gerbang kampus. Goresan akibat benturan stang motor Ara terlihat jelas dengan alur memanjang sekitar satu meter.
Lebih sialnya lagi, saat Ara hendak bangun dari kesialannya itu. Stang motor Ara menghancurkan kaca spion mobil Ardi hingga pecahan kaca berserakan dimana-mana.
Dewi Fortuna seakan tak berpihak pada Ara, ia mendapat info bahwa dosen yang mengajar dihari itu tidak masuk sebab anaknya sakit. Ara benar-benar merasa hari itu adalah hari tersialnya.
Sebenarnya Ara terluka saat itu, meski hanya goresan kecil di sikunya dan motornya juga tergores sedikit namun tidak separah mobil mahal Ardi.
Oke. Ardi memang kalangan orang kelas atas. Pergi ke kampus dengan mobil mahal, belum lagi style pakaiannya. Sepatu Vans, bajunya saja Balenciaga, ransel Adidas dan kalo tidak salah, mata Ara menangkap ikat pinggang Hermes melingkar dipinggangnya.
Deskripsi Ardi itu membuat otak Ara mendidih. Semua barang mahal melekat ditubuhnya. Tentu saja Ardi meminta ganti rugi biaya bengkel untuk mobil mahalnya. Dan Ara tahu, biaya bengkel tersebut tidaklah murah. Hal itu cukup untuk membayar uang satu semester kuliahnya.
Ara bisa gila jika memikirkan bagaimana cara mengganti rugi. Meminta pada kedua orang tuanya? Tentu saja itu bodoh. Sekalipun kedua orang tuanya mampu, namun Ara tahu itu akan sangat menjadi beban bagi kedua orang tuanya.
Adiknya baru saja masuk SMP sedangkan kakak Ara sedang sibuk menjalani tugas akhir kuliah di universitas negeri. Dan Ara kuliah di universitas swasta yang biayanya tentu saja lebih besar.
Maka dari itu Ara mengajukan permohonan damai masalah ini pada Ardi. Berharap lelaki itu luluh. Namun yang tidak Ara duga, Ardi menyetujuinya dengan syarat menjadi budak Ardi selama satu semester. Sesuai dengan nominal uang yang harus diganti oleh Ara.
Awalnya Ara sangat senang dengan begitu ia tidak perlu membebani kedua orang tuanya dikampung. Tapi hal itu tak berlangsung lama, sejak hari pertama menjadi budak Ardi, Ara tahu itu akan sulit.
***
"Beliin gue minum, gue haus," perintah Ardi.
Ara mendengus kesal. Kenapa tidak sekalian saja saat ia memesan soto tadi. Dasar Ardi sialan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kampus Biru
RomanceMATURE CONTENT🔞❗ Kampus Biru. Kampus yang menyandang gelar kampus terbersih diseluruh kota. Gelar yang sudah berapa tahun terakhir tidak tergantikan. Layaknya kampus lainnya, Kampus Biru juga aktif mengirimkan mahasiswanya untuk berpartisipasi dala...