Hi <3
***
Beberapa jam lalu Ayana sudah sah menyandang sebagai istri dari seorang Khavindra Pandarwaman. Pernikahan yang sangat terpaksa bagi keduanya, terlebih alasan dibalik semuanya.
Kedua keluarga hanya butuh kurang dari dua bulan menyiapkan segala hal. Mulai dari wedding organizer, catering, fitting baju, dan tempat acara. Bahkan Mama Khavi sempat menyewa studio kecil untuk foto prewedding mereka yang akan dipajang saat acara.
Sebenarnya ini acara keluarga, hanya keluarga besar yang di undang. Tapi tamu undangan melebihi ekspektasi Ayana, bahkan sepupu jauhnya rela datang untuk hadir di hari pernikahannya. Kalau dihitung-hitung, mungkin tamu undangan lebih dari limapuluh orang.
Beruntung taman belakang rumah Khavi yang di sulap sebagai tempat acara sangat luas. Jadi tidak perlu khawatir. Mereka hanya perlu berpura-pura bahagia dihari yang harusnya terasa bahagia.
"Lo bisa kobam kalo minum terus," ujar Ayana acuh sambil menikmati makanan yang ia ambil.
Khavi cuma mendengus tak mempedulikan ucapan Ayana. Ia memang berniat mabuk malam ini. Wine yang sedari tadi ia nikmati menurutnya sedikit menghilangkan stresnya malam ini.
"Ya masa bodo sih. Lo juga yang kobam bukan gue."
"Lo bisa diem gak?" Khavi menyahut.
"Oke."
Setelah percakapan singkat itu, hening kembali tercipta. Ayana fokus dengan makanannya sedangkan Khavi terus saja minum. Selesai makan Ayana bergabung dengan sepupunya serta berkenalan dengan keluarga besar Khavi.
Karena hari makin malam, Ayana memilih untuk masuk ke kamar. Lagi pula tamu undangan sudah pada pulang. Soal keluarga Khavi, beberapa dari mereka memilih menginap di hotel dan keluarga besar Ayana sudah pulang ke rumah Ayana bersama kedua orang tuanya.
Tadi Ayana sudah mengajak Khavi balik ke kamar dan Khavi menolak. Dan Ayana sendiri tak mau susah-susah membujuk Khavi hanya untuk balik ke kamar mereka.
Kamar Khavi sangat luas berada di lantai dua, bahkan dua kali lebih luas dari kamar Ayana. Bersih, satu kata yang terlintas dibenak Ayana. Nuansa putih melingkupi seluruh ruangan dan beberapa furniture juga sama halnya.
Ayana memilih untuk berendam setelah selesai menghapus make up. Tubuhnya penat namun pikirannya lebih dari itu. Mau berapakali pun Ayana memikirkan pernikahan ini, ujung-ujungnya hanya membuat sakit kepala.
"Gue salah apa di masa lalu?" Ayana bertanya pada dirinya sendiri.
"Ini termasuk hoki apa sial sih?" gerutu Ayana teringat percakapan Mama beberapa hari lalu.
"Kamu beruntung kalau nikah sama Khavi. Dia ganteng dan mapan. Masa depan kamu terjamin sama Khavi." Mama bercanda dengan Ayana.
"Tapi aku gak suka dia, Ma." Ayana merengek.
"Sayang," ucap Mama pengertian. "Nggak papa kalau kamu belum ada rasa sama Khavi, wajar. Tapi seiring berjalannya waktu mungkin perasaan kamu bisa berubah. Lagi pula kalian bakal tinggal satu atap, kamu akan terbiasa dengan adanya Khavi di sisimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kampus Biru
RomanceMATURE CONTENT🔞❗ Kampus Biru. Kampus yang menyandang gelar kampus terbersih diseluruh kota. Gelar yang sudah berapa tahun terakhir tidak tergantikan. Layaknya kampus lainnya, Kampus Biru juga aktif mengirimkan mahasiswanya untuk berpartisipasi dala...