Chapter 8

1.6K 179 36
                                    

Dan benar saja, saat taksi online yang ditumpanginya sampai di depan gerbang perusahaan Agam, Azkia langsung melompat dari mobil dan berlari tak sabaran masuk ke dalam perusahaan. Bahkan saat sang resepsionis menyapanya pun, Azkia hanya menganggukkan kepalanya.

Azkia sampai di depan ruangan kerja milik Agam, namun meja sekretaris itu kosong, padahal niatnya Azkia ingin melihat wajah si sekretaris baru Agam, apa mungkin lebih cantik darinya? Atau lebih tinggi? Hidungnya lebih mancung?

Menyadari pikiran gilanya, Azkia menggelengkan-geleng kepala. Perempuan itu memegang knop pintu dan mendorongnya pelan, " AGAAAAM!!!"

Seseorang dengan rambut panjang bergelombang berwarna coklat terlihat sedang mengangkang di depan Agam dan membelakanginya. Azkia sangat marah hingga rasanya ingin melemparkan paper bag di tangannya pada dua orang di depannya ini.

Mendengar suara teriakkan Agam bangkit dari duduknya dan terkejut ketika melihat istrinya berdiri sambil menutup mulutnya dengan tangan, matanya terlihat berair. Azkia pasti salah paham dengan apa yang dilihatnya.

" Agam! Kamu-jahat banget sama aku!" Ucap Azkia sambil menyeka air matanya yang kini sudah mulai tumpah membasahi pipinya.

Agam dengan cepat menghampiri istrinya yang menangis, " Ki nggak gitu sayang.. " Ucapnya sambil berusaha memegang tangan Azkia namun perempuan itu menghindar.

" Nggak usah megang-megang tangan aku! Nanti kena najis mugholadoh" Ucap Azkia sambil terus menutupi wajahnya dengan tangan, tak mau melihat seseorang yang tadi mengangkang di depan suaminya tadi.

Agam semakin bingung harus menjelaskan seperti apa, " Yaudah yaudah aku gak megang tapi dengerin aku dulu. Yang? Kamu masih muda, bahkan jaaauuuhh lebih muda dari aku, tapi masa penglihatan kamu udah picek kayak gitu?"

Mendengar itu membuat Azkia kesal, seketika air matanya berhenti berjatuhan dan tangannya dengan repleks menampar pipi Agam " ENAK AJA!! KAMU ITU UDAH KEPERGOK SELINGKUH PAKE NGATAIN MATA AKU PICEK LAGI!! TALAK SEKARANG JUGA, AJUN SAMA AKU!!" Ucapnya setengah berteriak.

Sontak saja Agam panik, kenapa Azkia bisa selantang itu mengucapkan kata-kata laknat yang sangat melukai hati Agam. Dengan cepat laki-laki itu memeluk tubuh Azkia, menahan segala pergerakan istrinya itu, dan menghadapkan wajah Azkia pada sosok yang tadi 'katanya' mengangkang di depannya.

Seseorang itu menoleh dengan wajah polos tanpa dosa, memakai seragam pilot yang tampak serasi di tubuhnya, membuat Azkia terkejut seketika, bahkan sampai mulutnya menganga tak percaya dengan apa yang ia lihat di depannya.

" Gam kayaknya mata aku beneran picek!" Ucap Azkia sambil menggelengkan-geleng kepala nya tak percaya, sedangkan Agam mati-matian menahan tawanya agar tidak meledak.

" Iye emang mata lo picek" Ucap Akmal pada Azkia yang saat ini masih dalam pelukan sahabatnya, Agam.

Dan ternyata, seseorang yang tadi mengangkang di depan Agam dengan rambut coklat yang bergelombang itu adalah Akmal. Masih lengkap dengan seragam pilotnya, laki-laki itu melepas rambut palsu karena membuat kepalanya menjadi sangat gatal.

Akmal yang telah membuat Azkia meminta jatuhan talak pada Agam itu hanya tersenyum kecil sambil menggaruk kepalanya, seakan tidak menciptakan masalah apapun bagi pasangan suami-istri itu.

" Kak Akmal tuh gak bisa banget ya waras sehari aja?" Ucap Azkia sambil melepaskan pelukan Agam dan berjalan santai menuju sofa yang tak jauh dari tempat Akmal berdiri.

Akmal berdecak sebal, " Gua tuh lagi cerita sama Agam, tadi pas abis flight tiba-tiba ada pramugari yang langsung nyosor aja ke gua, terus ya biar lebih nyampe ceritanya ke Agam jadinya sekalian gua peragain" Jawabnya.

Hello Papa Agam!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang