Selepas sholat maghrib berjamaah di Masjid bersama sang Ayah mertua, Agam langsung masuk ke dalamnya menyusul Azkia yang mungkin menina-bobokan Arjuna. Laki-laki yang masih rapi dengan baju kokonya itu duduk di tepian ranjang.Memperhatikan istrinya yang terlihat fokus pada layar laptop lalu mengalihkan pandangannya pada sang anak.
Sedangkan Azkia yang sibuk dengan laptopnya kini mengalihkan pandangannya pada Agam yang tersenyum menatap Arjuna yang tertidur, " Assalamualaikum. Aa kok abis dari Masjid gak ngucap salam sih, kebiasaan banget langsung masuk" Ucap Azkia.
Agam terkekeh " Hehe iya Yang, waalaikumussalam istri. Lagi ngapain sih? Tumben banget laptopnya dipegang, biasanya dianggurin sampe berdebu" Ucapnya sambil menggeser duduknya menjadi lebih dekat dengan Azkia.
" Lagi cari file drakor aku Gam, kayaknya ilang satu deh. Ngeselin gak sih? Aku tuh biasanya kalo gabut gegara Arjuna udah bobo ya nge-rewatch drakor yang menurut aku seru aja, eh sekarang malah keapus. Sumpah deh aku mau nangis aja rasanya, butuh perjuangan tau download-in semua episode nya, padahal ini laptopnya gak pernah aku otak-atik, tapi gak paham kenapa tau-tau ilang" Jawab Azkia panjang lebar, bahkan ekspresinya sedikit dilebih-lebihkan.
Agam ifeel? Ya nggak lah, Agam malah gemas melihat Azkia yang meregek seperti itu.
" Yaudah download lagi aja, Yang. Apa susahnya sih? Wi-Fi nyala kan? Kamu ini apa-apa emang selalu dibikin susah deh" Ucap Agam sambil mengelus kepala istrinya supaya tenang.
Azkia memberengut tak terima " Ya iya sih! Tapikan- Gak tau ah, kamu tuh nggak ngerti rasanya kehilangan sesuatu yang kamu suka!" Jawabnya agak marah.
" Emang, aku gak pernah kehilangan sesuatu yang aku suka tuh, orang aku jagain bener-bener" Balas Agam sambil menatap Azkia penuh keyakinan.
" Emang apa yang kamu suka? Palingan juga rumus kimia, lagian siapa juga yang mau ngambil kayak gituan? Penting? Bikin sinting iya" Ucap Azkia yang membuat Agam berdecak sebal.
Laki-laki yang masih memakai pecinya itu merapatkan tubuhnya pada Azkia " Kenapa selalu bawa-bawa rumus sih, Yang? Itukan bukan sesuatu yang merugikan kamu jugaa. Jangan bilang kamu cemburu sama rumus?" Tanya Agam.
Azkia tertawa kecil " Yakali, emang segila apa aku sampe harus cemburu sama rumus. Udah deh, daripada gangguin aku disini mendingan kamu siap-siap sana, katanya mau ke kantor polisi" Ucap Azkia sambil membuka kancing baju koko Agam satu persatu.
" Katanya suruh pergi? Kok malah buka-bukaan, sih?" Tanya Agam terkekeh geli.
" Yee orang dibantuin biar gak lama, dasar mesum" Ucap Azkia sambil menghempaskan tangannya dari baju Agam.
Lagi-lagi Agam terkekeh " Lagi dapet, ya? Suasana hati kamu berubah-ubah mulu soalnya dari sore. Kadang manja, kadang galak, kadang sedih, kan aku sebagai suami bingung Yang harus gimana"
" Cukup gak usah jadi nyebelin aja deh, aku tuh pengen sedih aja gitu biar kayak orang-orang eh malah kamu gangguin terus" Jawab Azkia sambil menutup laptopnya.
Mendengar itu, tiba-tiba ingatan Agam kembali pada masa saat ia baru pertama kali masuk SMA " Itu mah belom ada apa-apanya dibanding Akmal pas kita lagi persami Yang" Ucapnya.
" Emang kenapa Kak Akmal?" Tanya Azkia mulai penasaran, segala sesuatu tentang kehidupan teman-teman Agam kadang selalu membuatnya penasaran.
" Jadi gini, kan dulu sebelum aku masuk SMA tuh kita ikutan persami dulu kan, nah terus malemnya kayak renungan gitu di lapangan. Si kakak pembimbingnya tuh bilang gini, " Agam menjeda sebentar ceritanya lalu meraih body lotion milik Azkia di atas meja.
Body lotion bergambar buah ceri itu ia genggam dan ia taruh di depan bibirnya seolah-olah mic " Bayangkan, saat sampai di rumah nanti, ada bendera kuning yang terpasang di pagar rumah kalian" Ucap Agam sangat menjiwai membuat Azkia terkekeh dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Papa Agam!
RandomSequel Dear Teacher! CERITA LENGKAP! Ending: 30 April 2022 Kehidupan sepasang suami-istri beda usia ini setelah Putra mereka lahir ke dunia. Sama-sama belum berpengelaman menjadi orang tua, membuat Azkia dan Agam kerepotan mengurus buah hatinya. A...