Chapter 24

878 97 14
                                    

Setelah mengurus administrasi dan kamar rawat Azkia, Agam menelepon Akmal agar bisa memberi tau Esya dan Kezia untuk menemani Azkia di rumah sakit selagi Agam ke kantor menyelesaikan urusannya. Agam menatap wajah Azkia yang tertidur, wajahnya sudah tidak terlalu pucat, namun matanya masih sembab.

Agam menggenggam tangan Azkia yang bebas dari infusan, " Cepet sembuh ya, sayang. Kamu kuat, makasih udah bisa bertahan buat aku juga buat Ajun, kita semua sayang sama kamu, jadi tolong jangan kayak gini lagi. Aku takut, Ki" Ucapnya yang terlalu asik memandangi wajah Azkia sampai tidak sadar bahwa Esya dan Kezia sudah tiba disana.

" Permisi Pak Agam" Ucap Esya yang masih senggol-senggolan dengan Kezia yang kini memasang senyum lima jari pada Agam.

Agam tersenyum " Makasih ya kalian udah datang, saya titip Kia dulu sebentar, soalnya masih ada urusan yang harus saya urus. Saya permisi ya, Kalesya, Kezia" Ucapnya yang mencium kening Azkia dulu sebelum pergi.

Pipi Kezia memerah melihatnya " Iya loh, Kak Agam hati-hati di jalannya" Ucapnya saat Agam menutup pintu kamar rawat Azkia.

Esya duduk di kursi dimana tadi Agam mendudukinya, menatap sedih pada Azkia yang memejamkan mata, Esya meraih tangannya dan menggenggamnya, bagaimana pun Azkia itu orang pertama yang mau menjadi sahabatnya bahkan setelah Esya melakukan tindakan kriminal sekali pun.

" Kok Kiki bisa keracunan ya, Zia? Emangnya jajan dimana sih anak ini, kebiasaan banget kalo jajan suka sembarangan" Tanya Esya pada Kezia yang duduk di atas bankar, Kezia menggeleng tidak tau.

Kezia kemudian membuka botol minumannya " Tapi gak mungkin gak sih kalo keracunan karena jajan sembarangan? Kak Agam kan posesif parah sama Kia, jadi kayaknya bukan gegara itu deh" Jawabnya setelah menenggak sedikit isinya.

Kening Esya berkerut " Iya juga ya, berarti Azkia sengaja diracunin gitu?"

Kezia mengangguk " Bisa jadi, kemarin aja pas Kezia diculik, si penculiknya tuh bahas-bahas Azkia mulu, kayaknya salah tangkap orang apa gimana sih?" Jawabnya kemudian melirik Azkia.

" Ternyata nikah sama pengusaha muda yang mukanya kek serbuk berlian banyak cobaannya juga ya, kasian banget Kiki" Ucap Esya yang langsung diangguki oleh Kezia.

Namun kemudian Kezia menggelengkan kepalanya " Eh Esya jangan gitu dong! Nanti kan Aldi mau jadi pengusaha juga, masa nanti Kezia kena teror-teror kayak gini juga sih" Protesnya yang membuat Esya terkekeh.

Esya memasang wajah menyesal " Tapi gimana ya Zia ya, Aldi nggak seganteng Pak Agam jadi kayaknya gak mungkin" Jawabnya sambil menyatukan kedua jari telunjuknya.

" Kezia benci ngakuinnya, tapi emang iya sih. Jauh banget Aldi sama Kak Agam mah, mana Kak Agam tuh agak dingin-dingin gitu kayak cowok idaman novel banget, apalagi kaya juga hahaha" Ucap Kezia membuat Esya tertawa kecil.

" Bener, Pak Agam mah sugar daddy-able lah! Maaf ya Ki, tapi kita suka khilaf aja liat cowok ganteng" Ucap Esya sambil mengelus lengan Azkia " Makanya lo cepet bangun ih, biar bisa ghibahin Pak Agam barengan"

Kezia tersenyum tipis " Kak Agam cinta banget ya kayaknya sama Kiki, sampe merah matanya gara-gara nangis, bucinnya Kia is different banget sih" Ucapnya sedikit terkekeh.

Handphone Esya berdering, gadis itu mengambilnya dan ternyata ada panggilan masuk dari Akmal, Kezia yang tak sengaja melihatnya pun mengerutkan keningnya heran, nama kontaknya Kak Akmal Raveenan, itu jelas Akmal Masnya.

" Esya deket sama Mas Akmal, ya? Kok Mas Akmal telpon-telpon Esya sih?" Tanya Kezia yang membuat Esya menolak panggilan masuk dari Akmal, dan memasukkan handphonenya ke dalam tas.

Hello Papa Agam!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang