Chapter 2

4.8K 281 24
                                    

Di teras belakang rumahnya, Azkia sedang menimang Ajun menghadap pada matahari yang sudah terlihat menyilaukan. Kata Unda dan Mamanya, Azkia harus sering membawa Ajun berjemur agar Putranya itu mendapat vitamin D alami dari sinar matahari yang bagus untuk tulang dan gigi.

Sambil terus mengajaknya bicara, Azkia sesekali mencubit pipi Ajun dengan gemas. Anaknya itu mirip dengannya, walaupun ada sebagian mirip Papanya " Tayangnya Mama senyum ihh, gantengnyaaa..."

Umurnya yang masih 21 tahun membuat Azkia sedikit kesulitan mengurus Ajun, apalagi ini pertama kalinya ia menjadi orang tua, tapi untungnya Unda dan Mama mertuanya selalu membantu dan mengajarinya mengurus Ajun.

" Yang sarapan dulu!" Ucap Agam yang berjalan mendekati Azkia dengan membawa nampan berisi dua gelas susu coklat, satu piring nasi goreng, dan satu piring gorengan tahu.

Azkia menoleh pada suaminya " Aa dulu aja, nanti kita gantian gendong Ajun, tanggung soalnya" Ucapnya lalu kembali menatap Ajun.

" Orang ini aku bawain buat kita, nggak liat kamu aku bawa sebanyak apa ini nasinya?" Ucap Agam sambil menunjukkan piringnya yang berisi penuh sampai sedikit menggunung.

Agam duduk di sebelah Azkia " Papa sama Mama makan dulu ya sayangg... Cepet gede, biar kamu bisa rasain seenak apa masakannya Mama" Ucap Agam sambil mengelus pipi Ajun yang tampak chubby.

Mendengarnya Azkia tersenyum " Emang dasar tukang gombal kamu A! Berani-beraninya ngomong kayak gitu didepan anak aku" Ucapnya sambil menyenggol Agam dengan bahunya.

" Anak aku juga yaa hee! Enak aja anak kamu doang, kan bikinnya barengan Yang.. Udah ini makan dulu, aku suapin yaa" Ucap Agam sambil menyodorkan sesendok makanan pada Azkia.

" Masa sih anak kamu juga? Aku yang hamil, aku yang ngidam, aku yang muntah-muntah, terus aku juga yang ngelahirin.. Gimana tuh?" Ucap Azkia sambil mengunyah makanannya

Agam menaikkan satu alisnya " Yang nyumbang benih sapa sih emang Yang? Tanpa ada akumah gak bakalan tuh kamu hamil, ngidam, muntah-muntah, apalagi lahiran.. " Ucapnya membalas ucapan Azkia.

Mendengar jawaban Agam yang masuk akal membuat Azkia memicing lalu menatap Ajun " Nanti Mama tidurnya sama Ajun yaaa, lagi sebel sama Papa" Ucapnya.

Emang gue mah ditakdirkan untuk kalah sih

" Iyaiyaaa deh Yang terserah kamu, Ajun itu anak kamu bener, kan kamu yang hamil, yang muntah-muntah, yang ngidam.. Akumah cuma kacang goreng di dalem kaleng monde" Ucap Agam menunduk

Tanpa sadar ucapan Agam itu membuat Azkia tertawa, dengan tangannya yang menganggur Azkia menarik hidung suaminya dengan gemas " Ih Aa tuh ya! Gak bisa apa sehari aja bikin aku nggak tambah sayang!! Gemesin tau gaak!!" Ucapnya

Agam tersenyum manis menunjukan susunan giginya yang rapi " Kalo kamu masih murid aku yaa Yang udah pasti aku suruh ke depan deh, berani-beraninya ngerjain aku yaa kamuu" Ucapnya

" Idih siapa yang ngerjain kamu sih A, semuanya fakta kan? Emang Aa ada pernah muntah-muntah?" Tanya Azkia dengan alis yang di naik-turunkan

Agam mengerutkan keningnya mencoba mengingat-ingat " Ah kayaknya pernah tuh Yang aku muntah-muntah" Ucapnya kemudian

" Apaan sih ngarang nih orang tua!" Ucap Azkia menoel pipi Agam yang tampak chubby.

Agam menatap Azkia tak percaya, istrinya itu malah cekikikan tanpa dosa padahal tadi ia meledeknya tua benar-benar Azkia ini ya " Orang tua? Kamu ini emang nantangin aku terus ya Yangg, ini terima niihh" Ucap Agam sambil menusuk pinggang Azkia dengan jari telunjuknya membuat sang istri kegelian.

Hello Papa Agam!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang