Bonus Chapter ( Spesial Akmal-Naya )

460 34 1
                                    

hai temen-temen! hehe apa kabar semuanya? mudah-mudahan masih inget ya sama aku. Ini part spesial buat kalian yang penasaran sama ending Akmal sama Naya gimana, semoga puas ya dengan keputusan Naya!

****

Di senin pagi yang mendung, Agam berjalan mondar-mandir di depan IGD rumah sakit karena tiba-tiba saja Azkia mengeluh kalau perutnya sakit ditambah ada darah mengalir dari pangkal pahanya.

10 menit Agam dilanda cemas, sang dokter yang menangani istrinya di dalam akhirnya keluar dan menghampiri Agam " Pak Agam, saya mau minta maaf sebelumnya, Bu Azkia mengalami keguguran" Ucapnya yang membuat Agam terdiam bak disambar petir.

" Beliau mengalami keracunan makanan yang membuat kondisinya janinnya melemah dan tidak bisa diselamatkan. Bu Azkia juga harus mendapatkan perawatan intensif minimal satu hari disini untuk pemulihan rahimnya" Lagi-lagi Agam hanya menghela napas gusar.

" Baik dok, terima kasih banyak" Ucap Agam yang kemudian berlari ke meja registrasi agar Azkia bisa segera dipindahkan ke ruang rawat biasa dan setelah selesai langsung menghampiri istrinya yang masih tak sadar di bankar IGD.

Agam meraih tangan Azkia lalu mengecupnya beberapa kali membuat Azki sedikit terusik " Aa.. Perut aku.. " Suaranya yang parau membuat Agam sigap mengelus kepalanya.

" Hallo sayang, alhamdulillah udah bangun. Kenapa perutnya? Masih sakit? Mau aku panggilin perawat?" Tanya Agam sambil terus mengelus kepala Azkia.

Istrinya itu menggelengkan kepala " Gak usah, anak kita gimana, A? Dia... Nggak papa, kan?" Tanya Azkia dan Agam tersenyum sebelum menjawab pertanyaannya.

" Dia gak papa, kok. Dia malah udah senyum-senyum di atas sana liatin Mamanya yang kuat, jangan sedih ya. Pasti ada hikmahnya, pasti ada alasannya kenapa Allah panggil Dia sekarang" Jawab Agam, mendengarnya Azkia terdiam, tatapannya pun kosong.

" Aku lalai, ya, jadi Ibu? Dia aja belom liat dunia loh, A, belom denger suara Mamanya, belom denger suara adzan Papanya, bahkan Arjuna aja belom ketemu. Kenapa sih?" Ucap Azkia dengan setetes air mata yang jatuh dari mata kirinya.

Agam beringsut lantas memeluk Azkia yang tampak rapuh, " It's okay, Baby. Nanti kita semua ketemu Dia di surga ya, lagian ini semua bukan salah kamu, kan tadi aku udah bilang kalo Allah pasti punya alesan dan ini emang takdirnya. Kehilangan pasti, aku juga kehilangan, tapi gak perlu sampe menyalahkan diri sendiri gini" Ucapnya sambil mengelus bahu Azkia.

" Aku sedih banget, Aa. Pengen nangis sebentar aja, ya?" Tanya Azkia yang diangguki Agam dan pelukannya semakin mengerat, Azkia menumpahkan segala tangisnya di dada suaminya.

Dua jam setelahnya, semua orang berkumpul di halaman belakang rumah Darko, menguburkan calon anak Agam yang meninggal akibat benturan keras saat masih dalam kandungan Azkia. Azkia menangis tersedu di atas kursi rodanya saat mendengar Agam mengumandangkan adzan sebelum tanah menutup jasad Putranya.

Naya yang berdiri di sebelahnya mengusap-usap bahu Azkia berusaha menenangkan " Kamu pasti kuat, Ki. Kita semua disini ada buat kamu, yang sabar ya" Ucapnya yang membuat Azkia mengangguk.

Sonya dan Resti kemudian memeluk Azkia dan menangis bersama, membuat Agam ikut menangis saat memasang batu nisan di makam Putranya. Bahkan Akmal pun jadi terisak mengingat betapa antusiasnya Agam saat menceritakan bahwa ia akan memiliki anak keduanya.

Setelah doa bersama, semuanya berkumpul di ruang keluarga rumah Darko, Akbar berlarian disana sedikitnya bisa menghibur Azkia.

" Kandungan Naya seumuran Kia ya? Jaga baik-baik tuh istrimu, Mal, jangan dibikin stress" Ucap Handi sambil melepas peci di kepalanya.

Hello Papa Agam!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang