ROSÉ
Oruc Port, District Beta, Xylon
BRUUKKK!!
"Aww!" ringisku pelan saat Jayden mendorong tubuhku dengan kasar. Ia mendelik tajam ke arahku sebelum akhirnya bangkit berdiri lalu membersihkan pakaiannya. Matt yang sempat buang muka kini kembali mengarahkan pandangannya pada kami secara bergantian, masih dengan raut wajah shock yang menghiasi wajahnya.
"Gila! Kalian benar-benar gila! Apa yang sebenarnya terjadi pada kalian saat aku meninggalkan kalian berduaan?" tanyanya sambil menjulurkan tangannya untuk membantuku berdiri.
Aku pun meraih tangan Matt, "Tidak terjadi apa-apa. Aku hanya menyampaikan perasaanku yang sebenarnya pada Jay. Dan bisa kau lihat, kan? Sepertinya dia menolakku mentah-mentah." ucapku asal yang kontan membuat Jayden melongo.
"Perasaan? Perasaan apa?" Matt menaikkan sebelah alisnya.
"Kenapa tanya lagi? Aku kan jadi malu. Bukankah sudah jelas kalau aku menyukainya? Aku menyukai Jayden sejak pertama kali bertemu, saat dia dan Lisa datang menyelamatkanku di rumah penyihir, Emily." dustaku.
Matt pun berjengit, "Huh?! Sudah selama itu?!"
"Kau gila, ya?! Tarik kembali ucapanmu. Ini sama sekali tidak lucu!" sergah Jayden sinis.
Dia berusaha memasang tampang galak untuk memberiku peringatan lewat ucapannya tapi aku bisa melihat dengan jelas ketakutan di sepasang mata abu palsunya. Aku suka melihat wajahnya yang terlihat lemah itu. Biasanya dia akan selalu menaikkan dagu dan memandang remeh padaku. Sayangnya mulai hari ini hal itu tidak akan pernah terjadi lagi sebab kartu matinya sudah sepenuhnya berada di tanganku.
Kulangkahkan kakiku menuju Jayden kemudian menatapnya tepat di manik mata. Untuk pertama kalinya, aku punya kepercayaan diri yang tinggi saat berhadapan dengannya. Aku lalu menarik pelan kerah bajunya untuk mensejajarkan wajahnya dengan wajahku.
"Kau baru tahu ya kalau aku... memang gila?" bisikku pelan sebelum mengecup bibirnya lagi.
Pupil matanya refleks melebar. Namun tidak seperti sebelumnya, aku tidak menerima penolakan yang berarti darinya. Tentu saja bukan karena ia menikmatinya namun lebih kepada rasa terkejut yang tak dapat dihindarinya.
Aku menjauhkan bibirku kemudian berbalik menghadap Matt lagi. Sesuai dugaanku wajah Matt kini terlihat seperti orang dungu yang takjub melihat salah satu keajaiban dunia tepat di depan mata. Aku melingkarkan lenganku di lengan Jayden kemudian tersenyum cerah pada Matt.
"Jadi, mulai hari ini Jayden adalah milikku. Apapun yang terjadi aku tidak akan pernah melepaskannya." ucapku tenang tanpa keraguan sedikitpun.
"Woaahhh... kau... benar-benar hebat." komentar Matt sambil mengarahkan kedua ibu jarinya padaku.
Jayden mendengus kesal lalu menghempaskan lenganku yang terkait padanya. Ia melirikku sinis kemudian berjalan cepat meninggalkan kami berdua tanpa sepatah kata pun.
"Hei, Jay! Kau mau kemana? Mengapa kau pergi begitu saja?" tanya Matt yang bingung sembari berlari kecil untuk berusaha mengimbangi langkah panjang pemuda itu.
Melihat hal itu aku pun menarik sudut kanan bibirku sambil mengamati sosok dua orang yang kini berjalan beriringan menuju mobil. Aku tersenyum lebar-penuh kemenangan.
"Dor! Skakmat! Mari kita lihat berapa lama kau akan bertahan dengan raut sombongmu itu." cibirku seraya mengarahkan telunjuk dan ibu jariku ke arah punggung Jayden yang semakin menjauh.
***
Breux Garden, District Beta, Xylon
Kedatangan kami di Breux Garden tepatnya di bekas wahana Trickey Mouse yang kami jadikan camp sementara disambut oleh pemandangan wajah baru. Aku memperlambat langkah saat menyadari bahwa kini ada tambahan seorang pria muda yang ikut diborgol di dinding tepat di samping Julia. Yang agak mengejutkan, pria itu mengenakan seragam yang hampir sama dengan kami. Ah, tidak. Seragam itu lebih mirip dengan seragam seseorang yang mati tertembak oleh komplotan polisi palsu di Pelabuhan Oruc sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tale of Xylon
Fantasy"XYLON : Sebuah negara monarki dari Planet Arcas yang ada pada Manhwa fenomenal berjudul "The Tale of Xylon" yang ditulis oleh Lee Hyun Soo pada tahun 2010. Manhwa tersebut terkenal sebagai kisah terkutuk karena komikusnya yang hilang secara misteri...