14 : Incredible Neophyte

382 95 15
                                    

ROSÉ

Breux Garden, District Beta, Xylon

Duduk bersisian dengan rekan-rekan sembari menyantap ikan bakar di depan perapian harusnya menjadi kegiatan yang menyenangkan. Namun hal itu sama sekali tak berlaku bagiku saat ini. Pikiranku masih saja tertuju pada ucapan Jayden beberapa waktu yang lalu tentang Xylon sebagai dunia manhwa atau dimensi lain. Bila harus diposisikan, sekarang ini aku sedang berada diantara percaya dan tidak percaya. Alasannya? Tentu saja karena pernyataan itu terlalu tidak masuk akal untuk dapat dipercaya namun di sisi lain, tempat ini juga terlalu fana untuk disebut sebagai dunia nyata. Soalnya selama hidup di bumi sekitar 23 tahun lamanya, aku tidak pernah sekalipun mendengar NASA mengumumkan penemuan planet baru bernama Arcas. Tak pernah ada juga catatan sejarah yang menunjukkan proses pembentukan sebuah negara bernama Xylon. Alhasil yang kulakukan saat ini hanyalah duduk terdiam sambil memandangi ikan bakar yang tak kunjung kusentuh sementara Matt, Lisa, dan James tampak telah menghabiskan santap malam mereka.

Tak berapa lama kemudian, aku melihat sosok Jayden yang baru saja turun dari dalam mobil untuk kemudian bergabung bersama kami. Sama sekali tak ada yang berubah dari wajahnya. Ia mengambil posisi duduk di sebelah James dengan raut wajah datar. Harus kuakui dia benar-benar hebat dalam menyimpan rahasia.

"Woo... akhirnya pangerannya datang juga. Bagaimana rasanya berduaan? Ternyata kau masih pria tulen ya, Jay!" celetuk Lisa sembari mengedip ke arahku yang kemudian kubalas dengan senyuman kecut. Kupikir tadinya aku akan baik-baik saja dengan gosip gila ciptaanku sendiri ternyata baru beberapa jam saya sudah membuatku risih.

"Rasa apanya?" tanya James yang kemudian memberikan sepiring ikan bakar yang baru selesai dipanggang pada Jayden.

Lisa terkekeh geli, "Kau masih terlalu kecil untuk tahu hal itu."

"Tch, kau terlihat seperti nenek tua kalau bicara begitu. Padahal umur kita hanya beda 3 tahun." gumam James.

"Setiap pria pasti membutuhkan belaian wanita sekalipun sedang berada di medan perang. Kau tidak tahu soal itu? Menurutku tidak ada salahnya, sih tapi... yang menjadi pertanyaanku adalah apa tidak terganggu kalau melakukannya di sini? Di dalam kan hanya ada ruang bersekat. Suara desahan kalian hanya akan membuat yang lainnya iri." goda Matt yang disambut tawa renyah oleh Lisa. Keduanya bahkan saling berhi-five ria saat aku menunjukkan raut wajah shock.

Tapi tunggu dulu. Alih-alih menunjukkan raut wajah tak suka seperti yang biasa ditunjukkan olehnya, Jayden malah mengangkat sebelah sudut bibirnya seolah-olah mulai menikmati lelucon itu.

"Siapa yang mau tidur bersama?!" seru Lucas penuh antusias sesaat setelah ia datang bergabung bersama Crux. Meski tangannya masih memegang laptop untuk memantau perkembangan jaringan tapi untuk urusan seperti ini telinganyalah yang paling sensitif.

"Tidak ada!" jawabku ketus yang justru membuat semua mata menatapku.

"Jangan malu begitu. Padahal tadi kau lancar sekali menyampaikannya pada kami." ujar Lisa yang menyikutku berulang kali.

"I-itu tadi..."

"Jayden dan Rosé mereka-"

"Aku menyukai Jayden. Iya, aku menyukainya. Tadi aku bilang begitu pada mereka. Ha-ha-ha..." kataku akhirnya diiringi dengan tawa sumbang. Pernyataanku barusan kontan membuat Lucas dan James tercengang hebat. James bahkan sampai mengeluarkan kembali daging ikan yang baru saja masuk ke mulutnya. Berbeda dengan mereka, ekspresi yang ditunjukkan oleh Crux malah terlihat tenang dan sulit ditebak. Ia lalu menggaruk dahinya lalu mengambil posisi duduk di sebelahku.

"Kau... tidak sedang mengalami depresi atau amnesia, kan?" tanyanya dengan tatapan tajam yang lumayan mengintimidasi. Karena tidak mengerti kemana arah pertanyaan yang dilontarkannya barusan jadi aku hanya menggeleng pelan tanpa berkata apa-apa.

The Tale of XylonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang