Agios Camp, Distrik Alpha, Xylon
ROSÉ
"Jay, aku minta maaf. Aku tidak bermaksud-"
"Keluar sekarang. Aku tidak ingin melihatmu di sini." desisnya tajam.
"Biarkan aku membantumu. Aku akan mengobatinya."
"Keluar kataku."
"Tapi-"
"KELUAR!!" teriaknya keras yang hampir menghentikan detak jantungku.
Tanpa perlu menunggu lama aku segera berlari menyusuri satu per satu anak tangga yang telah kulalui sebelumnya. Ini pertama kalinya sejak tiba di Xylon aku melihat Jayden marah besar. Padahal yang kutahu selama ini dia adalah sosok yang pendiam dan tidak mau ikut campur dengan masalah apapun yang terjadi di camp. Ini salahku karena tidak menganggap serius ucapan James beberapa saat yang lalu.
Aku menyenderkan tubuhku tepat di depan pintu masuk laboratorium sambil mengatur pernapasanku yang memburu karena perasaan takut yang bercampur lelah.
"Apa yang sedang kau lakukan disitu? Kau sudah menyelesaikan seluruh tugasmu hari ini?" tanya Crux yang menghampiriku lalu berdiri sambil berkacak pinggang.
Aku merengut, "Tugas katamu? Mengapa kau tidak bilang sebelumnya kalau masuk ke dalam laboratorium Jayden sama berbahayanya dengan berkeliaran di Xylon tanpa senjata, huh?"
"Aku tidak menyuruhmu masuk ke dalam sana. Aku hanya minta agar kau mengobati lukanya. Mengobatinya bisa dilakukan di luar, kan? Mengapa kau harus masuk ke dalam sana?"
"Mengobatinya di luar laboratorium? Itu sama saja. James bilang dia hampir tidak pernah keluar dari laboratorium jika bukan untuk latihan, menghadiri kelas, ataupun makan bersama."
"Kalau begitu kau bisa melakukannya sebelum latihan atau sebelum makan malam tadi."
Ucapan Crux barusan menyadarkan betapa bodohnya aku. Dia benar. Kenapa aku harus repot-repot segala masuk ke tempat berbahaya seperti itu?
"Kenapa? Kau merasa telah melakukan hal bodoh, ya? Sudahlah tidak perlu disesali. Hal itu sudah terjadi. Sekarang kembalilah ke kamarmu karena besok kau harus mengikuti latihan bersama mereka."
Aku berdecak kesal sebelum akhirnya menuruti perintahnya "Hmm... baiklah, Tuan Crux yang terhormat. Aku pergi dulu. Terima kasih atas sarannya yang sangat bermanfaat." kataku ketus yang disambut oleh senyuman masam darinya.
***
AUTHOR
Crux membuka pintu di hadapannya dan menuruni satu per satu anak tangga sepeninggalan Rosé. Ia berjalan menghampiri Jayden yang masih sibuk membalut tangannya yang sedikit melepuh akibat terkena cipratan cairan kimia.
"Apa aku mengganggumu?" tanya Crux.
Jayden menoleh sekilas kemudian menggeleng, "Tidak. Masuklah."
"Bagaimana dengan penelitianmu tentang axetolyn sejauh ini? Apa memungkinkan untuk membuatnya bercampur dan mengubah warna darah gadis itu?"
"Aku masih belum yakin apakah axetolyn yang pernah kubuat untuk menyamarkan bau bisa digunakan padanya, untuk itu aku sedang bereksperimen dengan pembaharuan komponen dan menamakannya dengan axetolyn 4-2. Manusia bumi punya darah berwarna merah dikarenakan protein hemoglobin jadi aku berencana membuat hemoglobinnya melemah sementara dan mengalirkan tembaga ke dalam oksigen di tubuhnya. Meskipun tetap saja aku masih belum yakin ini akan berhasil atau tidak. Tapi... boleh aku tahu mengapa kau akhirnya memutuskan untuk menyamarkannya? Padahal dia kan memang berfungsi untuk menarik perhatian Baracuda dengan darah miliknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tale of Xylon
Fantasy"XYLON : Sebuah negara monarki dari Planet Arcas yang ada pada Manhwa fenomenal berjudul "The Tale of Xylon" yang ditulis oleh Lee Hyun Soo pada tahun 2010. Manhwa tersebut terkenal sebagai kisah terkutuk karena komikusnya yang hilang secara misteri...