ROSÉ
Agios Camp, District Alpha, Xylon
Aku merasakan tenggorokanku ikut tercekat dan kesulitan untuk bernapas. Tanganku mencoba meraih sosok Crux namun pria itu malah menghindar sambil tertawa. Aku merangkak menuju Jayden yang masih duduk di kursinya dengan memasang ekspresi datar.
"To-tolong a-aku..." desisku yang mulai kehilangan penglihatan.
Namun bukan pertolongan yang kudapat, Jayden kini berdiri lalu berjongkok di hadapanku yang hampir mati lalu menarik sebelah sudut bibirnya sambil membelai rambutku, "Pergilah selama-lamanya. Dasar bodoh."
💀💀💀
"Rosé! Hei, Rosé! Sadarlah!"
"Uhuukk!!"
Aku terbangun dari tidurku dan mendapati Lisa tengah duduk di pinggir kasur sambil menatap khawatir padaku. Ia kemudian meletakkan punggung tangannya di keningku. Sementara itu aku sibuk memegangi leherku yang terasa sakit. Aku sedikit kaget saat dinginnya kantung es mendarat di pangkuanku.
"Astaga, akhirnya! Aku hampir gila karenamu. Apa yang sebenarnya terjadi padamu? Kau terlihat gelisah dan terus mengigau selama tertidur. Padahal demammu sudah turun."
"Eh? Demam?" tanyaku bingung. Aku berusaha untuk mencerna kata-kata Lisa barusan.
"Jadi... jadi itu tadi hanya mimpi? Semuanya hanya mimpi, kan?" kataku lagi sembari mengusap-usap dada lega.
"Apa sih maksudmu? Apanya yang mimpi?"
"Crux, Jayden, dan kalian semua. Mimpi yang sangat mengerikan dan terasa sangat nyata. Aku hampir gila karenanya."
"Aku masih belum mengerti dengan mimpi yang kau maksud tapi mungkin memang benar itu hanya halusinasimu saja. Padahal aku bermaksud untuk memujimu waktu itu tapi... melihatmu pingsan dan demam setibanya di sini aku jadi mengurungkan niatku." ujar Lisa yang terkikik geli.
"Kupikir aku menyelesaikan tugas pertamaku dengan sangat keren. Ternyata..."
"Hahaha... tidak juga. Kau tetap keren." kata Lisa sembari mengarahkan kedua ibu jarinya padaku. Aku tahu dia hanya basa basi untuk menghiburku.
Aku terpekur sesaat. Kedua mataku fokus menatap langit-langit kamar dan sekelebat ingatan tentang peringatan dari Jayden serta mimpi tadi muncul secara bergantian. Mimpi yang sangat sebenarnya tak ingin kuingat namun membuat penasaran. Apakah sebaiknya kutanyakan pada Lisa? Atau sebaiknya kusimpan saja sendiri?
"Hei... Rosé! Ada apa lagi? Hei!" seru Lisa sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahku.
"Eh? Huh? Tidak. Tidak apa-apa. Aku hanya teringat tentang perburuan tadi malam. Aku baru sadar kalau ternyata perburuan yang sebenarnya semengerikan itu." jawabku asal yang membuat Lisa mengernyitkan dahinya.
"Perburuan tadi malam? Mungkin maksudmu dua hari yang lalu." Lisa tampak mengoreksi kata-kataku.
"Huh? Dua hari yang lalu?"
Lisa pun mengangguk, "Benar. Dua hari yang lalu. Kau sudah tertidur selama dua hari, Rosé. Itu sebabnya perjalanan kita ke Distrik Beta ditunda. Tapi syukurlah sekarang kau sudah terlihat baik-baik saja."
"Du-dua hari?! Aku tertidur selama itu?!"
"Hmm... begitulah. Kami bahkan sempat berpikir kalau kau sudah mati karena tak bereaksi dengan alat-alat medis."
"Aku sudah tertidur selama dua hari tapi kalian hanya merawatku dengan... kantung es?" tanyaku tak percaya sambil mengangkat kantung es yang digunakan Lisa untuk mengompresku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tale of Xylon
Fantasi"XYLON : Sebuah negara monarki dari Planet Arcas yang ada pada Manhwa fenomenal berjudul "The Tale of Xylon" yang ditulis oleh Lee Hyun Soo pada tahun 2010. Manhwa tersebut terkenal sebagai kisah terkutuk karena komikusnya yang hilang secara misteri...