"The saddest thing about betrayal is that never comes from your enemies."
᚜ LEONE ᚛
⚜⚜⚜
Satu per satu antrian mobil mulai melewati gerbang menuju mansion bergaya Italianate, tempat berlangsungnya pesta keluarga Cassano. Penjagaan yang ketat membuat Alexa kehabisan kata-kata, ini sudah seperti pertemuan para pejabat negara dengan orang-orang paling berpengaruh diseluruh penjuru negeri. Matanya setia menatap Limousine hitam di depannya yang mulai bergerak menuju pos pemeriksaan. Kendaraan itu tampak gagah, mewah, dan sangat berkelas.
"Kau bisa berkenalan dengan sahabat-sahabatku di dalam. Tapi ingat, jangan jauh-jauh dariku," kata Leone dengan tegas.
Tanpa menoleh Alexa berkata, "Jangan memperlakukan aku seperti anak kecil. Aku bisa menjaga diriku sendiri."
Bibir Leone membentuk seringai tipis. Ia paham jika Alexa pandai bela diri. Tetapi akan lebih baik jika ia tetap berada disampingnya dengan wajah bahagia—tidak menunjukkan kebencian, sebab semua orang akan mengenalinya sebagai calon istri dari Leone Duke Luciano. Leone tidak ingin ada raut keterpaksaan diwajah kekasihnya.
"Kami memiliki cara yang berbeda untuk menyambut orang baru. Jangan membantah kata-kataku jika kau tidak ingin mendapatkan masalah."
Alexa menoleh dengan tatapan tajam dan tangan terlipat seperti menantang. "Apa mereka akan menodongkan pistol padaku? Atau pisau? Atau mungkin sesuatu yang bisa membunuhku dalam sekali serangan tanpa rasa sakit yang menyiksa?" cibir Alexa tanpa rasa takut. "Lagipula hidupku sudah penuh dengan masalah. Aku sudah terbiasa. Mau mati sekarang juga tidak apa-apa."
Leone terdiam sesaat. Ia melajukan mobilnya beberapa meter ke depan. Sebelum membuka jendela untuk seorang pria berbadan tegap dengan alat komunikasi di telinganya, Leone mencoba meraih Alexa sekali lagi.
"Aku tidak senang dengan itu. Lebih baik hidup daripada tidak sama sekali." Leone menawarkan tangannya untuk genggaman yang hangat selama beberapa menit ke depan. "Jangan khawatir. Aku tidak akan membiarkanmu terluka dan mati."
Gadis itu melirik telapak tangan berkulit pucat dengan bekas luka panjang yang terlihat masih baru. Itu tampak sangat menyakitkan. Siapa yang berani melukai Leone? Orang itu pasti sudah kehilangan akal.
Haruskah aku menerimanya? Alexa menghela napas, pasrah, lalu menggenggam tangan Leone erat-erat. Tangan laki-laki itu lebih besar dengan jari jemari lebih panjang dari miliknya. Ia memiliki cengkraman yang kuat, tetapi dingin. Sebuah senyuman lambat laun terukir di wajah Leone. Ia senang karena Alexa tidak menolak atau melawannya.
Setelah menembus keamanan yang berlapis, Alexa dan Leone akhirnya sampai di depan pintu masuk. Seorang laki-laki dengan jas hitam dan dasi kupu-kupu menyambut mereka dengan tangan terbuka. Ia tampak seumuran dengan Dante. Putra kedua dari Don Cassano, Revian Luis Cassano, tersenyum cerah saat mengantar pasangan itu melalui serambi rumah yang hangat dan menyenangkan. Sebuah lampu taman yang tidak terlalu terang serta pernak-pernik merah dan perak, tampak mendominasi ruangan besar yang saat ini mereka lewati.
"Siamo così felici che tu possa venire," kata Revian dengan hangat. Ia kemudian menjabat tangan Leone. "Saya harus memberi selamat kepada Anda atas selera Anda yang luar biasa. Calon istri Anda sangat cantik, Tuan Leone." Revian selalu berbicara formal pada siapapun yang lebih tua darinya. Ia mewarisi sifat rendah hati sang ibunda yang terkenal lembut dan sangat sabar menghadapi kekejaman suaminya.
[Saya sangat senang Anda bisa datang]
Leone hanya mengangkat sedikit sudut bibirnya dan mengembalikan tangannya ke punggung Alexa. "Lama tidak bertemu, Revian," ucapan sederhana Leone lontarkan, bersamaan dengan Alexa yang membalas senyuman Revian.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil
Romance[FOLLOW SEBELUM BACA KARENA SEBAGIAN CERITA DI PRIVATE] RECOBRA CHRONICLES BOOK 1 ••• Perjanjian sumpah darah dari masa lalu menyatukan Alexa dan Leone dalam sebuah ikatan pernikahan. Tidak ada jalan lain bagi Alexa selain kematian jika ia ingin kel...
