Chapter 22

36.4K 3.1K 1.3K
                                        

"If I ever let my head down it will be just to admire my shoes."
᚜ ALEXA ᚛

⚜⚜⚜

Para tamu telah selesai memberikan berkat mereka kepada Leone dan Alexa. Memberi ucapan selamat dan menyampaikan begitu banyak harapan agar pernikahan keduanya awet sampai tua. 

Semburat jingga di atas awan hampir memenuhi hamparan langit bersama burung-burung yang melintas dari balik bukit. Semua orang bersuka cita atas pernikahan saudara mereka yang menandai berakhirnya perjanjian sumpah darah sejak delapan belas tahun lalu. Di mana perjanjian itu telah mengubah hidup seorang gadis tangguh, dengan mimpi-mimpi yang hampir luruh, namun lambat laun kembali utuh. 

Leone dan Alexa berjalan berdampingan sembari menyapa beberapa orang yang tersenyum ke arah mereka. Sorak sorai kegembiraan terdengar dari segala sisi ketika mereka akhirnya duduk dan berkumpul dengan semua anggota keluarga untuk menikmati pesta malam ini.

Satu per satu cerita tentang pernikahan dari masa lalu mulai digaungkan oleh para pria. Mulai dari sejarah pernikahan Carlo dan Sabrina yang diawali dengan pertemuan bisnis kakek Leone bersama seorang pemilik perusahaan asuransi ternama di Jerman, kemudian berlanjut dengan kisah Anthony dan Isabella yang dijodohkan karena mereka telah bersahabat sejak kecil.

Mereka semua menikah dengan orang-orang yang memiliki harta dan kekuasaan. Orang-orang dengan tujuan dan ambisi yang sama. Mereka membangun pondasi bagi generasi selanjutnya untuk meneruskan kerajaan yang telah ada sejak ratusan tahun lalu. Kerajaan yang diperluas dengan cara kejam dan licik. Di mana darah dan jeritan rasa sakit telah menjadi makanan sehari-hari bagi mereka yang telah mengorbankan seluruh hidupnya untuk menjadi bagian dari Mafia. Dunia memang tempat yang menakutkan dan Alexa semakin sadar dengan apa yang ada dihadapannya saat ini.

Marcello datang dan duduk di samping Leone setelah tak terlihat selama sepuluh menit terakhir. Mereka kemudian membicarakan sesuatu tentang kasino dan semacamnya. Masih terlalu dini bagi Alexa untuk bertanya tentang bisnis apa saja yang sebenarnya dijalankan oleh keluarga Luciano saat ini. Yang ia tahu: Leone memiliki sebuah perusahaan properti dan pelayaran yang cukup besar sejak tujuh tahun lalu; Dante menangani berbagai konflik geng antar Mafia lokal di Lazio dan Lombardy; Marcello memiliki banyak pub dan kasino—legal—raksasa di Los Angeles dan Las Vegas.

Bibinya pernah mengatakan jika ia tidak perlu ikut campur dengan bisnis keluarga Luciano. Yang perlu ia lakukan hanyalah menjadi istri yang baik untuk Leone dan memimpin Morel Bank setelah pamannya pensiun. Akan tetapi rasa penasaran seorang detektif akan tetap mendarah daging sampai mereka mendapatkan jawaban dari ribuan pertanyaan yang menumpuk di kepala.

"Minumlah. Kurasa kau hanya gugup untuk akan melewati malam pernikahanmu," kata Sabrina dengan senyum tipis. Ia menuangkan wine ke dalam gelas Alexa dan mulai berbicara tentang malam pertama. Topik yang tidak akan bisa Alexa hindari saat ini.

"Terima kasih, Bibi." Alexa meraih gagang gelas kaca didepannya dan mulai meneguk sedikit demi sedikit anggur yang diproduksi dari kebun milik keluarga Gianluca. Ia kembali melirik pria disampingnya yang masih asyik berbicara dengan saudara laki-lakinya yang akan segera kembali ke Washington, D.C. dalam dua hari.

Sabrina berbisik pada Alexa. "Kau tahu? Beberapa orang sebenarnya menunggu untuk malam ini." Ia melirik beberapa tamu yang tengah sibuk mengobrol dengan rekan satu meja.

"Apa maksud Bibi? Apa yang mereka tunggu?" tanya Alexa dengan suara pelan.

"Darah di sepraimu," kata Sabrina. Membuat Alexa terdiam seketika. “Darah yang membuktikan jika kau adalah wanita terhormat.”

The DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang