17. SI KEPO ANDRE

1.1K 160 5
                                    

Hai! Jangan lupa tetap kasih vote ya😁

🍒🍒🍒

Aku lalu melangkah kembali ke kelas dengan enggan. Pelan, menengok ke belakang. Rian memandangiku lalu menyunggingkan seulas senyum.

Aku benci perpisahan! Tapi hey, aku masih bisa bertemu dengannya jika di rumah bukan?

Oh Tuhan, mengapa aku sebucin ini?

Lagi, penyakit apa yang sedang menjalari tubuhku? Mengapa aku seperti orang bodoh yang terus saja tersenyum malu-malu saat mengingat wajah hantu itu. Belum lagi jantung yang selalu berdebar kencang bila di dekatnya. Huh.

Aku terus melangkah di koridor dengan wajah tertunduk. Jangan lagi ada yang melihat wajahku saat merona seperti ini.

"Aduh!"

Aku tersungkur cukup keras di lantai karena tersandung sesuatu.

"Ups, maaf." Aku mendongak. Seorang siswi yang sedang menyender di dinding menutup mulutnya. Sok kaget.
Kemudian menarik kembali kaki berbalut sepatu Converse hitam yang menghalangi jalanku.

"Gue sengaja!" Ia tersenyum menyebalkan.

Aku tahu namanya, Lisa. Anak tetangga yang hobinya malakin adek kelas. Ia dan teman-temannya menertawakan keadaanku yang terduduk menyedihkan disaksikan banyak orang.
Lisa juga salah satu teman dari cewek-cewek yang dikejar anjing waktu itu walaupun mereka berbeda sekolah.

"Makanya jalan itu pake mata dong!" hardiknya mendorong keningku dengan telunjuk.

Ia mendekatkan wajah di telingaku.
Wajah dipoles bedak serta lipstik secara berlebihan itu menyeringai.

"Satu lagi, ini balasan karena lo udah bikin temen gue celaka."

Aku teringat kejadian beberapa hari lalu. Saat cewek-cewek tukang palak itu dikejar anjing besar hitam yang dilepaskan Rian. Kabar yang santer terdengar, salah satu dari mereka dilarikan ke rumah sakit. Aku tidak menyangka kejadiannya akan semengerikan itu. Sungguh.

"Yuk ah!"

Aku memandang nanar Lisa yang melenggang pergi diikuti teman se-gengnya. Mereka jahat.

Dasar! Tunggu karmamu Lisa!

"Aww!"

Lisa terpekik bersamaan dengan tubuhnya yang tersungkur tak jauh dari pintu kelas. Seseorang menghalangi langkahnya dengan kaki. Doaku terkabul.

"Oh maaf."

Aku mendongak. Mendapati Andre bersandar tak jauh di depannya dengan melipat tangan. Meminta maaf, tapi tidak tampak rasa bersalah di wajah datarnya itu.

"Maksud kamu apa, hah?!" Lisa tak terima. Ia bangkit berdiri menghadapi Andre.

"Ya maaf, gue kira lu jalannya pake mata."

Andre tersenyum sinis.

Lisa menoleh padaku, wajah semerah kepiting rebusnya sangat jengkel. Ia kemudian menatap Andre.

"Lo!" Ia menunjuk wajah Andre. Geram.

Andre dengan wajah datarnya itu juga menatap Lisa tak kalah sengit sambil bersedekap.

Lisa menghentakkan kaki. Tidak melanjutkan ucapannya. Ia lalu mengomando teman-temannya pergi sambil mengumpat tak jelas.

Andre menoleh padaku, mengangkat bahu kemudian pergi.

Aku memandangi pemilik punggung tegap itu hingga masuk kelas. Tak habis pikir.

Segera saja aku bangkit berdiri. Teringat masih terduduk di lantai dalam keadaan konyol. Menepuk-nepuk lutut dan telapak tangan dari debu yang menempel, kemudian berlari menuju kelas. Masih ditatap banyak orang.

HANTU ANEH (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang