31. TIDAK MUNGKIN!

1K 147 34
                                    

Kelamaan ya nunggunya😅
Heheee maaf yak. So, silakan nikmati sensasinya😊

🍒🍒🍒

Jangan sampai waktu terlambat menyadarkanmu betapa berharganya seseorang.

Ree Caltha

***

Aku tertegun di depan lemari Ibu. Mengamati satu foto keluarga usang yang tertempel di pintu lemari.
Terlihat ibu dan seorang lelaki yang jelas sekali bukan bapak berpose mengenakan pakaian pengantin. Mereka tampak bahagia dengan seorang anak kecil yang duduk di antara keduanya. Anak perempuan yang tentunya bukan aku.
Namun, sangat familiar.

Itu ... Risa!

Sontak napasku tercekat. Apa arti semua ini?

Aku menggosok mataku berulang kali hanya untuk memastikan ini ilusi. Namun, tetap saja foto itu masih tertempel di sana.

"Menyadari sesuatu, Kak Ratna?"

Suara lemah berbisik dekat telingaku disertai angin kencang menyapu tengkuk.

Sigap aku berbalik. Mendapati Rian bersandar di dinding sambil mengangkat bahu, ikut menyaksikan asap hitam yang bergelung dan perlahan membentuk satu sosok.

Sosok bocah kecil berusia 7 tahun berdiri di hadapanku. Sosok familiar dengan wujud yang berbeda.

Sosok kecil itu melayang dengan sorot mata merah penuh kebencian. Wajahnya pucat pasi dengan gigi bergemeletuk, menggigil.
Ia mengenakan dress putih kusam seperti biasa, tapi kali ini terlihat basah dengan tetesan air bercampur darah. Mungkin saat jatuh di sungai, kepalanya terbentur batu atau apalah sampai-sampai darah tak berhenti mengalir dari pelipisnya.

"Risa?" cicitku tak menyangka. Setelah menguasai diri.

"Ya, ini Risa," jawabnya menyeringai.

Ia melayang mendekat. Aku meneguk ludah melihat penampilan asli Risa. Ia benar-benar berbeda.

"Jangan mendekat!" titahku.

Risa berhenti. Matanya nyalang memandangiku yang berdiri gemetaran di sebelah lemari.

"Mau kamu apa Risa? Kok Risa jahat sih sama Kak Ratna?" tanyaku emosional. Menahan gemuruh dalam dada karena penghianatan.

Risa tertawa geli. Seolah-olah aku tadi melontarkan lelucon.

"Kakak kenapa sih?" Ia bertanya seolah tak bersalah.

"Kamu kan yang bunuh orang-orang itu?" Maksudku adalah Fani, Mang Ujang dan istrinya.

Risa menatapku, tak percaya.

"Kamu juga mau bunuh ibuku, kan?"

Risa terdiam. Menunduk dalam seperti bocah yang dimarahi karena merusak mainan.

"Jawab Risa!" bentakku tak bisa menahan diri. Gejolak amarah dalam diri tak bisa kutahan.

"Iya, itu aku!" Akhirnya ia mengaku juga.

"K-kamu?" Aku melotot. Sebenarnya aku berharap kalau Risa tidak melakukan ini. Namun, ia sudah mengaku.

"Kok kamu tega, Risa?" lirihku lemah sambil menjatuhkan diri ke lantai. Tak ada kekuatan untuk tetap berdiri mendengar pengakuanya.

"Kakak masih ingat dengan cerita kematianku dulu?"

Aku tak menjawab. Melirik Rian yang sepertinya enggan terlibat dalam percakapan ini. Ia hanya berdiri di pintu sambil memperhatikan kami berdua.

HANTU ANEH (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang