"Aku menemukan banyak barang di kamarmu. Tidak semuanya berbau boy-stuff. Parfum Katy Perry, roll rambut, sandal bulu, dan selimut princess yang semuanya berwarna pink dan kau sembunyikan di kolong tempat tidurmu, dan ini!" Vigi menjelaskan dengan seksama barang-barang apa yang ditemukannya di kamar Calum. Dan benda terakhir yang dia tunjukkan adalah sebuah kondom yang belum dipakai.
"Rasa strawberry! Apa kau menyukainya, Vi? Kita bisa mencobanya sekarang." mata lelaki itu memang tertuju pada benda di tangan Vigi yang sengaja diacungkannya ke udara.
"Aku tidak sedang membicarakan benda ini. Tapi semuanya, secara keseluruhan. Aku bingung, apa mungkin kau punya kelainan?" ujar Vigi sambil bertanya-tanya tentang koleksi warna pink milik Calum.
"Parfum Katy Perry, aku rasa wajar. Lagipula siapa sih yang tak menyukai aromanya? I have a celeb-crush on her. So, why not?" Calum mengedikkan bahunya. Setelah itu dia berjalan menuju tempat tidurnya dan menempatkan bokongnya dengan tepat.
"Lalu yang ini?" ketiga benda berwarna pink itu diangkatnya sampai Calum bisa melihatnya secara jelas.
"Well, Vigi. Aku beritahu ya. Roll rambut ini punya Michael, selimut princess ini punya Luke, dan sandal ini--- sebenarnya punyaku sih." Calum terkikih. Lelaki itu mengambil sandal berwarna pink miliknya dan sekarang malah mengenakannya, "Masih pas ternyata." ujarnya.
"Itu menggelikan." Vigi memalingkan wajahnya dari Calum.
"Oh ya, memang apa salahnya sih jika aku punya barang-barang seperti ini?" Calum berkata dengan tanda tanya besar dalam dirinya.
"Aneh saja, barang-barangmu itu hampir sama dengan kepunyaanku, Cal."
"Lalu yang ini?" Calum dengan cekatan mengambil kondom yang diletakkan Vigi disamping kanan tubuhnya. Lelaki itu menyeringai, "Apa kau punya benda ini di kamarmu?" tanyanya lagi.
"Mana mungkin?" Vigi terlihat tak bisa berkata banyak, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal selagi menatap kearah Calum dengan kikuk.
"Ya, mungkin tidak untuk sekarang. Siapa tahu besok?" lelaki itu menyeringai. Dia memainkan benda itu di tangannya, mencoba membuat Vigi makin gerah karena ulahnya.
"Cal, let's talk about something important." kini Vigi mengubah raut wajahnya menjadi lebih serius, sekarang Vigi sedang tidak main-main.
Calum balik menatap lurus kearah Vigi dan memberikan pertanyaan, "Apa?" lalu kemudian Vigi sibuk menarik napasnya untuk melanjutkan.
"Apakah kau sudah ingat tentang keluargamu?" tanya Vigi perlahan. Takut jika saja pertanyaannya itu terlontar pada saat yang tidak tepat.
"Katrina Townsley, she's my mum." ujar Calum.
Bukan sebuah jawaban memuaskan bagi Vigi, "she's my mum, Cal. I asking you about your real mum."
"But Vi, It's hard for me to figure out who is my real mum's name." Calum menggaruk tengkuknya yang tak gatal sembari tersenyum kikuk. Dia jelas salah, Katrina adalah Ibu dari Vigi yang selama ini mengurusnya.
"Coba ingat-ingat lagi. Kita sudah lama ada di tempat ini." Vigi memberi tatapan berharap pada lelaki di hadapannya.
"Mungkin namanya-- Rossie Hood?" Calum menerka. Tapi sejak tadi hanya itu nama yang diingatnya.
"You right, Cal. Rossie Hood is your mum." senyum Vigi merekah. Dia bersyukur ketika Calum akhirnya ingat dengan nama Ibunya paling tidak.
"Then?" Calum mulai bertanya-tanya tentang masalah ini.
"Your father? Maksudku, Ayahmu yang meninggal dalam kecelakaan itu. Siapa namanya?" Vigi kembali bertanya, dia bersikap persis seperti Psikolog yang menangani Calum pasca kecelakaan.
"Aku tidak begitu hafal, tapi mungkin namanya Jack atau Mark?"
"Alright. Jack." gadis itu membenarkan. Sekarang dia tersenyum lega. "Kau mengingatnya dan aku senang akan hal itu." pun Vigi langsung menyentuh pipi Calum dengan kedua tangannya.
"Itu adalah hal pertama yang kutunggu darimu, Vi. Sentuhan pertamamu yang lembut." lalu Calum menangkup kedua tangan Vigi dan mulai mengecupnya.
"Katakan padaku. Vi. Apa ada yang salah tentang kita? Aku mohon beritahu aku sekarang." pintanya. Calum menatap lurus pada Vigi, membuat gadis itu tak bisa menahan.
Pun tatapan lurus itu dibalas oleh Vigi, dia menarik napas lalu menghembuskannya perlahan, "Aku sudah memberimu petunjuk, Cal. Kau saja yang tidak peka."
"Kau serius? Ini bukan tentang orang tuaku kan? Apa sih yang terjadi di masa laluku, Vi?" Calum mendengus, seolah pasrah dengan keadaan dan demi apapun, sikap Calum membuat Vigi makin menyukainya.
"Aku tak tahu Cal. Pikir saja sendiri." sebelumnya Vigi mengedikkan bahu, isyarat bahwa dia tak ingin memberitahukan yang lebih banyak lagi.
"Baiklah-- baiklah." balas Calum. Dia mulai bangkit berdiri dan nyaris pergi sebelum Vigi menahannya, "Kau mau pergi kemana?" tanyanya.
"Membuat kopi mungkin? Kau mau membuatkannya untukku?"
Vigi menautkan kedua alisnya, namun kemudian dia menggeleng, "Aku mengantuk."
Calum tahu, Vigi punya maksud tersembunyi dalam ekspresinya sekarang, "So, apa maumu gadis manis?" lelaki itu mengurungkan niatnya. Dia kembali terduduk dihadapan Vigi.
"Aku takut untuk--" Vigi tertunduk, sedikit menahan suaranya sambil menggigit bibir bagian bawah, "Untuk tidur sendiri maksudmu?" seloroh Calum.
Mengetahui hal itu, Vigi langsung tersenyum malu-malu. Lalu Calum bergegas untuk tidur. Dia dengan posisi terbaring diatas kasurnya memandang kearah Vigi yang masih diam.
"Ayo! Kau bilang ingin tidur kan? Aku yang menemanimu malam ini--- di kamarku."
"Kau yakin?" tanya Vigi.
"Kau tak percaya? Oh, apa perlu aku buang kondom temuanmu tadi supaya kau percaya aku tak akan melakukan apa-apa padamu?" dengan perkataan konyol itu, Vigi seketika tertawa. Dia lantas terbaring disamping Calum.
Vigi memutar posisinya, kini mereka berdua saling berhadapan satu sama lain."You know how much I belive in you?" tanyanya.
"No. How much?" balas Calum dengan nada suaranya yang lembut.
"As much as you believe in me."
"And you know how much I love you?" Calum balik bertanya.
"No. How much?"
"As much as the air in the world." Vigi tersenyum lebar mendengar perkataan Calum. Sekarang dia mulai percaya bahwa tak ada yang perlu di khawatirkan dari semua itu, Vigi menyadari bahwa mulai detik ini cintanya tambah berkali lipat pada Calum.
# # #
Helaww! It's Satnight right??
Siapa yang lagi nge-galau karena OTRAT di Sydney? Kamvreet, gue pengin banget nonton eeyy :')
KAMU SEDANG MEMBACA
Mind ツ c.hood ✅
Фанфик❝Would you lose your mind, if I lost mine too?❞ a Calum Hood's short-story [COMPLETED] Copyright © 2015 by liamsterdamxo. All Rights Reserved