iv

1.5K 214 2
                                    

"Jadi, apa menurutmu aku pernah punya kekasih sejenis Katy Perry?" Vigi langsung tergelak ketika mendengar pertanyaan yang terlontar dari bibir Calum sementara lelaki itu tersenyum polos sembari menggaruk tengkuknya.

"Ada-ada saja kau, Cal. Katy Perry itu bukan jenis, dia manusia. Bukan juga spesies seperti hewan dan tumbuhan." sahut Vigi. Dia melipat kedua tangannya di depan dada.

"Tapi Vi," Calum menjeda perkataannya, tampak berpikir dengan kalimat selanjutnya. "Seingatku aku pernah berpacaran dengan gadis yang sexy. Entahlah, itu kan hanya seingatku. Menurutmu?"

Vigi tersenyum miring, "Aku mengakui kalau kau pernah berpacaran dengan model. Namanya Jessica, sekarang dia pindah ke Manhattan dan menetap disana. Dulu dia satu sekolah dengan kita."

"Astaga, kau serius kan Vi?" kata Calum tak percaya, pun Vigi mengangguk karena memang kenyataannya lelaki itu pernah berpacaran dengan Jessica.

Calum tertawa puas. "Aku tak menyangka. Lalu, bagaimana denganmu?" katanya balik bertanya.

Vigi mengerutkan kening tak mengerti, "Maksudmu?"

"Begini ya Vigi Sayang.. Maksudku, apa kau juga pernah punya pacar yang mungkin lebih tampan dari aku? Ya Tuhan, pertanyaan macam apa ini?" Calum memijat keningnya perlahan. Tubuhnya yang sedang dalam posisi berbaring sambil menghadap langit itu semakin lama makin mendekat kearah Vigi yang sama-sama berbaring di sampingnya.

"Begini ya Calum sayang.. Menurutku pembahasan soal siapa mantan kekasihku itu adalah ide yang buruk." sementara itu Vigi melipat kedua tangan di depan dada.

"Ah, kau tak ingin mengaku ya? Astaga, apa hanya aku satu-satunya lelaki tampan yang menyatakan perasaan cinta padamu?" katanya mengejek.

Pun Vigi mendecih pelan, "Sombong sekali kau Calum Hood. Mentang-mentang mantan kekasihmu itu model dan kau bisa seenaknya? Jangan salah ya Cal, biarpun seperti ini tapi aku punya mantan bernama Luke Hemmings, dia itu lebih tampan darimu di sekolah dulu."

Setelah beberapa jam menghabiskan waktu di rumah lamanya, Calum lambat laun mengingat kembali masa lalunya. Beberapa jam yang lalu, dia membersihkan kamarnya, dapur, kamar orang tuanya, dan yang terakhir membantu Vigi membeli bahan makanan untuk persediaan beberapa hari kedepan.

Perbincangan kecil seperti inilah yang membuat ingatan Calum makin cepat kembali. Hari ini saja, dia sudah bisa menghafal nama anggota keluarganya kemudian tentang masa lalunya di sekolah dulu, dan kejadian-kejadian masa kecilnya yang tertuang dalam sebuah album foto--- mereka menemukannya saat membersihkan kamar orang tua Calum tadi.

Calum mencibir, "Yang benar saja, si Luke Hemmings?" lalu dengan jeda sejenak dia melanjutkan, "Ah ya, aku mengenalnya. Dia berteman baik denganku. Seingatku kami pernah punya band di masa SMA dulu."

"Yes! 5 Seconds Of Summer." sergah Vigi membenarkan ingatan Calum.

"Apa? 5 Seconds Of Summer? Apa tak ada nama yang lain?"

Pertanyaan Calum yang aneh menurut Vigi. Bukannya apa-apa, tapi mana mungkin dia tahu sementara dirinya tak pernah bergabung dalam band yang sama dengan lelaki itu?

"Eh Cal, tapi aku suka kok. Maksudku, aku suka 5 Seconds of Summer. Aku suka Luke dan aku suka Calum. Tidak sih, sebenarnya aku suka semuanya." Vigi tertawa dengan ocehannya sendiri.

"Modus niyeee.." Calum menjulurkan lidahnya. Sekarang lelaki itu dalam posisi tengkurap tapi tetap menghilangkan jarak diantaranya dan Vigi.

"Aku serius Calum. Sama sekali tak bermaksud untuk modus. Kau mengerti?"

"Nodus. Vigi modus! Mana mungkin teman bandku mau padamu? Eh?" seketika itu Vigi terdiam, dia menatap langit malam yang bertabur bintang. Mencoba membiarkan sosok disampingnya itu menganggapnya marah.

"Astaga, kau marah?" Calum akhirnya angkat bicara.

Yang ditanya pun tetap diam, "Vi, aku bertanya padamu. Apa kau marah padaku? Ayolah! Aku hanya bercanda!" ucapnya. Vigi tetap terdiam sementara itu tiba-tiba saja Calum bangkit dan pergi entah kemana.

Vigi yang sudah tahu sikap Calum hanya bisa terdiam di tempat, sama sekali tak bergerak. Dia hanya menghela napas dan menghembuskannya. Dia tak butuh menoleh karena sikap Calum selama ini memang selalu seperti itu. Pun Vigi akhirnya memilih untuk memejamkan mata.

Tak berapa lama kemudian, terasa hembusan angin dengan aroma mint yang menerpa permukaan kulit wajahnya. Betapa terkejutnya Vigi saat membuka mata dan menyadari Calum dengan posisi kepala yang berlawanan namun sejajar dengan miliknya. "Calum Hood. Kau membuatku hampir mati."

"Vigi Townsley. Aku hanya bercanda. Maaf kalau perkataanku menyinggung. Dan satu lagi, aku ingin mengajakmu menatap bintang di malam yang damai ini." Calum tersenyum lebar. Kedua tangan lelaki itu menangkup pipi Vigi yang seketika membuat jutaan kupu-kupu dalam perutnya beterbangan.

Mind ツ c.hood ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang