vii

1.4K 190 9
                                    

"Kau kan bilang ingin membuatkan sarapan untukku. Tapi kenapa malah pergi kemari?" Calum menaikkan alisnya, pandangannya seketika menatap keluar jendela dan lelaki itu mendapati sebuah café dengan penampilan klasik yang kentara.

"Sebenarnya ini salah satu bagian dari memori masa lalumu. Café ini milik Madame Mellisa. Siapa tahu beliau mau menceritakan banyak hal tentangmu. Yang aku tahu, Madame Mellisa itu teman Ibumu." Vigi menjawab pertanyaan Calum sembari bergegas membuka sabuk pengamannya. Pun berlaku bagi Calum, lelaki itu dengan cekatan melepaskan tubuhnya dari sabuk pengaman lalu keluar dan membukakan pintu untuk Vigi.

"Thanks Cal. Kau berlalu sungguh cepat." Vigi tersenyum. Kemudian Calum mengulurkan tangannya pada Vigi, "C'mon Vi." katanya.

Mereka berdua berjalan masuk kedalam café dengan tangan yang bertaut satu sama lain, sontak suasana klasik seperti yang tampak dari luar langsung menampakkan diri. Aroma kopi dan manisnya gula menyeruak memenuhi ruangan. Bau kayu yang khas turut memenuhi ruangan. Seketika itu Calum tersenyum, entah hal apa yang membuatnya tiba-tiba ingat akan sesuatu.

"Pancakes made by Madame Mellisa! I remember!" kata lelaki itu. Vigi sontak menoleh dan memperhatikannya, "Apalagi yang kau ingat?" tanyanya.

"Entahlah, mungkin duduk sambil memakan pancakes di tempat itu." Calum menunjuk sebuah meja panjang di dekat kasir. Lelaki itu langsung menarik Vigi ketempat yang ditunjuk.

"Good morning." sapa seorang perempuan paruh baya dengan celemek warna coklat tua yang menggantung di lehernya. Perempuan itu menatap mereka selama beberapa saat sebelum akhirnya sadar, "Astaga, Calum Hood!" seru perempuan itu. Dia seketika berjalan melewati pintu pembatas dan mendekat kearah mereka.

"Hello Madame Mellisa, nice to meet you again." perempuan itu memeluk Calum seperti halnya seorang ibu yang telah lama kehilangan anaknya.

"Sudah satu tahun aku tak melihatmu Cal. Bagaimana kabarmu?" perempuan itu menyela.

"Aku baik-baik saja, Madame."

"Ah, kenapa menggilku Madame? Panggil saja Mells, seperti biasanya." perempuan itu tersenyum lalu menepuk-nepuk pundak Calum, "Ayo duduk." perempuan itu menuntun Calum dan Vigi yang tangannya terus digenggam oleh lelaki itu.

"By the way, Mells. Kenalkan ini Vigi." Calum memperkenalkan Vigi pada Madame Mellisa. Perempuan itu pun mengerutkan keningnya, "Oh, Vigi Townsley! Nice to see you again."

Calum yang sebelumnya tak ingat bahwa Madame Mellisa telah mengenal Vigi pun mencoba mengingat kembali. "Ah ya! Mau aku buatkan pancakes kesukaanmu dan teh?"

"Boleh." kata Calum menganggukkan kepala. Pun perempuan itu berjalan menuju dapur sembari meninggalkan mereka berdua.

"Kau mengenal Madame Mellisa?"

"Tentu Cal, aku pernah kemari bersama Luke dulu."

"Luke lagi?" Calum mengerucutkan bibirnya. Berlagak seperti seorang kekasih yang cemburu saat gadisnya membicarakan lelaki lain.

"Cal, cobalah untuk mengingat kenanganmu dari tempat ini. Kau ingat tidak saat penampilan pertamamu di publik bersama 5SOS?" Calum menggeleng, dia sama sekali tak ingat apa-apa selain makanan kesukaannya di café ini juga sosok Madame Mellisa.

"Kau pernah tampil di taman itu saat festival band." Vigi menunjuk sebuah taman yang letaknya di depan café milik Madame Mellisa.

Butuh waktu beberapa saat untuk Calum mengingat semuanya. Sampai akhirnya Madame Mellisa datang membawakan dua porsi pancakes dan sebuah teko ukuran kecil beserta dua cangkir teh yang masih kosong.

"Aku harap kau masih menyukai pancakes kesukaanku." perempuan itu menyajikan sepiring untuk masing-masimg dari mereka.

"Smell good Mells! Thank you."

Perempuan itu tersenyum, "My pleasure."

"Well, Madame, sebenarnya kami ingin menanyakan sesuatu." Vigi menyela, ia memandang kearah Calum dan Madame Melissa bergantian.

"Yap! Aku ingin bertanya soal Mom. Seperti yang Anda tahu Mells, I lost my mind." Calum menambahkan. Lelaki itu menyuapkan sepotong pancakes ke mulutnya.

"Ibumu? Rossie Hood? Astaga Calum, aku sudah lama berusaha melupakannya. Kau tahu kan, kami itu berteman sejak kecil. Dan yah, rasanya seperti tak menyangka bahwa sekarang dia tiada."

"Mungkin Anda bisa menjelaskan lebih detail padaku tentang siapa ibuku. Aku menjadi pelupa sekarang." Calum memandang Madame Mellisa bergantian.

"Well Calum, Ibumu itu sosok yang penyayang. Dia tak pernah mengeluh padaku, terlebih dia sosok yang ramah. Kau beruntung punya ibu sepertinya."

"Lalu ayahku?" sahut Calum.

"Oh David! Dia kan di Aussie. Apa dia sama sekali tak menelfonmu?" Madame Mellisa balik bertanya.

Calum yang mendengarnya langsung terkejut, "David? Lalu siapa Jack?"

Vigi yang sedari tadi diam hanya terus memperhatikan, "Dia ayah tirimu, Cal. Ayah kandungmu bernama David."

"Anda serius Mells?" Calum memandang Vigi bergantian, dia masih tak percaya saat tahu bahwa Ayah kandungnya masih hidup dan sekarang sedang berada di Australia.

"Aku rasa kita harus segera pulang. Aku ingin mencari tahu tentang Ayah kandungku." Calum berbisik pelan pada Vigi lalu gadis itu mengangguk.

Beberapa menit berlalu dan mereka telah menandaskan sepiring pancakes. Calum membersihkan mulutnya dari sisa makanan lalu berkata, "Terima kasih atas pancakes terlezat yang penah aku cicipi, Mells. Berapa harga yang harus aku bayar untuk semua ini?"

"Itu gratis untukmu dan Vigi." perempuan itu tersenyum lebar. Dia menggenggam tangan Calum kemudian berbisik pelan, "Kau boleh kemari jika butuh sesuatu atau ingin menanyakan soal keluargamu padaku. Setidaknya aku tahu beberapa hal." lantas Calum memeluk perempuan itu seperti ibunya sendiri.

"Thank you Mells. Aku akan kembali kemari lain waktu." Calum berpamitan dan mereka berdua berjalan menuju mobil. Vigi yang menyetir, jadi dia segara duduk tanpa mempedulikan Calum yang masih belum juga masuk dalam mobil karena masih berbincang dengan Madame Mellisa.

Gadis itu terpaku memandang Calum. Melihatnya tersenyum senang saat berbicara dengan Madame Mellisa dan mengetahui beberapa hal tentang masa lalunya membuat perasaan Vigi campur aduk. Antara bahagia karena ingatan Calum sebentar lagi kembali dan menyesal karena sebentar lagi (atau kemungkinan besar) Calum akan mencari Ayahnya di Australia.

# # #

Haiii! Akhirnya bisa update :D

Btw, Zayn sekarang sering on twitter yah? Jadi bahagia deh liatnya :D

Mind ツ c.hood ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang