Calum's P. O. V
"Malam ini aku tak bisa keluar, Sayang. Maaf ya, tugas Mr. Bircham sama sekali tak memberiku celah."
"..iya iya. Besok pagi aku akan menjemputmu."
"..ya Sayang, aku mencintaimu."
Aku menggeser panel end call di ponselku saat Jessica benar-benar menyudahi panggilannya. Gadis itu selalu membuatku bingung. Setiap malam dia selalu mengajak berkencan, sebenarnya aku sama sekali tak masalah dengan hal itu. Tapi aku punya kehidupanku sendiri dan setiap malam keluargaku selalu berkumpul.
Sudah lebih dari 2 minggu aku menjalin hubungan dengannya. Yang paling aneh dari hubungan kami adalah, aku tak mencintainya seperti aku mencintai gadis lain.
Tentu saja, aku mencintai gadis lain.
"Calum? Apa kau didalam?"
"Ya Mom, tunggu sebentar!" aku berlari membuka pintu kamarku yang langsung menampilkan Mom dengan apron yang menggantung di lehernya.
"Makan malam sudah siap." katanya selagi tersenyum kearahku.
"Aku tidak terlalu yakin karena Mom tahu, apron itu menjelaskan semuanya." pun wanita itu menunduk dan mengamati apron yang masih dikenakannya.
"Astaga, Mom lupa." Mom pun terkekeh lalu mengusap kepalaku perlahan, "Mom tunggu di bawah ya." kemudian wanita itu berjalan menuruni tangga menuju ruang makan.
Seperti apa yang disebut family time, keluargaku selalu menyisikan waktu untuk makan malam. Meskipun sebenarnya Jack bukanlah Ayah kandungku. Tapi Jack bahkan lebih dari sekedar Ayah. Jack adalah sahabat, orang tua, sekaligus guru bagiku -- guru dalam segala hal. Maka dari itu aku sangat menghormatinya.
"Calum! Kenapa lama sekali nak?" aku mendengar Mom berseru dan segera turun kebawah.
"I'm ready for having dinner, Mom." aku langsung terduduk di samping Mom dan Jack menatapku dengan senyum kecilnya. Wajahnya nyaris berkeriput meskipun usianya masih 40-an.
Kami menghabisakan waktu 45 menit untuk makan malam. 15 menit untuk benar-benar makan dan sisanya kami habiskan sembari membahas banyak hal terutama tentang kegiatan yang kami lakukan hari ini.
"Aku perlu berbicara denganmu." Jack menyentuh pundakku saat aku baru saja membantu Mom mencuci piring kotor. Pria itu berkutat di ruang kerjanya -- sebenarnya bukanlah ruang kerja secara harfiah melainkan sebuah meja dengan komputer dan berkas-berkas, Jack menaruhnya di sudut lain ruang tamu.
"Ya, ada apa?" aku terduduk diatas kursi yang berhadapan dengannya. Jack mengerutkan kening sebelum akhirnya mengenakan kacamatanya.
"Bagaimana dengan sekolah?"
Oh sekolah. Astaga, pria ini tidak berniat membicarakan Vigi kan?
"Berjalan dengan baik. Aku masih sering latihan band dengan Ashton dan monyet-monyet kecil peliharaannya itu." jawabku. Tapi maafkan aku jika berkata sedikit tak sopan. Monyet-monyet yang aku maksud itu adalah Luke dan Michael karena mereka pernah merebutkan Vigi dan nyaris merusak persahabatan kami.
"Bukan, maksudku Vigi." aku menatap kearahnya sedikit terkejut. Dugaanku benar, lagi-lagi Vigi yang akan dibahas.
"Ah, Vigi? Aku mendengar mereka putus hari ini. Maksudku, Vigi dan Luke -- entahlah, aku belum bertemu dengan mereka."
"Dengar Calum," pria itu nyaris memotong pembicaraanku. Jack masih terfokus dengan menekuni lembaran kertasnya, "Kalau Vigi benar-benar putus, tetap tak ada celah untukmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mind ツ c.hood ✅
Fiksi Penggemar❝Would you lose your mind, if I lost mine too?❞ a Calum Hood's short-story [COMPLETED] Copyright © 2015 by liamsterdamxo. All Rights Reserved