Jieun menatap hampa ke arah pintu kamar Soobin yang tertutup rapat. Sejak semalam anak itu mengunci diri di kamar setelah Jieun selesai mengatakan kebenaran mulai dari A sampai Z dan balik ke A lagi. Tak ada satu pun yang terlewat.
Rasa sesal mulai menyergap hati Jieun apa keputusannya untuk mengungkap semuanya itu salah? Sedetik kemudian Jieun menepis pemikiran itu.Tidak, ini sudah benar baik Soobin maupun Jungkook berhak tau segalanya.
Bicara soal Jungkook, semalam Jieun harus berusaha ekstra keras untuk memberi pria itu pengertian. Seperti biasa dia menyalahkan dirinya lagi. Bisa Jieun lihat dengan jelas gurat kecewa yang Jungkook tujukan pada dirinya sendiri.
Ke khawatiran mulai merayap ke hati Jieun, ia baru ingat Jungkook punya penyakit mental dia cenderung menyakiti diri sendiri saat sedang merasa sangat bersalah. Oh Tuhan, kenapa Jieun baru kepikiran sekarang. Seharusnya semalam Jieun tak membiarkan Jungkook pulang ke rumahnya. Bagaimana kalau... Ah tidak, berhenti berpikiran negatif Min Jieun.
Jieun meraih ponselnya memutuskan untuk menghubungi Jungkook. Nihil, sudah tiga kali Jieun mencoba tapi Jungkook tak kunjung menerima panggilannya. Perasaan Jieun mulai tak enak, ia sangat khawatir pada Jungkook.
Puk..
Jieun terjingkat saat Yoongi menepuk pundaknya, "Tenanglah" titah Yoongi
"Mana mungkin aku bisa tenang Oppa. Mereka... Akh mereka" Jieun memegangi kepalanya yang berdenyut dan terasa sangat sakit.
"Sudah Oppa bilang, tenanglah" tegur Yoongi seraya memijat pelan pundak Jieun yang menegang.
Tubuh Jieun melunglai, "Apa aku salah Oppa? Apa tak seharusnya aku mengungkapkan nya?"
Tangan Yoongi bergerak mengelus surai hitam Jieun, "Tidak, kamu tidak salah. Mereka memang harus tau" hibur Yoongi
"Tapi Oppa..."
"Jieun, kamu mengenal Soobin kan? Anak itu lebih dewasa dari usianya, jangan terlalu khawatir"
"Teap saja Oppa. Soobin mengurung diri semalaman, mana mungkin aku tak khawatir. Dan sekarang Jungkook juga tak menjawab panggilanku. Akh, kenapa anak dan ayah itu bersikap seperti ini padaku..." Jieun mengacak rambutnya frustasi
"Ssttt.... Biarkan mereka menenangkan diri dulu" Yoongi membawa tubuh kecil Jieun dalam pelukannya. Berusaha menenangkan adik tersayangnya itu.
Beberapa lama kemudian Jieun melerai pelukan Yoongi, ia kembali teringat pada Jungkook. Hatinya semakin tak tenang, "Oppa, tolong jaga Soobin aku mau ke Jungkook dulu"
"Jieun..."
"Oppa, aku benar-benar tak tenang. Tolong biarkan aku pergi" mohon Jieun
"Baiklah, hati-hat..."
Ceklek..
Yoongi dan Jieun menoleh bersamaan, akhirnya Soobin keluar dari tempat persembunyiannya. Jieun menatap iba ke arah putranya yang tampak kacau, bisa Jieun lihat kedua mata Soobin sembab dan membengkak. Apa anak itu menangis semalaman?
Kaki Jieun bergerak mendekati Soobin yang masih mematung di ambang pintu kamar, "Sayang ma..."
Bruk..
Alangkah terkejutnya Jieun saat tiba-tiba Soobin berlutut dan memeluk kakinya, "Maafin aku Ma" Soobin kembali terisak.
"Aku bodoh! Kenapa aku harus percaya dengan kata-kata orang lain. Aku menyakiti Mama dan Papa" sesal Soobin
"Soobin, sayang... Bangunlah jangan begini" bujuk Jieun
"Aku menyesal Ma, maafin aku" tangisan Soobin makin keras, sangat terlihat dengan jelas anak ini sangat menyesali perbuatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Of Me; Season 2 [KookU♥️]✓
FanfictionSaat cinta yang kau pikir sejati menempuh banyak ujian, manakah yang harus kau pilih? Bertahan atau pergi! • • • • Start; 1 oktober 2020 Finish ; 1 maret 2021 Sweet Regard ERNYSW ❤️❤️❤️❤️❤️