Chapter 8

266 44 4
                                    


Peringatan hari jadi yang kelima hubungan Jungkook dan Jieun jatuh pada hari ini. Karena itu Jieun sudah bangun pagi-pagi sekali untuk membuat kue. Dia ingin memberikan hadiah spesial di hari yang spesial juga tentunya.

Seharian Jieun sibuk mengobrak-abrik dapur hanya demi membuat kue yang sempurna dari bentuk dan rasanya. Usaha Jieun tidak sia-sia kuenya mempunyai tampilan dan rasa yang tak begitu buruk.

Jieun melirik kearah jam dinding, dia memekik kala jarum jam tengah menunjukkan pukul 2 siang sedangkan Jieun berjanji untuk bertemu Jungkook jam 3 sore. Pun Jieun bergegas menuju kamarnya untuk mandi dan bersiap-siap.

Lebih dari setengah jam lamanya Jieun selesai bersiap-siap, setelah memasukkan kue ke kotak Jieun berjalan santai menuju tempat janjian yang hanya berjarak dua blok dari rumahnya. Mereka janjian di taman bunga yang letaknya di tengah kota.

Jam menunjukkan pukul 15:20, Jieun kira dia terlambat dan pasti Jungkook sudah menunggunya. Akan tetapi dugaannya salah Jungkook belum datang, jadi Jieun memutuskan untuk duduk di bangku kosong kemudian menanti Jungkook dengan antusias.

Ia mulai membayangkan senyum manis Jungkook yang terlihat lesung pipinya tercetak di wajah tampan Jungkook saat ia memberikan hadiah berupa kue buatannya sendiri. Jieun semakin tak sabar kala melihat wajah bahagia Jungkook dalam bayangannya.

Tanpa Jieun duga penantiannya berlangsung cukup lama, kini jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Jieun mulai gelisah biasanya Jungkook tak pernah seperti ini. Sedari tadi lelaki itu juga susah sekali di hubungi membuat Jieun di landa cemas dan mulai terbesit pikiran negatif di benaknya.

Jieun menggelengkan kepalanya kuat-kuat menepis segala pikiran ngawur itu, bisa saja kan kalau Jungkook sedang menuju kesini lalu ban mobilnya bocor jadi dia harus ganti ban dulu pasti itu membutuhkan waktu yang lama bukan? Jieun menanamkan stigma itu dalam pikirannya.

Tringg

Ponselnya berbunyi dengan cekatan Jieun merogoh benda pipih itu dari dalam saku celana dan membaca pesan yang terkirim padanya.

Jung ❤️

Sayang maaf, aku tak bisa menepati janji
ibuku minta di temani dan sama sekali tak
mau ku tinggal, maafkan aku

Jieun tersenyum getir, kalau memang begitu kenapa tidak bilang dari tadi. Untuk apa ia menunggu selama ini? Dan yang Jieun dapat hanya harapan kosong.

Sebisa mungkin Jieun mencoba untuk tidak menangis, namun usahanya gagal air matanya meluncur mulus tanpa permisi. Jieun menundukkan kepalanya dalam-dalam berharap tak ada yang melihatnya menangis. Jieun merasa sangat kecewa.

Jieun terperanjat tatkala ada sebuah telapak tangan besar berada persis di bawah dagunya dan menampung air mata Jieun yang bejatuhan.

"Padahal hari ini cukup cerah loh, tapi kenapa disini hujan?" Pria itu berjongkok di depan Jieun

"Do_dosen Kim?" Jieun masih terkaget dan menatap Seokjin dengan kedua mata yang melebar

"Kamu ada masalah?"

Jieun menggeleng kuat-kuat kemudian bergegas menghapus air matanya.

"Sungguh?" Seokjin memastikan

Jieun mengangguk kuat-kuat, membuat Seokjin terkekeh karena menurutnya Jieun sangat imut.

"Ayo ikut denganku" Seokjin meraih tangan Jieun

"Kemana?" Lagi-lagi Jieun terkaget

"Kamu ini, mudah sekali kaget" Seokjin tertawa saking gemasnya dengan tingkah Jieun

Half Of Me; Season 2 [KookU♥️]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang