wanita yang menangis.

11 2 0
                                        

Di negara berjuluk Negara Sombrero, terkenal dengan sebuah cerita rakyat. Tentang seorang wanita yang selalu menangis tiap malam karena kehilangan anak-anaknya. Seorang wanita yang bunuh diri bersama anak-anaknya karena hancurnya kebahagiaan keluarganya. Seorang wanita berserta anak-anaknya yang dikhianati oleh pria yang disebut ayah sekaligus seorang suami.

La Llorona, namanya. Artinya, wanita yang menangis.

"Pernah mendengar tentang La Llorona?" tanya Lucifer.

Zhea menjawab dengan balik bertanya, "Cerita tentang wanita yang tidak bisa pergi ke alam akhirat?"

"Wanita yang dikutuk oleh Alam," bisik Bloody Mary dengan gemetar. "Kau tidak akan menghubunginya, 'kan? Menghubunginya sama dengan membuat perjanjian dengannya."

"Untuk mengakses antardunia, La Llorona adalah penghubung yang sangat sempurna," kata Lucifer dengan yakin.

"Apa yang akan kita akses dari La Llorona? Kau tidak mungkin menghubungi La Llorona hanya karena masalah sepele," kata Raphael dengan tidak setuju. Dahinya berkerut ketika nama La Llorona dikaitkan dengan seluruh masalah yang mengarah pada kehadiran Zhea di dunia manusia.

Lucifer menyeringai. "Kau pasti tidak pernah mendengar entitas kurang kerjaan yang hanya bolak-balik antardunia. Untuk menghubungi entitas itu, kita perlu bantuan La Llorona," katanya dengan senang.

"Menambah masalah. Kalau Zhea diincar oleh entitas lain, tidak akan ada tempat untuk lari," bantah Raphael dengan telak.

"Dan membiarkan Zhea di dunia manusia sama saja bunuh diri," ucap Bloody Mary. "Kita tidak bisa membiarkan Zhea berada di dunia manusia selamanya. Dia adalah entitas. Berada di dunia manusia artinya meninggalkan seluruh tugasnya dan keberadaan Zhea di dunia entitas akan dihapuskan secara permanen."

"Kalian benar-benar tidak tahu siapa entitas yang kumaksud?" tanya Lucifer dengan keheranan, yang mendapatkan jawaban ketidaktahuan dari Zhea, Bloody Mary, dan Raphael. "Sungguh? Dia adalah entitas paling pengangguran di alam semesta. Kerjaannya hanya menjahili entitas lain. Tetapi mendapat gelar 'Yang Termasyhur' karena masalah sepele di dunia entitas. Sungguh kalian tidak tahu?"

"Tunggu." Dahi Raphael kembali berkerut, kali ini lebih dalam. "Sepertinya aku tahu siapa dia," katanya.

Lucifer berdecak. "Lambat. Seluruh entitas tahu, bahkan iblispun tahu tapi entitas sepertimu saja tidak tahu," sindirnya dengan cemberut.

"Tidak. Menghubungi entitas tersebut sama saja menawarkan diri untuk berada di bawah kuasanya. Apalagi, mendapatkan akses ke sana harus melewati La Llorona," bantah Raphael dengan kesal.

"Lalu, kau akan menyembunyikan Zhea dan bertarung dengan Azazel?" tanya Lucifer dengan geram. "Kalau kau kalah, Azazel mendapatkan tempat di dunia entitas. Namun, itu kemungkinan terbaik."

"Seberapa besar kekuatan Azazel?" tanya Raphael sambil menoleh ke arah Lucifer.

"Kau mengukur dari mana? Kalau denganku, perbandingannya antara raja dan ratu."

"Bukan. Kalau berada di dunia entitas," sela Raphael.

"Kalau dikonversikan, kukira akan sebanding denganmu," jawab Lucifer dengan gampang.

"Kau tidak main-main karena kekuatannya setingkat lebih besar darimu?" geram Raphael.

"Kau punya kelebihan sebagai tangan kanan Maut! Disebut sebagai Maut! Kaupikir konversi kekuatan dari dunia iblis-malaikat ke dunia entitas akan sangat jauh?" seru Lucifer dengan marah. "Aku tidak merekomendasikan kau bertarung dengannya! Satu-satunya cara paling aman adalah menghubungi entitas kurang kerjaan! Aku yang akan menjamin seluruh aksesnya."

a little tale.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang