Raphael mengajak Zhea berjalan-jalan keliling kota dan desa terdekat. Dari ujung sampai ke ujung lagi. Selama seharian penuh. Dimulai dari pedesaan kecil yang letaknya berdekatan dengan hutan lebat.
Konon, warga setempat menyakralkan hutan lebat tersebut. Karena setiap ada yang masuk ke dalam hutan tersebut, pastilah tidak akan keluar. Namun, tidak jarang pula ada yang berhasil keluar dari hutan tersebut dalam keadaan linglung. Kendati begitu, tidak membuat Raphael mengurungkan niatnya untuk mengunjungi hutan yang disakralkan oleh warga setempat.
Lucifer menganggap ini sebagai acara untuk menghasut lebih banyak warga setempat untuk percaya dengan hal-hal tersebut. Sehingga para warga akan melakukan ritual penting sebelum masuk ke dalam hutan, menyebabkan dia kenyang dengan dosa yang diberikan para warga. Investasi dosa yang dilakukannya di desa terpencil tidaklah memuaskan, tetapi membuatnya merasa tidak pernah merasakan dehidrasi dosa. Lucifer pernah melakukannya, tetapi desa tersebut hancur. Kali ini, dia akan menjaga investasi dosanya dengan baik.
Sementara itu, Zhea hanya menerima dengan pasrah ketika Raphael mengajaknya ke hutan tersebut. Meskipun pikirannya sudah dipenuhi oleh spekulasi negatif, selama ada Raphael dan Lucifer, dia akan baik-baik saja. Percaya atau tidak, dia selalu menanamkan hal itu dalam pikirannya, yang tidak pernah sampai ke dalam hatinya. Tidak tenang bergaung keras di antara pikiran negatifnya, semakin gelisah karena semakin banyaknya pikiran negatif yang membanjiri pikirannya.
Raphael sendiri punya urusan di dalam hutan tersebut. Sehingga, dia membawa Zhea dan Lucifer turut serta masuk ke dalam hutan tersebut. Alih-alih menjelaskan maksud sebenarnya, dia mengatakan jika ini hanyalah tur singkat tentang kehidupan alam liar (yang mana sudah sering diimplementasikan Zhea sebelum masuk ke kota).
Tidak ada salahnya juga jika Raphael ingin mengingatkan kembali jiwa petualang yang liar nan dipenuhi tantangan. Hal tersebut dikarenakan sudah terlalu lama mereka ada di tengah kota dengan segala kemakmuran duniawi yang menyesatkan dan menguntungkan (bagi iblis). Dan masih banyak lagi alasan yang ada di dalam benak Raphael ketika ditanya alasannya memilih hutan liar nan disakralkan oleh warga setempat sebagai tur.
"Aku tidak yakin bisa melewati tur ini dengan mudah," keluh Zhea seraya menelan ludahnya dengan kasar. Netranya menatap hutan di hadapannya dengan takut, seolah-olah hutan itu akan melahapnya dalam sekejap jika sudah berada di dalamnya.
Lucifer mengendus ke sekelilingnya. "Aku mencium aroma dosa," erangnya. Sejenak, netranya berubah warna menjadi merah selagi gigi-gigi serupa taringnya memunculkan diri. Aroma dosa terlalu kuat hingga dirinya terlena dan ingin segera menuju ke sumber dosa.
"Berhenti mengendus!" bentak Zhea, membuat Lucifer tersadar dan menetralkan dirinya. Dia hendak memukul Lucifer acapkali iblis itu mengendus-endus area sekitar seolah-olah Lucifer adalah anjing yang hendak melacak orang. Bukan rahasia lagi jika gadis itu akan menyerukan sumpah serapah untuk Lucifer karena mengendus dosa, membuat Zhea mendapat teguran keras dari Raphael karena mengumpat.
Raphael menggandeng tangan Zhea dengan segera, sebelum ada yang tahu jika mereka nekat masuk ke dalam hutan tersebut. Di belakang mereka, Lucifer mengikuti dengan tenang, dan senyum jahil.
^°^°^
Semakin dalam, hutan yang mereka masuki semakin gelap dan dingin. Padahal matahari masih memancarkan sinarnya dengan gagah. Hal tersebut membuat Raphael semakin yakin jika ada sesuatu yang bersembunyi di dalam hutan ini, apapun itu.
Di belakang Raphael, Zhea memeluk dirinya sendiri. Hawa dingin yang dikeluarkan hutan membuatnya tidak tahan, juga dengan hutan yang semakin ke dalam semakin mengerikan. Suara burung gagak menyelinap di antara suara jangkrik yang saling sahut-menyahut. Ditambah dengan suara katak yang meminta hujan. Semua suara itu membuat tubuhnya meremang.
KAMU SEDANG MEMBACA
a little tale.
FantasyMaut hanyalah entitas yang dibuat untuk menyadarkan makhluk Bumi. Bahwa mereka tidak abadi dan tidak ada yang abadi. Digambarkan sebagai entitas yang berpenampilan suram nan dingin, banyak Maut yang menyamar menjadi manusia dan berbaur demi perintah...