jangan tertipu, kawan.

6 1 0
                                    

Raphael pernah menjelaskan bahwa dunia ini terbagi menjadi beberapa bagian. Yaitu dunia manusia, dunia iblis-malaikat, dunia entitas, dan yang tidak terdefinisikan.

Dunia manusia. Tempat manusia, tinggal berdampingan dengan makhluk Tuhan lainnya. Manusia, makhluk yang diberikan akal pikiran oleh Tuhan, menempati bumi di sebuah galaksi, Bima Sakti. Dengan akal pikiran tersebut, manusia menjelajah seluruh tempatnya, berusaha mengambil apapun yang bisa diambil oleh mereka.

Hingga pada bagian dunia iblis-malaikat pun manusia masih haus akan kekayaan yang ada.

Manusia tidak akan pernah berhenti mengambil apapun yang bisa mereka ambil.

"Itu hanyalah cerita."

Netranya menelusuri layar-layar kehidupan yang tersusun secara rapi di hadapannya. Beberapa layar menghampirinya secara bersamaan, mengakibatkan bentrok satu sama lain. Jemarinya menari di antara layar-layar tersebut dengan anggun.

"Dari semua rencana yang terbentuk, mana yang paling sempurna?" Dia berbisik dengan anggun. Rajah di lehernya berkerlip biru dan merah menuju ke seluruh tubuhnya. Seolah-olah menyalurkan seluruh energi yang ada ke seluruh tubuhnya.

"Azazel adalah makhluk paling berharga. Jangan sampai ada yang tergores." Salah satu layar kehidupan tergenggam di tangannya. Netranya berkilat terang, pertanda bahwa dia sedang menyerap segala informasi yang ada di dalam layar kehidupan tersebut.

Di belakangnya, sesosok yang mirip dengannya hanya memperhatikan gerak-gerik sosok di hadapannya. "Kau tidak harus melakukannya. Ada banyak malaikat dan iblis serta entitas yang juga mengincarnya," katanya dengan tenang. Tidak berniat mencegah ataupun menghentikan sosok di hadapannya. Namun, sosok di hadapnnya hanya diam sambil mengambil seluruh informasi yang ada.

Sosok yang mengambil informasi dari sebuah layar kehidupan tampak berubah penampilan. Sosoknya yang tadinya besar, kini kian menyusut. Perlahan tetapi pasti, sosoknya menyerupai seorang gadis manusia berambut cokelat dan bermata hijau.

Netra hijaunya menelusuri kedua tangannya dengan tatapan memuja. Beberapa kali memainkan jemarinya yang lentik dengan anggun. Dengan gerakan anggun, dia menatap seluruh tubuhnya yang terpantul di sebuah cermin di sisi kanannya. Tatapan memuja itu semakin menjadi-jadi. "Inilah alasan kenapa manusia begitu memuja tubuh manusia lain," bisiknya dengan mata yang berkilat.

"Dengan tubuh tanpa cela, mereka tentu mencari tubuh mana yang lebih sempurna." Sosok di belakangnya menyahuti dengan berdesis. Suaranya tampak menggema dan bergetar ke seluruh ruangan.

Sosok yang sudah menyerupai manusia berjenis perempuan itu masih menatap pantulannya di cermin dengan tatapan memuja.

"Bagaimana caramu memancingnya?" tanya sosok di belakang gadis itu sembari meraba rambut cokelat gadis itu yang tampak terombang-ambing.

Gadis berkedok entitas tersebut membalikkan tubuhnya hingga menghadap ke arah sosok entitas yang lebih besar dari tubuh manusianya. "Sebarkan berita bahwa ada entitas sekarat berkedudukan tinggi yang sedang terombang-ambing," perintahnya pada entitas di hadapannya.

Entitas di hadapan gadis itu menyeringai. Dia berbalik, lantas menghilang entah ke mana.

Gadis berkedok entitas tersebut kembali memandangi tubuh manusia yang menjadi wadahnya. Perlahan, helai demi helai benang merajut menjadi kain dan membungkus dirinya, menutupi kulitnya yang halus termasuk area sensitif.

Masih melayang di ruang tidak bergarvitasi, gadis berkedok entitas itu akhirnya turun dari ketinggian lima puluh meter tanpa mendapatkan luka sama sekali. Lantas, dia berjalan ke arah tempat di mana entitas yang tadi bersamanya menghilang, dia pun menghilang bak ditelan oleh kegelapan.

a little tale.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang