iblis baru.

7 3 0
                                    

Zhea menutup novelnya dengan senyum puas. Seharian penuh dia mendedikasikan dirinya untuk membaca sebuah novel tebal. Tidak memedulikan Lucifer yang terus menganggunya dan Raphael yang pergi entah kemana.

Zhea beranjak seraya menaruh novel yang telah dia baca ke meja. Langkahnya yang pelan membawanya ke dapur demi mengisi perutnya yang lapar.

"Saya sudah menyiapkan camilan untuk Anda sembari menunggu Raphael pulang, Nona," ujar Lucifer yang membereskan peralatan dapur setelah memasak.

"Kau beralih pekerjaan dari iblis menjadi pelayanku?" tanya Zhea dengan nada tidak percaya seraya sebelah alisnya terangkat.

Lucifer tersenyum simpul. "Iblis dan pelayan bisa dijadikan satu pekerjaan, Nona. Jangan salah paham," jelasnya.

Zhea menatap Lucifer dengan tajam. Dia berjalan ke arah meja makan yang sudah tersedia makanan inti, lengkap beserta makanan pembuka dan penutup. Sejenak, Zhea memperhatikan seluruh makanan yang tersaji. Dalam pikirannya, banyak sekali pikiran tentang Lucifer yang akan meracuninya secara diam-diam. Belum sempat dia bertanya, sosok iblis lain muncul di hadapannya.

Zhea menjerit keras tatkala iblis itu berada tepat di hadapannya. Kedua tangannya sudah bersiap untuk menyerang dengan pisau makan dan garpu yang tersedia. Sedangkan Lucifer mengeluarkan auranya untuk mengancam iblis yang baru muncul.

"Sambutan yang menarik, sungguh," kata iblis tersebut dengan menopang dagu di meja dan senyum ramah, sedikit menyeringai. Kemudian, seluruh tubuhnya berubah menjadi manusia pada umumnya yang mempunyai ketampanan yang luar biasa (memikat manusia untuk terjerumus ke dalam lubang dosa).

"Apa yang kaulakukan di sini, Leviathan?" tanya Lucifer dengan datar nan dingin. Aura yang dikeluarkannya tidak ada habisnya. Sesekali, matanya berubah warna menjadi merah darah.

"Wah, ternyata kebanggaan iblis menjadi budak dari manusia ini," Leviathan memuji dengan mencemooh.

Memang bukan hal asing lagi jika iblis diperbudak oleh manusia, tetapi iblis melakukan hal tersebut karena dosa yang ada di manusia yang terikat dengan mereka. Namun, ada beberapa iblis yang menjustifikasi bahwa iblislah yang diperbudak oleh manusia karena ambisi manusia.

Contohnya, Leviathan.

Leviathan benci ketika ada iblis yang mau-mau saja terikat janji dengan manusia. Membuat iblis menjadi apa yang dikatakan oleh manusia seperti anjing. Itu sama saja menurunkan derajat iblis yang memiliki kekuatan yang lebih besar ketimbang manusia. Setiap kali dia melihat iblis yang terikat dengan manusia, dia ingin sekali menyadarkan bahwa iblis memiliki kekuatan yang lebih besar ketimbang manusia.

"Apa yang kaulakukan di sini, Leviathan?" tekan Lucifer sembari menatap Leviathan dengan tajam. Bagi Lucifer, Leviathan adalah iblis yang menghasut manusia untuk selalu iri dengan manusia lainnya. Hal tersebut menyebabkan manusia saling berlomba-lomba bahkan untuk memperebutkan apa yang mereka inginkan. Bukan berarti benci, tetapi manusia yang berhadapan dengan Leviathan adalah 'milik Maut'. Apapun yang terjadi pada Zhea dan itu ketika ada Lucifer, Maut akan menghabisi Lucifer tepat saat itu juga.

Lucifer masih sayang nyawa, omong-omong.

Zhea, yang masih menggenggam pisau makan dan garpu, hanya bisa melihat perang dingin yang dikibarkan oleh Lucifer. Zhea jelas mengenal iblis di hadapannya ketika Lucifer memanggil nama iblis itu, Leviathan. Salah satu iblis terkuat di dunia iblis yang memiliki kekuatan ataupun sifat iri dengki yang mendarah daging. Sifatnya berkebalikan dengan Lucifer yang selalu bangga akan apa yang melekat pada dirinya.

Namun, seharusnya Lucifer berpihak pada Leviathan. Bukannya mengibarkan perang dingin pada sesama iblis. Bisa terjadi perang nantinya. Yang terkena imbas dari perang itu adalah dunia manusia. Dan Zhea tidak ingin itu terjadi.

a little tale.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang