the otherside.

4 0 0
                                    

"Lebih baik segera."

Jemari lentiknya bermain di rambut cokelatnya dengan gemulai. "Untuk apa?" tanyanya dengan lembut.

"Semesta mulai goyah."

Dia terkekeh. "Seraphim sudah tidak sabar ya?" terkanya dengan mencela.

"Kau memang berusaha membuat Seraphim marah." Terdengar helaan napas yang berat.

Dia berbalik, menatap Entitas di belakangnya dengan tajam. "Sesekali, Seraphim perlu diberi pelajaran," katanya dengan angkuh.

"Kalau Pangeran ada di sini, dia pasti akan senang melihat tingkahmu yang begini."

"Kau sungguh akan mengungkitnya di sini?" tanyanya dengan kesal.

Entitas itu mengangkat kedua bahunya. "Menurut sejarah, kalian tidak terpisahkan. Paling tidak, salah satu dari kalian pasti ada yang menganggur sehingga menciptakan kekacauan belaka," katanya dengan tenang.

Entitas berwujud wanita muda itu menghela napas dengan lelah. "Tolong, jangan kaitkan aku dengannya." Jemarinya dengan gemulai mengikat pangkal kepang yang telah dibentuknya selama 30 menit sambil mengobrol.

"Terserahlah." Entitas yang menemani wanita muda itu berbalik menghadap ke balkon kamar. Netra ungunya menelisik setiap sudut pepohonan rindang di hadapannya. Dengan sedikit menoleh, dia berkata, "Jangan sampai Pangeran tahu." Kemudian, kehadirannya tidak terasakan kembali.

^°^°^

Pangeran tetidur di kursi kerjanya di Rumah Merah. Kepalanya menyender ke belakang, sementara kaki jenjangnya berselonjor di meja hitam tak berkaki di hadapannya. Keheningan menyelimuti ruangan hitam pekat tersebut, suasana terasa mencekam meskipun banyak anasir di luar ruangannya.

Tra, sang Tangan Kanan Pangeran, sesekali melirik tuannya yang entah benar tertidur atau tidak. Tidak ada tanda-tanda pergerakan dari Pangeran meskipun sudah melancarkan satu serangan fatal ke arah Semesta Tujuh, Bumi lebih tepatnya. Tidak ada pula pergerakan dari Hakim dan Seraphim yang entah mengapa mengabaikan tindakan impulsif tanpa preventif yang menyebabkan jutaan manusia mati tanpa sisa.

Pangeran mengedip dalam pejaman mata. Pengangguran adalah cap yang pas untuknya sekarang. Tidak ada kegiatan pasti selain mengamati seluruh tindak-tanduk entitas yang ada. Biasanya, kebosanan itu akan sirna karena dia selalu berkeliling alam semesta tanpa arti. Namun sekarang, dengan adanya kasus yang dibintangi oleh entitas besar, rasanya sia-sia jika harus pergi berkeliling dan melewatkan setiap detail yang ada.

"Tidak ada kabar dari Seraphim?" tanya Pangeran pada Tra.

Benar. Pangeran memang tidak pernah tidur sekalipun dia lelah.

"Tidak ada, Tuan."

Pangeran mengerutkan dahi. "Sama sekali?"

"Tidak ada, Tuan."

"Sekalipun dia tahu bahwa aku bisa disingkirkan dengan mudah hanya karena suatu pekerjaan?"

"Tidak ada, Tuan."

Tra tahu itu hanya basa-basi. Tuannya tidak pernah sekalipun menanyakan tentang perintah dari Seraphim. Pangeran adalah entitas yang berdiri sendiri. Seluruh tugasnya turun langsung kepadanya. Tidak ada yang perlu ditanyakan, dia hanya berjalan sesuai perintah tanpa memikirkan dengan cara destruktif ataupun konstruktif.

"Bagaimana dengan Klo?"

Kalau yang itu sudah berbeda. Tra tahu Pangeran perlu perantara lebih untuk tahu kabar tentang Klo agar mendapatkan detail yang lebih terperinci.

"Bersama Kla, Tuan."

Tra merasa tercekik. Tuannya tidak suka ada yang menyebut Kla di hadapannya secara langsung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

a little tale.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang