07. Permisi Mau Jadi Pacar Saya?

2.8K 308 9
                                    

“Jangan pernah menilai seseorang dari luarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jangan pernah menilai seseorang dari luarnya. Yang kelihatan bahagia belum tentu beneran bahagia, sama juga kayak orang yang kelihatan kaya belum tentu punya banyak duit.”
—Pacar kesayangan Baskara, Btari.

-𝓚𝓸𝓼𝓪𝓷 𝓑𝓮𝓷𝓾𝓪-

Baru seminggu kembali ke kosan, hari ini Btari sudah pulang lagi saja ke rumah. Kangen Bunda, katanya. Memang dasar ya, Btari ini anak Bunda sekali, tidak bisa yang namanya jauh-jauh dari Bunda. Maklum anak bungsu, terlebih anak perempuan satu-satunya.

Ya, gitu deh manja.

"Tadi pulang diantar Baskara, dek? Kenapa atuh enggak disuruh mampir dulu? Bunda kangen sama calon menantu, udah lama banget enggak ketemu,” tanya Bunda Helma sambil mengaduk bubur kacang hijau yang sudah hampir matang.

Baru sampai, Btari sudah minta dibuatkan bubur kacang hijau. Anak itu sedang mengidam burcang ijo, makanya pulang ke rumah. Bisa sih Btari beli di mamang yang suka lewat depan kosan, tapi buatan Bunda lebih enak.

Btari menggeleng, lalu menjawab, "Enggak, pulang bareng Kale adek tuh, Bun. Baskara lagi sibuk, kapan-kapan deh ajak ke rumah.”

"Kirain Bunda sama Baskara. Oh iya, Kale sering ada di kosan, Dek?" tanya Bunda lagi, "Tante Asti kemarin cerita sama Bunda, katanya Kale sekarang udah tobat, lebih sering di kosan daripada ngelayap."

“Sampe Tante Asti bilang,  ‘duh Hel, alhamdulillah banget si Kale teh sekarang udah sering di kosan. Udah tobat kayaknya itu anak’.” Bunda memeragakan gaya bicara Tante Asti.

Apa? Btari tidak salah dengar kan? Kata Bunda sekarang Kale sering ada di kosan. Sering bagaimana coba, seminggu ini saja tetangga Btari itu ada di kosan hanya dua hari. Itu pun karena ada rapat dan harus menemani Btari mengerjakan tugas. Tante Asti, untuk kali ini tolong maafkan Kaleandra.

"Mas Bian mana, Bun? Lagi keluar?" Dibandingkan harus menjawab pertanyaan Bunda lebih baik Btari menanyakan Mas Bian saja, habis jika dijawab Btari harus bohong juga.

Menambah-nambah dosa saja.

Tapi Btari penasaran juga ke mana Mas Bian hari ini, sejak Btari sampai rumah ia tidak melihat Kakak laki-lakinya itu, padahal biasanya selalu ada di rumah. Mas Bian ini anaknya betah sekali berdiam diri di rumah, keluar pun jarang. Kalau kata Btari dan Mas Bimo, Mas Bian itu vampir jadi-jadian, takut dengan terik matahari.

Takut mendadak jadi abu kali ya Mas Bian.

Berhubung kadung membicarakan Mas Bian, Btari ingin bercerita sedikit tentang keluarganya. Btari Afabia Melody, anak ketiga dari tiga bersaudara. Terlahir dari rahim wanita cantik bernama, Helma Listya Melody. Ayah Btari, seorang pengusaha, tidak jauh berbeda dengan keluarga Kale, makanya kedua keluarga itu bisa tinggal di perumahan elite.

Btari memiliki dua kakak laki-laki, yang pertama Bimo Andreas Mahendra, Mas Bimo ini sudah jarang di rumah, sehari-harinya sibuk bekerja di perusahaan milik Ayahnya. Dan yang kedua Bian Arya Mahendra satu kampus dengan Btari, bedanya Mas Bian sekarang sedang sibuk skripsian. Kakak Btari yang satu ini satu angkatan dengan Baskara.

Kosan BenuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang