17. Dedek Gemes

1.6K 215 35
                                    

"Jangankan dedek gemes, temen seangkatan aja susah banget dapetinnya."

—Kavin, duta sad boy


•••


2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2.30 PM | Kampus UMI

"Lo nggak capek apa ngikutin gue terus?" kesal Bagas karena sedari tadi Metta terus mengikuti kemana pun Bagas pergi. Cewek itu tidak ada kerjaan lain apa selain  mengikuti Bagas.

Jangan-jangan kalau Bagas pergi ke toilet, Metta juga ngikut terus lagi.

Metta menggeleng, "Aku mau ikut kemana pun kamu pergi."

"Bacot."

"Bagas, ih."

Bagas menghentikan langkahnya secara mendadak membuat Metta menubruk tubuh cowok itu. Bagas lelah, sangat lelah. Sudah diusir dosen karena telat, terus sekarang Metta mengikuti Bagas terus. Dosa apa Bagas hari ini.

"Mau lo apa sih?"

Metta tersenyum, harusnya daritadi saja Bagas bertanya seperti itu. "Aku cuma mau makan bareng kamu."

"Ogah, gue mau makan sama Tasya," tolak Bagas mentah-mentah membuat Metta memajukan bibirnya, bete.

"Tasya?" Metta mengingat-ingat siapa Tasya itu. "Ah, temen satu jurusan kamu itu?"

"Pinter. Tuh orangnya," tunjuk Bagas ke arah Tasya yang sedang berjalan ke arahnya. Hari ini Tasya sangat cantik dengan balutan dress berwarna peach yang pas di badan cewek itu.

Dengan cepat, sebelum Tasya lebih dekat ke arah mereka, Metta langsung menghimpit lengan Bagas erat-erat. Enak saja mau pergi makan dengan Tasya, harusnya Bagas pergi dengan Metta, sebab tunangan Bagas itu Metta bukan Tasya.

"Lepas," ujar Bagas berusaha menyingkirkan tangan Metta namun tidak bisa.

"Nggak mau, pokoknya kamu harus makan bareng aku."

"Lepas nggak."

"Ayo Gas, jadi makan bareng kan?" tanya Tasya begitu di depan Bagas dengan mata yang terfokus pada tangan Bagas yang terus dipegangi Metta.

"Bagas nggak bisa makan bareng lo, dia mau makan bareng gue," sahut Metta dengan cepat.

"Metta," geram Bagas, ingin rasanya Bagas memarahi Metta detik ini juga, tapi Bagas sadar mereka sedang berada di tempat umum.

"Kenapa lagi sih Bagas? Tadi kan kamu udah janji mau makan bareng aku."

"Halu, kapan gue janji sama lo?!"

Tasya hanya bisa menonton adu mulut Bagas dan Metta dalam diam. Sedikit canggung sih berada di situasi sekarang ini. Apa Tasya pergi saja kali ya? Tasya tahu Bagas tidak suka dengan Metta, tapi akan lebih aneh saat Bagas lebih memilih Tasya dibanding Metta.

Kosan BenuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang