45. Ajang Keakraban

1.8K 237 24
                                    

"Kalau nggak bisa kasih kepastian, seenggaknya jangan pernah kasih harapan."
—Bagas

•••••

•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4.30 PM | Ruang Tengah

Sesuai kesepakatan di grup kosan, hari ini anak-anak Kosan Benua untuk kesekian kalinya akan mengadakan makan bareng alias mabar. Meski tidak kumpul semua, tetapi tidak mengurungkan niat mereka untuk tetap melaksanakan mabar.

Kasihan Lea, Btari, Lia, dan Karin yang sejak tadi siang sudah mempersiapkan semua. Mulai dari memasak, menyiapkan cemilan, sampai membuat minuman yang katanya bisa membuat mood membaik. Kalau kata Galang, "Lo semua tinggal duduk doang, nunggu sambil ngobrol, nggak masak. Apa susahnya buat kumpul? Masih satu kosan aja susah bener buat ngumpul."

Habis Galang bilang begitu, mereka langsung menurut. Galang kalau marah seram, bisa-bisa dia langsung ceramah seperti Mamah Dedeh.

Tujuan mengadakan acara mabar hanya satu, kembali mengeratkan hubungan anak Kosan Benua satu sama lain. Sebab, saking banyaknya masalah yang akhir-akhir ini dialami mereka, secara tidak sadar membuat hubungan anak-anak Kosan Benua perlahan memiliki jarak. Yang tadinya bisa makan dan gibah bareng hampir seharian, sekarang-sekarang ini jangankan makan dan gibah, saling menyapa saja jarang, apalagi sebabnya kalau bukan anak Kosan Benua yang sudah jarang ada di kosan.

"Cemilannya kurang nggak sih?" tanya Btari sambil menatap ke arah meja di ruang tengah yang di atasnya sudah tersedia berbagai macam camilan. "Gue tambahin lagi kali ya?"

"Nggak. Nggak usah, Bi. Makasih banyak lho. Gue tau lo demen makan, tapi ini udah banyak banget, Btari," tolak Lea langsung merebut ponsel Btari saat cewek itu sedang membuka aplikasi ojek online untuk memesan makanan kembali.

"Kan kita banyak orang, Ya. Abis kali kalau dimakan bareng-bareng."

"Dih, lo mau bikin perut kita semua buncit, Bi," sahut Galang dari arah dapur.

Btari langsung memanyunkan bibirnya. Iya sih, memang sudah banyak makanan. Tapi kan, Btari anaknya senang sekali kalau sudah lihat berbagai makanan di depan matanya. Memang anak-anak Kosan Benua tidak ada yang peka.

"Nggak usah manyun gitu, jelek tau," ejek Bima entah sudah sejak kapan ikut berdiri di samping Btari.

"Biarin jelek, biar nggak ada yang suka sama gue."

"Tapi kalau gue tetep suka gimana dong?"

"Giliran bikin baper jago, tapi giliran diminta kejelasan pura-pura budek. Siapa sih itu?" Bima langsung terdiam di tempat. Sepertinya Btari akan terus membahas masalah itu.

"Sabar ya, kan semua butuh proses."

"Proses ndasmu, Bima."

Bima langsung terkekeh saat Btari mendadak kesal. Saking gemasnya sebelum kembali pergi ke dapur cowok itu masih sempat-sempatnya mencubit pelan pipi Btari lalu diakhiri dengan mengacak-acak rambut cewek itu.

Kosan BenuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang