2 minggu pun berlalu, dan hari ini adalah hari pernikahan gue.
"Pipi, jangan nangis terus. Nanti dandanannya rusak," ucap Oma.
Gue udah di kamar papa dulu yang di rumah Oma. Semua keluarga besar gue dateng.
"Pipi belum siap Oma," rengek gue.
"Bismillah sayang," jawab oma lembut.
"Vi, buruan keluar. Suami lo udah selesai ngucap ijab qobul tuh," ucap Reni di ambang pintu.
Apa Reni bilang? Suami gue?
Ih. Risih dengernya.
Gue benci sama om Raka.
Sesi tukar cincin dimulai.
Raka melingkarkan cincin di jari manis gue. Dan sebaliknya.
Gue masih gak nyangka hidup gue yang cerah tiba-tiba mendung kayak gini. Gue yang selalu didamba-dambakan cowok-cowok di kampus gue malah berujung dinikahi sama Om Om anak satu ini.
"Vi," bisik mama sambil goyangin lengan gue.
Gue tersadar dan mendapati tangan Raka yang mengarah ke gue. Oh Raka ngajak salaman. Okay gue terima itu. Mau ga mau gue harus tetep sopan di depan keluarga besar gue.
"Vivi," geram mama.
"Cium tangan Raka," lanjutnya sambil sedikit melotot ke gue.
Ha?
gue pun buru-buru mencium tangan Raka terpaksa lalu dia sedikit nunduk untuk nyium kening gue.
Deg.
Papaaaaaaaaa.. Ada om-om yang berani nyium Vivi.
Baru kali ini ada laki-laki yang nyium kening gue selain papa.
Acara terus berlanjut. Gue di tuntut mama untuk terus tersenyum selama resepsi.
Gue menyalami satu persatu tamu dengan Raka. Gue harap ga ada satupun temen gue yang dateng. Ya emang sih gue ga ngundang temen-temen gue. Tapi was was aja takut ada yang ga sengaja tau. Bisa bisa gue diledekin sampe mimisan.
"Selamat Om Raka dan tante Vivi," ucap kak Vera yang katanya kakak kedua Raka.
Gue hanya senyum kecut mendengar panggilan tante untuk gue.
Tante? Ijab qobul baru aja tadi pagi, status gue kini udah jadi tante-tante.
Semua ini gara-gara Raka si om om yang udah punya anak.
Tak lama kemudian, si bocah kecil kemarin lari ke arah kak Vera.
"Mama," panggil si bocah.
Gue mulai bingung.
"Sini, ayo kasih selamat ke Om Raka dan tante Vivi," ucap kak Angga suami kak Vera.
"Selamat apa Pa?" tanya si bocah polos.
Ha? Pa? Papa? Mama?
Gue makin bingung.
"Rafly bikin Om gemes banget sih," ucap Raka lalu menggendong bocah itu.
Bentar-bentar.. "Rafly?" tanya gue pelan.
"Ini anak kedua kakak, Vi. Namanya Rafly," jelas kak Vera.
"Jadi, Rafly bukan anaknya Om Raka?" tanya gue polos.
Spontan di sekeliling gue terdengar tawa kecuali Raka yang menatap tajam ke arah gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ice Boy and Fussy Girl
RomanceRaka mengira dengan menikahi putri dari sahabat ayahnya bisa meringankan beban hidupnya. Tapi nyata nya, menikahi Vivi yang masih bocah malah membuat bebannya menjadi 2× lipat. Lalu bagaimana Raka mengurus Vivi yang lebih pantas menjadi adik nya? Da...