Keesokan harinya panas Vivi sudah menurun entah karena bye bye fever nya Rafly atau karena pelukan Raka. Meskipun begitu, Raka tidak mengizinkan Vivi untuk berangkat kerja.
"Mas, ayolah. Vivi ga sakit apa-apa. Vivi mau kerja." Ucap Vivi masih meminta untuk ikut ke kantor.
"Lusa kerjanya!" Sahut Raka.
Raka masih ga ingin lihat Vivi ketemu sama Delvin. Dia takut kejadian semalem terulang lagi. Bukannya posesif, tapi usia Vivi masih belum cukup mengerti status dia sekarang.
Raka segera mengendarai mobilnya dan sesampainya di kantor, Raka berpapasan dengan Siska.
"Selamat pagi, pak." Sapa Siska dengan menunjukkan senyum manisnya.
"Pagi," sahut Raka singkat sambil tetap jalan ke arah ruangannya.
"Pak Raka mau saya bikinin kopi?" Tawar Siska sambil jalan cepat untuk menjajari langkah Raka.
Raka berhenti melangkah, "kamu itu OB apa sekertaris saya?"
"Em maaf pak." Jawab Siska sambil menunduk lalu Raka masuk ke ruangannya.
Baru saja Raka mendudukkan tubuhnya di atas kursinya, tiba-tiba handphone nya berdering dan tertera nama Daffi.
Daffi?
"Halo Daf," sapa Raka setelah menjawab telfon dari Dafi.
"Lo ada waktu buat ketemu ga?" Tanya Daffi to the point.
Daffi ngajak gue ketemu? Apa ada hubungannya sama Delvin?
"Halo. Raka," panggil Daffi di seberang telfon.
"I-iya. Ketemu dimana?" Tanya Raka.
"Ntar gue ke kantor lo." Jawab Daffi.
"Ok bro. Gue tunggu." Ucap Raka lalu menutup sambungan telfonnya.
Raka mulai fokus kerja. Dia yang berkarakter thingking tak ingin menyerah begitu saja setelah kemarin klien nya membatalkan kontrak sepihak. Ketika di depannya jalan buntu, ia ingin membuat jalan sendiri. Raka ingin menciptakan peluang dari masalah ini.
Setelah menerima uang pembatalan kontrak dari klien nya kemarin, Raka memperbaiki hal-hal yang berhubungan dengan proyek nya lalu membuat janji ketemu pada salah satu klien di perusahaan ayahnya dulu
Setelah berjam-jam Raka fokus pada komputer dan lembar-lembar berkas, tiba-tiba konsentrasinya buyar setelah melihat pesan singkat dari Vivi.
/Vivi bosen di rumah. Mas Raka cepat pulang ya❤/~kebo kecilku.
Raka masih mantengin handphone nya tak percaya.
Vivi ngasih emot love?
Tapi pesan singkat itu mampu membuat Raka senyum-senyum sendiri sampai tak sadar jika papa mertua sekaligus direktur nya sudah berdiri di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ice Boy and Fussy Girl
RomanceRaka mengira dengan menikahi putri dari sahabat ayahnya bisa meringankan beban hidupnya. Tapi nyata nya, menikahi Vivi yang masih bocah malah membuat bebannya menjadi 2× lipat. Lalu bagaimana Raka mengurus Vivi yang lebih pantas menjadi adik nya? Da...