Sabtu malam.
Kini gue dan Grizell udah sampek cafe tebing. Tapi gue ga menemukan keberadaan Sandi, Delvin dan Agnes.
"Mereka mana ya?" Tanya Grizell.
"Perasaan kita ga terlalu awal ya datengnya? Bahkan bisa dikatakan telat " Ucap gue.
Tak berselang lama,
Drrrrrrr..
Tertera nama Sandi di layar handphone gue.
"Halo San lo dimana? Gue dan Grziell udah sampek nih." Ucap gue setelah nyambung telepon.
"Gue share loc, kalian langsung kesini ya!" Ucap Sandi.
"Halo? San? Sandi?" Ucap gue yang mencoba manggil Sandi tapi nol sen. Sandi udah matiin telfon sepihak.
"Gimana Vi?" Tanya Grizell
"Kita di share loc," jawab gue.
"Loh tempatnya ga disini?" Tanya Grizell bingung .
"Ga paham gue," jawab gue lalu gue membuka maps lokasi yang di share Sandi.
"Yaudah langsung kesana aja!" Ajak Grizell.
Gue dan Grizell menuju tempat yang di share Sandi. 5 menit kemudian kita udah sampai.
"Ini gue yang salah nunjukin arah jalan apa emang Sandi yang salah share loc?" Tanya gue heran karna kini kita berhenti di sebuah Bar.
"Kalau share loc ya ga mungkin salah Vi," jawab Grizell.
"Coba gue lihat lagi deh maps nya," ucap gue mulai membuka handphone lagi. Tiba-tiba,
"Zell, Vi" panggil Sandi lalu kita menghampirinya.
"Acara lo ga disini kan?" Tanya gue memastikan.
"Disini nyet. Udah ah buruan masuk. Udah ada Agnes dan Delvin noh di dalem," ucap Sandi sambil menarik gue dan Grizell.
"Lo bilangnya di cafe tebing," ucap gue mulai khawatir.
"Tadi niatnya emang di cafe tebing. Lalu gue fikir lagi, ngapain coba kita party di cafe." Jelas Sandi.
"Tapi San-," gue mau ngomong lagi tapi udah di tarik Grizell duduk di samping Agnes.
"Udah, malam ini kita party. Kalian pesen apa aja bebas. Gue udah booking bar ini semaleman." Ucap Sandi.
Mas Raka?
Gue izinnya di kafe tebing
Ini kalau dia tau gue ke bar, dia marah ga ya?
Ish sialan Sandi, gak bilang-bilang kalau move lokasi.
"Vi," panggil Agnes sambil menoel lengan gue.
"Eh iya?" Ucap gue.
"Ngapain nglamun? Ntar kesambet. Di bar banyak setan loh," ucap Sandi yang langsung di susul tawa yang lain.
"Ya lo kenapa sih bikin party di bar segala?" Tanya gue agak sebel.
"Yaelah Vi. Masih tanya lagi. Sekali-kali lah nyet. Biar beda dong. Kita juga udah ga bocil lagi kan? So, enjoy aja," jawab Sandi sambil menaruh minuman beralkohol di atas meja kita.
Nah nah. Minuman apa ini?
Gue harus tetap sadar sampai rumah.
Berabe urusannya kalau mas Raka liat gue mabuk, bisa tau kalau gue party nya di bar.
"Vi, ikutan main ga?" Tanya Delvin tiba-tiba.
"Ha? Main apa?" Tanya gue balik.
"Ular tangga," jawab Delvin sambil ngasih gue dadu.
![](https://img.wattpad.com/cover/255796772-288-k321911.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ice Boy and Fussy Girl
RomanceRaka mengira dengan menikahi putri dari sahabat ayahnya bisa meringankan beban hidupnya. Tapi nyata nya, menikahi Vivi yang masih bocah malah membuat bebannya menjadi 2× lipat. Lalu bagaimana Raka mengurus Vivi yang lebih pantas menjadi adik nya? Da...