Happy reading
:)"Apa-apaan? Coba gw tanya bang Taeyong" ucap Mark penuh emosi.
"Tanya aja kalo ga percaya" ucap Yuta dengan nada santai.
Mark langsung berjalan ke kamar Taeyong dan mengetuk pintu sebeluk masuk, setelah mengetuk pintu, Mark langsung masuk. Ia melihat kamar Taeyong yang berantakan, aneh, biasanya kamarnya selalu rapih.
"Bang... Bang Taeyong?"
"Apa?!" tanya Taeyong, ia keluar dari kamar mandi dengan keadaan berantakan.
"Bang, lo kenapa?" tanya Mark dengan nada panik. Sungguh, Taeyong sangat berantakan, rambut berantakan, tangan yang tersayat karna silet, darah di baju dan wajah tampannya.
"Kenapa?!"
"Lo yang kenapa?!"
Taeyong tidak menjawab, ia langsung berjalan keluar. Mark langsung mengecek ke kamar mandi yang ada di kamar Taeyong. Ada dua orang mayat tergeletak.
Mark benar-benar terkejut akan hal itu. Bagaimana bisa Taeyong membawa dua orang ke markas mereka tanpa sepengetahuan seorang pun? Dua orang perempuan, kenapa mereka mau dibawa ke tempat ini? Dan kenapa tidak ada teriakan karna tubuhnya yang tersayat?
Mark langsung berlari keluar, ia tidak melihat keberadaan Taeyong. Mark langsung mencari anggota lain dan ia melihat Doyoung.
"Bang, tolong urus kamar mandi bang Taeyong" -mark
"Dih kurang kerjaan banget gw bersihin" -dy
"Liat dulu sana" Mark langsung pergi mencari Taeyong. Saat sampai di depan markas, Mark mencari mobil Taeyong. Tidak ada mobil milik Taeyong dan ada tetesan darah dimana mana.
"Ck! Menyusahkan!"
"Mark, ini kenapa banyak darah?" tanya Jaehyun kepada Mark.
Mark tidak menjawab dan langsung masuk ke mobilnya.
"Ck!" decak Jaehyun.
...
"Tae... Lo kenapa?" tanya y/n kepada Taeyong. Taeyong tidak menjawab dan berjalan maju menuju y/n.
Tidak ada perasaan takut sama sekali dalam diri y/n saat ini. Ia malah berjalan maju juga.
Saat sudah dekat, Taeyong tiba-tiba memeluk y/n dan menangis.
"Tae?"
Taeyong tidak menjawab, y/n diam. Ia tidak membalas pelukan Taeyong atau memberontak minta di lepas.
"Y/n... Gw dikasih dua pilihan"
"Apa?"
Taeyong melepaskan pelukannya, ia mencengkram bahu y/n.
"Kenapa?" tanya y/n dengan nada selembut mungkin.
"Mamah... Mereka... " Taeyong tidak berkata apa apa lagi, y/n memegang tangan Taeyong dan melepaskan tangan Taeyong dari bahunya.
"Tangan lo di obatin dulu ya?" Taeyong tidak menjawab.
"Diam berarti ya" ucap y/n, ia membawa Taeyong masuk ke dalam rumahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is A Mafia
FanfictionCerita ini fiksi yaa Aku pakai bahasa indonesia, ada bahasa baku dan non baku Maaf kalo ga bagus soalnya baru pertama kali buat:v Janlup Voment dan follow yaa