Part 10 - Engagement

12 3 1
                                    

(Adelia POV)

Hari pertunanganku semakin dekat. Seminggu lagi aku dan Daniel resmi bertunangan. Aku hanya bisa pasrah dan menerima semuanya. Semua orang di rumah sibuk mengurus acara pertunanganku. Acaranya akan diadakan di rumahku yang besar dan luas. Tentu saja... Keluarga Abraham Steel Anderson adalah keluarga kaya dan terpandang gitu lho.

Kami makan bersama layaknya keluarga bahagia. Yah sayangnya aku sama sekali tidak senang atau puas. Tidak dengan Daniel yang disampingku, memasang wajah sumringah dan menarik perhatian keluargaku.

Cihh... Menjijikkan sekali!

"Bagaimana perusahaanmu Daniel? Aku dengar kamu mau membuat produk baru?" tanya papa.
"Iya om, saat ini kami mau membuat iklan untuk produk terbaru kita. Kita sangat semangat untuk mencari ide-ide cemerlang dari para karyawan kita yang berbakat"

Aku paling malas mendengar masalah kerjaan yang tak kumengerti sama sekali. Yah aku tahu dia mau pamer kesuksesannya didepan papa.

Dasar cari muka sekali.

"Wahh bagus itu. Memang kita harus lebih menghargai karyawan kita.. Aku sendiri terkadang kesulitan kalau tak mendapat saran dari bawahan, apalagi David sangat ahli mendekati para karyawannya. Aku rasa kalian akan cocok sekali menjadi rekan bisnis dikedepannya!"

YaYaYa... Obrolan orang tua! 

Padahal Damian pernah cerita kalau Daniel suka bermain-main dan jarang serius bekerja. Tapi orang tua mereka tidak mempermasalahkan itu dan tetap menjadikan Daniel penerusnya. Entah bagaimana cara pikir orang-orang kaya yang tak mendidik anaknya dengan baik, malah di biarkan menjadi-jadi.

Damian tipe pekerja keras sedangkan Daniel... entahlah... lagi-lagi aku membandingkan kedua orang itu. Cihhh menyebalkan.

Kulirik disebelah kiri, kak David hanya tersenyum kecil sembari menyesap teh santai.

Tumben kak David tidak cerewet kayak biasanya. Mungkin jaim kali ya... Ishhh... Dasar para muka dua semua.

"Wah itu menakjubkan sekali om, saya masih banyak belajar juga." 

"--Aku berharap dikedepannya kita bisa bekerja sama dengan baik David." Daniel tersenyum sopan sembari menunduk sekilas. Aku tak simpatik sekali, malah mendapat jawaban tak terduga dari kedua keluargaku.

"Sama-sama Daniel" jawab kak David.
"Wahh itu namanya anak-anak kebanggaanku hahahahaha"

"Lihatlah keceriaan di pagi hari ini... Kamu harus bangga banyak lelaki hebat disekelilingmu Adelia" mama ikut menyahut dan tersenyum lebar.

"Oh ya, saya minta izin untuk menjadikan Adelia sebagai bintang iklan perusahaan saya om.. Ini akan sangat menguntungkan kedua belah pihak" perkataan Daniel hampir membuat aku memuncratkan roti yang kumakan.

"Apaaa??!"
"Adelia jaga sikapmu sayang..." mama memperingatiku. Ya mana bisa.. Aku kan reflek dengan perkataan aneh lelaki disampingku.

"Kamu yakin ingin menjadikan Adel sebagai ikon perusahaanmu? Dia akan menyusahkanmu lho"

Apa-apaan kak David ini? Kesannya dia meragukan kemampuanku sebagai seorang model.

"Iya. Aku sangat yakin Adelia berbakat mempromosikan produk terbaru kita, apalagi rambut Adelia yang indah sangat cocok sekali." Daniel melirik dan tersenyum menggoda kearahku.

Berhenti merayuku dasar muka dua.

"Hmm.. Menurutku memang wajah Adelia cocok. Tapi apa benar tidak apa Daniel?"
"Iya om, saya sangat ingin Adelia menjadi bintang iklannya."
"Bagaimana Adelia? Kamu mau menjadi bintang iklan di perusahaannya Daniel?"

Please, Choose Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang