What the?

58 4 0
                                        

Adelia semakin bosan tinggal bersama David, sering-seringnya dia sendirian di rumah besar itu tanpa melakukan apapun dan hanya jalan-jalan mengelilingi rumah. Aneh memang rumah sebesar ini cuma ada penghuni dua orang dan sisanya maid dan butler. Tetap saja sepi... Mana ada yang bisa diajak bicara sama diajak main?

David membuatnya menjadi adek serta anak tuan rumah ini. Tentu saja mereka begitu menghormatinya bak tuan putri.

"Alan!" Alan datang sekejap masuk kedalam kamar. Wahh cepat sekali, sudah kayak ninja saja.
"Ada apa nona?"
"Aku bosan" lelaki itu masih tak bergeming. Adelia sudah terbiasa tak mendapat respon karena keluh kesahnya. Karena sebal Adelia memikirkan cara.

"Nona?" Alan berdiri tegap dipojokan memasang wajah datar. Sudah seperti pelayan beneran. Ya memang pelayan sih...

"Oh.. Aku mau buah-buahan yang seger campur krim dan enak pokoknya"
"Baik nona. Tunggu sebentar" Adelia memegang majalah ditangan membolak-balik sampai capek sendiri.

1 menit kemudian...

Alan sudah membawa mangkuk besar salad bermacam-macam buah jadi satu. Mata Adelia membulat dan liurnya menetes. Dia mengambilnya dan melahapnya langsung.

"Wahh cairan apa ini? Putih..putihh.. Kayak susu?"
"Itu mayonaise nona.. Didalamnya ada buah semangka, kiwi, apel, mangga, naga, strawberry, melon, avocado dicampur dengan mayonaise dan susu terbaik. Sedangkan diatasnya ditaburi keju dari brand **** yang bekerja sama dengan perusahan steel anderson"

Harus sebut merk juga ya?

"O-oke.. I-Iya..iya.. Terimakasih atas penjelasan lengkapnya. Sudah kayak berita saja yaa"
"Apa lagi yang anda butuhkan?" Adelia yang masih sibuk tiba-tiba saja pura-pura batuk.
"Uhuk...A-Aku..A-Aku butuh minum!" Alan menepuk tangan satu kali. Seorang maid masuk membawa nampan berisi jus jeruk yang segar.
"Ini jus jeruk yang segar nona" Adelia mengernyit.
"Aku mau air putih!" maklum dia lebih suka minuman yang alami. Meski jusnya begitu menggiurkan. Alan menepuk tangannya lagi dan maid datang membawa nampan berisi segelas air putih.

Wahh... Kemampuan lelaki itu tak bisa diragukan. Adelia masih tidak puas... Dia ingin mengerjai Alan lebih banyak lagi. Ekspresi Alan hari ini jauh berbeda dari mereka pertama kali bertemu. Alan yang sekarang seperti robot tanpa ekspresi dan Adelia sangat kesal dengan sikapnya yang sudah kayak bukan manusia lagi.

"Belikan aku siomay!"
"Baik nona"

Dua menit kemudian Alan sudah kembali membawa mangkuk berisi siomay yang masih hangat. Adelia melirik sekilas karena tak percaya mengambil mangkuknya. Mengambil sendok sedikit mencicipinya.

"Ini bukan siomay yang kusukai!"

Alan masih setia berdiam ditempatnya, bertahan dengan wajah datarnya. Adelia kan tidak mau melihat sikap Alan yang formal dan datar. Wajahnya yang ekspresif pertama kali bertemu sedikit membuatnya senang karena mengkhawatirkan layaknya seorang kawan lama. Tapi entah beberapa hari ia tinggal di rumah ini sikap Alan berubah seperti pelayan sempurna.

Benar-benar rumah orang kaya!

"Apa yang kurang dari siomay ini nona? Apa bumbunya atau ikan tengirinya yang kurang enak?"

Sebetulnya siomaynya lumayan enak... Hanya saja dia lebih suka makan di komplek biasa ia nongkrong padahal jaraknya jauh sekali.

"Semuanya aku tidak suka, biasa saja. Aku mau siomay dekat komplek aku biasa nongkrong"
"Nona..."
"Kau bilang akan menuruti semua keinginanku kan?" Adelia memasang mimik sedih yang dibuat-buat.

Ohh ayolah... Dia mau sikap tenang pelayan sempurna itu berubah seperti manusia pada umumnya. Seperti Alan yang lebay waktu itu...

"Iya itu memang tugas saya nona"
"Belikan aku siomay, es cendol, cimol, makaroni telur yang jualan didekat komplek itu ya"

Please, Choose Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang