My Future with You

22 1 0
                                    

Adelia yang malas dengan tawaran-tawaran promosi kegiatan klub kuliahnya, sering menghindar dan pulang langsung. Hari ini dia kesal tidak melihat Damian di kampus. Ya bukan ingin ketemu juga sih, cuma tidak ada yang diajaknya adu mulut jadi sepi.

Kemudian ada seseorang menyodorkannya brosur, ternyata audisi model. Malas dengan isinya dia hampir membuangnya tapi sayang dan memasukkan brosur itu kedalam tasnya.

"Hai adel... Kok pulangnya sendirian mau kuantar?"

Seorang laki-laki berpakaian menyolok menghampirinya. Ini pasti modus yang sering dipakai cowok-cowok zaman sekarang. Dulu kalau dia masih anggota geng, cowok itu bakal dihajarnya sampai babak belur.
Adelia hanya meliriknya sinis dan tetap berjalan.

"Hei... aku teman sekelasmu lho, masak kamu sudah lupa sih"

Bisa-bisanya dia memanggil nama panggilan itu, meski bukan nama aslinya tapi dia risih orang asing gampang memanggilnya begitu.

"Adel... Kamu cantik tapi kok cuek gitu sih..."
"Bisa tidak kamu diam dan jangan menggangguku"

Beberapa lelaki temannya yang lain gabung dan malah semakin menggodanya. Tidak tahu apa kalau dia sedang malas berbasa-basi dengan siapapun, yang dia inginkan hanya pulang ke rumah dan santai.

"Adelll.... Sinii.. Yukk..."
"Berisik..!" Disaat tangannya akan melayang, ada orang lain yang menahan tangannya dan menariknya untuk menjauh dari para lelaki itu.

"Gleen? Ngapain kamu disini?"

Gleen lelaki itu tiba-tiba muncul tak diundang membawa sejuta tanya. Semua mahasiswa memandang takjub dengan penampilan dan wajah lelaki itu terutama para wanita yang kepo. Gleen menyuruhnya masuk kedalam mobil dan menemukan Damian duduk manis disana.

"Kamu ternyata ada disini?"
"Cepat masuk jangan bawel"

Damian merampas tas yang dipegang Adel sehingga gadis itu ketarik kedalam dengan posisi dipangkuan Damian. Gleen yang berada di kursi kemudi melirik dikaca atas melebarkan mata lalu menutup mata dan menggelengkan kepala.

"Bisa tidak kamu cepat nyalakan mobilmu" perintah Damian.
"Bisa tidak kalian tidak mesra-mesraan disini.. Lakukan di tempat sepi pleasee...!" Balas Gleen dengan nada mengejek.

Tentu saja dia marah... Dia saja tak ada waktu untuk melakukan itu malah ada orang lain yang mendahuluinya dan itu sahabatnya sendiri.

"Kita tidak mesra-mesraan!" Jawab keduanya bersamaan.

"Ngapain kamu menjemputku? Kamu juga tidak ada di kampus hari ini?"

Damian yang tadinya terlihat cuek matanya berubah berbinar cerah. Ternyata gadis itu mencarinya juga padahal tidak bertemu dua hari saja sudah bingungnya minta ampun.

"Kau merindukanku?"
"Tidakk kok!" Damian tersenyum kecil, tangannya meraih pundaknya dan mengecup puncak kepalanya.
"Cihhh..." Adelia hanya pasrah ketika lelaki itu merangkulnya. Tidak malu sama sekali dengan Gleen yang sesekali meliriknya syirik.

Percuma bertanya tujuan Damian membawanya jadi mau tidak mau Adelia mengikutinya sampai di apartemen lelaki itu. Sudah berapa lama dia tidak mengunjungi apartemen elit itu.

Apa rencana Damian dan Gleen membawanya kemari? Masuk ke rumah para cowok single lagi...

"Aku minta tolong" Adelia mengernyit tak mengerti.

Ketika mereka masuk kedalam ada gadis kecil duduk di sofa abu-abu. Mengetahui ada pemilik rumah gadis itu mendongak dengan air mata bercucuran dan berlari memeluk perut Damian.

"Fiona berhentilah menangis" mengelus kepalanya lembut agar berhenti menangis ehh dia semakin kencang nangisnya.
"Jangan tinggalkan aku sendirian lagi!" tangan kecilnya meremas baju yang dikenakannya.
"Aku pergi sebentar tadi"
"Bohong... Kamu tidak memperdulikanku!"

Please, Choose Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang