"Aku mau kamu menceritakan semuanya tentang keluargamu dan... Terutama tentang Daniel" ucapnya sedikit ragu sembari bersandar dibahu kekasihnya.
"Itu cerita membosankan"
"Aku tak peduli.. Aku ingin tahu lebih banyak tentangmu"Bahu Damian nyaman karena pria itu memiliki bahu lebar dan hangat. Entah kadang dia juga suka memeluknya mencari kenyamanan di badannya yang lebih besar. Bersikap manja bukan seperti dirinya. Ucapan David terus terngiang dikepalanya.
"Apa kamu sangat membenci Daniel sampai malas cerita tentang dia?" Tebaknya. Matanya melirik keatas hanya mendapat ekspresi cuek yang selalu ditunjukkan Damian.
"Kenapa kamu begitu penasaran?" Ohh akhirnya dia menoleh melihat wajahnya juga."Umb... Karena dia saudara kembarmu?"
Damian mendengus dan mengusap kepalanya membuat rambut gadis itu berantakan. Rambut perawatan kesalon kan jadi percuma, dasar Damian.
"Tidak bisa ya kamu lebih lembut sedikit?" lelaki itu tersenyum simpul.
Damian mencium keningnya gemas dengan Adelia yang memandangnya kesal. Gadis itu memperlihatkan mata bulat lucu dengan bibir manyun, alhasil Damian terus mengecup bibir menggoda itu. Saking gemasnya...
"Nhh..Damian..."
"Apa yang ingin kau tanyakan?" sudah cukup malunya. Kembali lagi deh ke laptop.
"Aku dengar Daniel menjadi penerus dikeluargamu, bukankah biasanya anak pertama yang selalu menjadi penerus? Lalu kenapa kamu tidak pernah pulang ke rumah?"Tentu saja Damian tidak langsung menjawab dan terlihat masih memikirkan kata-kata yang tepat untuk diceritakan. Terutama membahas saudara kembarnya sendiri. Orang yang paling dihindarinya selama mereka bertemu.
"Sejak kecil Daniel memang sudah dijadikan penerus ayahku. Padahal aku sudah berusaha menjadi yang terbaik bagi keluargaku. Ibuku selalu memuji akan kecerdasanku, tapi mereka tetap menjadikan Daniel putra kebanggaan mereka"
"Kenapa, kamu kan anak pertamanya?"
"Daniel mampu merebut hati kedua orang tuaku" ucap Damian.
"Ta-tapi kenapa? Lalu apa yang membuatmu berpikir Daniel tak pantas menjadi penerus keluargamu?"Kali ini Damian menunduk, matanya memandang lurus kepada manik hitam Adelia. Gadis itu sempat terpesona dengan keindahan warna cokelat terang milik Damian. Warna layaknya madu yang manis dan seakan menghisapnya untuk terperosok didalamnya.
"Kau akan tahu sendiri ketika semakin mengenalnya"
"Apa maksudmu? Memangnya kamu mau aku dekat dengannya, Dia kan menyebalkan!"
"Tentu saja kamu tak boleh dekat dengannya!" Tegas Damian. Ya kalau begitu tidak udah menyuruh berkenalan. Lagipula dia cemburu juga, batin Adelia senang."Daniel dulu anak motor, suka gonta-ganti wanita, pernah dia kecelakaan sampai menghabiskan banyak biaya rawat inap dan membuat seluruh keluarga panik. Dia sangat liar dan suka membangkang."
Oh jelas saja Adelia pernah memergoki lelaki itu dengan seorang wanita seksi yang sifatnya sama liarnya.
"Terutama ketika kita masih bangku sekolah menengah, banyak gadis melabrakku. Mereka salah menganggapku Daniel, terkadang mereka menyalahkanku memiliki saudara yang brengsek"
Pfttt... Adelia menahan tawa. Damian meliriknya kesal dan menjiwit pipinya.
"Lanjutkan..."
"Seringnya aku yang mendapat getahnya. Dari kecil aku dan dia memiliki sifat dan watak yang berbeda tapi banyak orang beranggapan kami mirip dan sama saja. Aku menjadi back up seluruh kelakuannya..." Tangan Damian sibuk memainkan rambut Adelia sesekali mencium rambutnya."Orang awam sepertiku pertama kali melihat kalian berdua pasti juga bingung membedakan kalian, Jadi aku tak sepenuhnya menyalahkan orang-orang yang salah paham itu"
![](https://img.wattpad.com/cover/161575946-288-k983384.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Choose Me!
Roman d'amourSpin-Off Dari Slave of Love 18++ **** Namaku Tania... Iya, aku seorang Tania wakil dari leader geng Blue Phoenix yang terkenal kuat dan sangat berkuasa di daerahku. Tapi kenapa..? Kenapa bisa-bisanya aku bertemu dengan seorang pria yang bisa mengge...