Adelia tidak sadarkan diri setelah dia buru-buru keluar dari cafe. Ada seseorang menjemputnya... Dia kira Alan tapi ternyata orang lain menarik, membekap mulutnya dan diberi obat bius. Disinilah dia di dalam ruangan kosong dengan kedua tangan diikat rapat.
Ia membuka matanya perlahan dilihatnya sekitar tak ada siapa-siapa. Kepalanya pusing efek obat bius. Kenapa dia bisa di sekap di tempat seperti ini. Siapa yang melakukannya?
"Shittt... Bajin*an.. Berani sekali mereka menculikku!" dia menggoyangkan tangannya dan berusaha melepasnya. Mereka terlalu rapat mengikatnya.
Bagaimana nasibnya nanti... Ini saja sudah malam dan pasti Alan cemas. Saking paniknya dia akan cerita pada David tentang sikap tidak patuhnya dalam peraturan keluarga itu.
Dimana para penculik itu pergi? Ingin sekali kabur tapi bingung cara untuk melepas ikatannya."Shiitt...Shiittt!" menggoyangkan tubuhnya sampai ia berbaring di lantai yang berdebu. Lalu telinganya mendengar suara derap langkah terburu-buru kearah ruangannya.
Apa yang harus kulakukan? Mereka pasti tahu aku berusaha kabur...
Adelia panik mencari cara untuk berpura-pura mengembalikan posisinya tapi gagal. Sampai pintu dibuka keras dia memejamkan mata pasrah dengan orang-orang jahat yang mencelakainya.
Dia merasa ada yang melepaskan ikatan talinya dengan kasar. Membuka matanya secara perlahan dan menemukan pria yang tak ingin ditemuinya.
"Daniel? Se-sedang apa kamu disini?"
Pria itu meliriknya sekilas dan membantu gadis itu berdiri.
"Kamu harus segera kabur dari sini"
"Kenapa kamu tahu aku ada disini?" Daniel terlihat enggan banyak bicara. Hal yang jarang dilihatnya... Ekspresinya juga tidak flirty seperti biasanya."Aku mau kamu segera pergi Adel..."
"Apa kamu yang menculikku?" Daniel mencengkram kedua bahunya menatap dalam dirinya dan memeluknya erat.
"Aku senang kau baik-baik saja"Kenapa jadi Daniel yang menolongnya? Tapi ada yang aneh dari sikapnya... Seperti lelaki itu menyembunyikan sesuatu.
Daniel melepas pelukannya dan menariknya untuk segera keluar dari ruangan pengap dan kosong. Kalau dia serius dan perhatian seperti ini sangat mirip dengan Damian. Hanya saja Damian jarang menyuarakan perasaan lewat kata-kata hanya aksi.
"Kamu jalan saja kelorong itu lurus lalu ke kanan dan turun tangga, nanti juga ketemu pintu keluarnya lewat belakang" ucapnya dan mendorong punggung gadis itu.
"Daniel... Apa maksudmu?! Kenapa aku ada di rumah kosong ini?" Daniel tak menjawab dan hanya tersenyum manis.
"Sampai bertemu nanti sayangku..." dan dia membuat gaya tangan seperti menciumnya.Adelia heran melihat tingkah anehnya yang tak biasanya dan seperti tergesa-gesa tanpa menggodanya lebih jauh. Dia bahkan tidak menyinggung soal memata-matainya di kampus dan sering menelponnya saat makan bersama Rianna.
Mereka berdua kembar yang penuh misteri.
Adelia membereskan dressnya yang kotor dan cepat-cepat pergi ke lorong melewati beberapa pintu lalu ada pria bertubuh besar menghadang jalannya dengan membelakangi. Ia mengendap-endap dan memelintir lehernya dengan gerakan cepat dan menonjok perutnya hingga pingsan.
Sampai dia berhasil turun tangga pelan-pelan hingga dia menemukan beberapa orang di kejauhan arah pintu keluar sedang mengobrol.
"Sudah kuturuti kan keinginanmu" ucap pria yang memunggunginya.
Ada seorang wanita berambut pirang yang pastinya warna palsu memakai hot pants dan baju merah menggelayut manja dilehernya.
Adelia merasa tak pantas melihat adegan itu. Ingin dia segera mengendap untuk lari ke pintu belakang yang dikatakan Daniel. Sampai matanya membelalak dan membekap mulutnya. Ternyata pria itu tak lain adalah Daniel. Eh sekarang mereka malah berciuman mesra.

KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Choose Me!
RomanceSpin-Off Dari Slave of Love 18++ **** Namaku Tania... Iya, aku seorang Tania wakil dari leader geng Blue Phoenix yang terkenal kuat dan sangat berkuasa di daerahku. Tapi kenapa..? Kenapa bisa-bisanya aku bertemu dengan seorang pria yang bisa mengge...