Part 1 - Meeting you

146 10 0
                                    

"Kamu masih belum menemukan dimana dia berada?" tanya seseorang ditelepon.

"Maaf tuan saya masih belum bisa menemukannya" jawab pria itu menyesal. Seseorang siseberang mendecak kesal.

"Lalu apa yang selama ini kalian lakukan? Apa yang dilakukan anak itu sekarang haah?!" dia tahu seseorang yang diajaknya berbicara saat ini begitu marah dan meluapkan kemarahannya pada dirinya.

"Tuan muda saat ini masih fokus dengan sekolah dan perusahaan" akhh perusahaan..iya tentu saja dia tahu betul posisinya sekarang, laki-laki itu memegang smartphone-nya dengan tangan bergetar. Apapun itu dia harus menerima posisinya sekarang.

"Tapi memangnya dia sama sekali tidak memikirkannya?!! Apa dia lupa?!!" teriak marah diseberang.

"Tuan Damian.. Saya sebagai buttler anda mewakili benar-benar minta maaf atas kelakuan tuan Daniel" pria itu berulang kali mengucap permintaan maafnya dia tahu betul bagaimana kedua sifat tuannya itu.

"Eddy.. kalau sampai dia masih lengah dan tidak melakukan tindakan aku tak akan memaafkanmu juga dirinya!!"

"Baik saya akan lebih memfokuskan yang anda perintahkan dan saya akan selalu memperhatikan tingkah laku tuan Daniel"

"Aku tak tahu jika kamu masih setia mengikutiku tapi aku percaya padamu bahwa aku bisa mengandalkanmu Eddy" pria yang dipanggil Eddy membelalakkan matanya dia tercengang dengan ucapan tuan mudanya itu wajahnya berubah sendu tersenyum haru.

Hatinya terenyuh tuannya masih mempercayainya.

"Maaf jika saya tidak ada disamping anda Tuan Damian" ada sebersit rasa kecewa juga kasihan dihati Eddy dia masih memegang gagang telepon dan setia menunggu tiap kata-kata yang diucapkan Damian padanya.

"Kau tidak salah Eddy.. aku tahu ini jalan yang terbaik untukku aku harap aku segera menemukannya dan aku juga ingin kau terus berada disisinya"

Hati Eddy semakin sesak apapun itu dia harus kuat dan terus mendukung tuan mudanya. Dan sekarang dia akan selalu ada untuk mereka berdua. Eddy begitu berterimakasih dan begitu ingin membalas kebaikannya.

"Lalu kapan anda kembali tuan?" Damian tampak menerawang dan berpikir kemudian berucap lagi.

"Entahlah.. aku tidak tahu Ed"

"Kirimkan salamku pada mereka dan terutama untuk Fiona..aku yakin pasti dia sudah besar sekarang" Damian tak sabar melihat wajah adiknya yang sudah besar sekarang.

"Iya pasti..oh ya tuan muda"

"Hm?"

"Seringlah pulang kerumah karena kami akan selalu menyambutmu dengan tangan terbuka Tuan" inilah yang selama ini ia pendam dalam hatinya dan akhirnyatersampaikan juga pada Tuannya. Damian tercengang mata coklatnya berubah menggelap.

"Uhhn.. ya terimakasih Ed" ucapnya tulus. Hatinya berkata lain...

"Sama-sama tuan"

"EDDY!!!"

Eddy terlonjak kaget dan pergi menuju sumber suara untung saja percakapan ditelepon telah selesai dan dia tahu betul siapa yang selalu berteriak dan memerintahnya seperti itu.

"Selamat datang kembali tuan Daniel.. ada apa anda memanggil saya?" tanya Eddy bersikap ala buttler biasanya dengan sopan.

"Lepas dasi dan pakaianku aku capek" Eddy mengangguk patuh. Dia melakukan apa yang diperintahkan pria dengan kemeja abu-abu yang sudah ia linting lengannya sampai siku.

"Kau datar seperti biasanya" suara terlontar begitu saja ditelinganya. Eddy tak menggubris dan memilih melepas satu persatu kancing bajunya setelah selesai melepas semuanya Eddy memungut baju itu seraya membawanya ketempat cucian.

Please, Choose Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang