"Adelia!" Seorang gadis berlari menghampirinya dengan wajah berseri-seri.
Siapakah gadis ini? Dia saja tidak mengenalnya. Tidak mendapat respon dan hanya ditatap datar membuatnya berucap lagi.
"Kau melupakan nama teman sekelasmu?" Lagi-lagi dia mengerutkan dahi bingung. Benar-benar kebiasaan lamanya sulit hilang... Adelia paling sulit menghafal nama orang.
"Umb...Ti..Tika? Ti..Tiara?" Temannya tertawa. Memalukan dia lupa sampai di tertawakan begitu.
"Aku Shinta yang duduk dibelakangmu, kita sering satu kelas lho"Kenapa dia bisa lupa wajah gadis itu, ya mungkin memang dia tidak terkenal. Tidak ada hubungannya juga kali!
"Oh..Iya ya Shinta hallo" dia jadi merasa bersalah salah nama dan lupa.
"Haha... Adelia aku sedang mencari model untuk pemotretan iklan di majalah dan wajahmu pas untuk jadi iklan di majalahku""Hahh?"
"Kamu punya tubuh langsing dan kecil. Wajahmu cantik bak boneka dan kulitmu bersih seperti putri salju! Cocok sekali pokoknya."Ngapain gadis itu memperhatikan tubuhnya dari atas sampai bawah, cara lihatnya sudah kayak orang mesum lagi..
"Kenapa kamu ingin aku menjadi modelmu? Pekerjaanmu apa memangnya?"
"Aku journalis di majalah fashion dan editor kami sedang mencari seorang freelance model. Lalu aku teringat wajahmu segera mengajakmu bergabung jadi kalau kamu setuju kita bisa bicara di cafe untuk berbicara lebih lanjut"
"Berapa bayarannya?"
"Bayarannya mahal hingga jutaan lebih"Adelia yang tadinya malas, mendengar nominalnya langsung bersemangat kembali. Dia menyetujuinya dan segera pergi ke cafe untuk berbicara lebih jauh.
"Kenapa anda tidak ingin saya jemput nona dan ini juga sudah jam berapa?"
Adelia memang melanggar perintah David untuk pulang lewat jam 7 malam, seperti dugaannya Alan marah besar.
"Aku bisa pulang naik taksi, lagian aku juga sudah hafal alamatnya"
"Anda kemana saja selama ini?!"Para maid kabur mendengar teriakan Alan. Ya ampun... Dia sudah mengalahkan istri yang panik suaminya tidak pulang berhari-hari kemudian.
"A-aku kerja kelompok bersama temanku jadi sedikit lama"
"Laki-laki atau perempuan?" Adelia yang agak risih menghindar pergi ke atas kamarnya.
"Perempuan... Kalau kamu tidak percaya tanyakan yang namanya Shinta."Adelia tahu jika dia tidak memberitahunya Alan akan selamanya curiga dan mencari tahu sendiri. Rumah ini kadar ketetannya luar biasa, dia serasa tahanan yang selalu dikekang kemanapun berada. Dia semakin risih kalau diintrograsi setiap waktu.
Ketika Adelia pergi ke walk-in-closet lelaki perfeksionis itu tetap mengikutinya.
"Bisakah kau berhenti mengikutiku Alan... Aku capek dan tidak mau mendengar omelanmu terus"
"Tentu saja saya khawatir, kemarin saja anda baru pulang paginya dari apartemen tuan Damian"Checkmate...
Dia memang baru pulang dari sana karena ada alasannya. Jadi jangan berpikir macam-macam, lagipula disana juga ada Gleen dan Fiona adik manisnya Damian. Lagipula seharian dia jadi babysitter bukan berduaan saja.
"Kan sudah kubilang kalau Damian minta tolong untuk menjaga Fiona. Damian juga tidak ada di rumah cuma ada Gleen, dia pun juga sering video call sama pacarnya." Alan terdiam sepertinya sedikit percaya tapi masih kolot dengan peraturannya.
"Pokoknya jangan cerita kak David yang macam-macam... Kecuali dia menculikku atau memperkosaku, baru kamu bingung"
"Astaga Nona Adelia!"
"Sekarang sana pergi!" Adelia mendorong Alan keluar dari kamarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/161575946-288-k983384.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Choose Me!
RomanceSpin-Off Dari Slave of Love 18++ **** Namaku Tania... Iya, aku seorang Tania wakil dari leader geng Blue Phoenix yang terkenal kuat dan sangat berkuasa di daerahku. Tapi kenapa..? Kenapa bisa-bisanya aku bertemu dengan seorang pria yang bisa mengge...