27. Pindah Rumah

75 5 0
                                    

Pagi nya Farah terbangun dari tidur, ia menggeliat seraya mengucak mata nya. Tak lama Farah pun langsung terduduk. Ia melihat ke samping, terlihat jelas Farhan yang sedang tertidur pulas dalam posisi tengkurap.

“Selamat pagi Farhan,” sapa Farah. Tangan nya bergerak hendak mengusap wajah Farhan. Namun tinggal satu senti lagi Farah langsung menjauhkan tangan nya dari wajah Farhan.

Tidak. Farah tidak boleh bersikap sembarangan. Bagaimana kalau Farhan terbangun dan tau apa yang akan Farah lakukan padanya? Pasti Farhan marah besar. Tidak, Farah tidak mau ini terjadi. Jadi, lebih baik sekarang ia mandi dan menyiapkan sarapan untuk Farhan. Berhubung ini hari sabtu, jadi Farah tidak akan membangunkan Farhan untuk sekolah.

Farah keluar kamar langsung menuju dapur. Sampai di dapur Farah melihat Rika yang sedang berkutak di sana.

“Tante, ngapain?” ucap Farah seraya menghampiri. Rika menoleh ke sumber suara ia pun tersenyum.

“Heii, kamu sudah bangun? Ini sayang, Tante lagi potong-potong cabai dan bawang. Karna Tante mau masak nasi goreng untuk sarapan.” jawab Rika.

“Farah bantu ya, Tante?”

“Gak usah sayang. Kamu mandi aja sana ini biar Tante yang ngerjain.”

Farah tidak menghiraukan ucapan Rika, ia langsung mengambil alih pisau yang Rika pegang untuk memotong bahan-bahan.

“Gak papa Tante. Farah udah biasa kok bantu-bantu Ibu kaya gini.” ucap Farah sambil tersenyum manis ke arah Rika.

Rika membalas senyuman Farah, “Yauda deh kalo kamu maksa Tante bisa apa, hehe.” kata Rika.

Farah tertawa kecil.

Di sela-sela ia memotong-motong, Farah teringat omongan Farhan semalam. Ia berniat memberitahu Rika terlebih dahulu.

“Tante,”

“Apa sayang?” sahut Rika yang sedang mengambil telur di dalam kulkas.

“Tadi malam Farhan bilang, kalau Mama nya kasih kami apartment sebagai hadiah pernikahan.” ujar Farah.

Rika langsung menatap Farah, ia mendekat ke arah Farah. “Kamu serius? Bukan nya orang tua Farhan gak setuju Farhan menikahi kamu?”

Farah memberhentikan aksi memotongnya, “Yang gak setuju disini ternyata Papa nya Farhan, kalo Mama nya setuju Tan, aku juga baru tau.”

Rika membulatkan mulutnya. “Jadi, kamu bakal tinggal berdua dengan Farhan di sana?” tanya Rika.

Ini yang ia pikirkan dari kemarin.
“Far? Kenapa melamun?” Rika menepuk bahu Farah.

Farah refleks langsung menatap sang Tante.
“Farah bingung Tante,” ucapnya.

Rika menaikkan sebelah alisnya, “Bingung? Kenapa?”

“Kalau Farah tinggal di apartment sama Farhan, Laras gimana?” ucap Farah sedih.

Rika mengerti apa yang Farah rasakan. Dari kecil Farah selalu bersama dengan Laras, sulit memang jika harus memilih antara adik dan suaminya.  Tapi, seperti nya Rika punya ide bagus yang ia yakin Farah bisa menerima nya.

Rika mendekatkan dirinya ia memeluk Farah, “Anak cantik, dengar Tante ya. Bagaimana pun kamu harus tetap mengikuti suami kamu. Kamu tau kan? Tugas seorang istri apa? Menurut pada suami salah satu nya. Jadi, kamu harus nurut sama apa kata Farhan.” ucap Rika menasehati.

Farah paham, Farah mengerti tapi dia pun tidak bisa jauh dari Adiknya.

“Farah tau Tante, tapi Farah gak mau jauh dari Laras.” ujar nya.

Kisah Cinta FarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang