2. Farhan Aditama

99 16 0
                                    

Setelah selesai makan, akhirnya Farah dkk kembali ke kelas. Saat di perjalanan Farah teringat sesuatu, ponsel. Ya, ponsel nya tidak ada di genggaman nya, pasti ponsel nya tertinggal di kantin tadi.

“Gue harus balik lagi ke kantin,” ujar Farah. Raut wajah nya cemas. Bukan apa-apa, ia takut ponsel nya itu sudah berada di genggaman orang lain. Kalau iya orang itu baik dan akan mengembalikan kan, tapi jika tidak?

Sinta menoleh heran, mengapa Farah sepanik ini.
“Mau ngapain lo balik lagi?” tanya nya.

Farah tidak punya banyak waktu ia harus cepat-cepat mendapatkan ponselnya, “Handphone gue ketinggalan di kantin.” Teriak Farah, ia segera berlari menuju kantin.

Rani mengeryit aneh, “Kenapa katanya?”

“Ponsel nya ketinggalan di kantin.”

“Hah? Kok bisa?” heboh Rani mengundang tatapan-tatapan aneh di sepanjang koridor akibat suara nya yang cempreng ini.

Sinta hanya mengangkat bahu nya.

Di sepanjang koridor Farah berlari sekencang mungkin, ia tidak mau sampai ponsel nya ada di tangan orang lain. Ia takut benar-benar takut. Bagaimana nasib Farah apabila ponsel kesayangan nya itu hilang? Ia tidak bisa bertukar kabar dengan pacar nya. Begitu pun dengan teman-teman nya.

Saking serius nya Farah dengan fikiran nya sampai-sampai ia tidak memperhatikan jalan dengan benar. Ia menubruk seseorang. Farah terjatuh. “Aduh..sakit banget pantat gue,” Farah meringis akibat bokong nya yang mencium lantai terlalu kencang.

“Kalo jalan pake mata!” ucap orang yang menabrak nya.

Sebentar, seperti nya itu suara seorang lelaki. Farah mendongakkan kepalanya, benar saja laki-laki rupa nya. Wajah nya sangat dingin sekali saat menatap Farah. Dan sepertinya Farah kenal lelaki ini. Ah yaa lelaki itu adalah... Farhan. Ya, Farhan. Si geng Cowok sejuta pesona yang kata nya memiliki sifat dingin dan cuek itu.

Farah bangkit dari tempat nya, “Dimana-mana orang jalan itu pake kaki. Bukan pake mata! Gimana si lo!” tantang Farah.

Farhan mendekatkan wajahnya ke wajah Farah, Farah memundurkan badan nya ia sedikit takut berhadapan dengan Cowok ini. Bukan. Bukan takut karena Cowok ini melakukan hal macam-macam. Tetapi Farah takut saat melihat wajah Cowok ini yang memerah seperti menahan amarah dan juga tatapan mata nya yang begitu tajam. Jujur saja Farah takut. Ia takut di gigit oleh Cowok di hadapan nya ini.

“Mentang-mentang cewek! Udah salah tetep aja gak mau di salahin! Cih.” sinis Farhan. Setelah nya lelaki itu berlalu begitu saja dari hadapan Farah.

Farah bernafas lega, syukurlah ia tidak di gigit oleh lelaki itu.

Benar ya kata orang-orang, Cowok itu benar-benar dingin sekali. Bukan wajahnya saja tetapi suara nya juga. Membuat bulu kuduk Farah berdiri mendengar suara lelaki itu.

Farah pergi sesuai niat dan tujuan awalnya yaitu kantin. Ia harus mencari ponsel nya. Semoga saja ketemu.

*****

Farhan memasuki kelas XI IPA 4, di sana sudah ada tiga teman nya yang sedang berbincang-bincang.

“Lama amat lo ke toilet doang,” ujar Baga.

“Ngantri.” balas Farhan.

Baga membulatkan mulut nya.

“Dit, nyontek pr mtk dong. Gue belum ngerjain nih,” ucap Bimo. Si fakboy cap kampak.

“Lo ngehina gue?” ujar Dito sinis.

“Maksudnya?” biar kata Bimo ini fakboy, tetapi perlu kalian tahu, ia juga memiliki otak yang sedikit macet.

Kisah Cinta FarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang