28. Kekesalan Farah

68 5 0
                                    

Sinta menghela nafas pelan seraya memasukkan ponsel nya ke dalam tas.

"Gak bisa ya?" tanya Rani yang duduk di samping Sinta.

Mereka sedang berada di rumah Sinta. Baru hendak ke rumah Farah, tapi Farah sedang tidak bisa.

Sinta menggeleng, "Kata dia next time baru bisa."

Rani mengangguk mengerti.

"Eh Sin, kira-kira si Farah udah malam pertama belum ya?" ujar Rani seraya tersenyum-senyum membayangkan.

Sinta mengangkat sebelah alisnya tak mengerti.
"Maksud lo?"

Rani berdecak, "Itu loh, ena-ena," ucap nya sambil tersenyum jahil dan memainkan kedua alisnya naik-turun.

Sinta langsung mendorong tubuh Rani, sehingga sang empu nya terhuyung ke samping.

"Apaan sih lo fikiran nya. Ngeres banget!" omel Sinta.

Rani membenarkan posisi duduk nya. "Ya emang nya salah gue nanya kayak gitu? Kan wajar lah dia udah nikah ini." jawab Rani seadanya.

"Ya iya sih, tapi kan tetep aja itu privasi dia."

Rani menghayal lagi, "Ih gue gak kebayang gimana ekspresi Farah sama Farhan pas lagi-"

Sinta buru-buru menyentil dahi Rani cukup kencang. Agar dia tidak berpikir terlalu jauh.

"Awhh.. apaan sih Sin. Sakit tauu!!" ucap Rani sambil memegangi dahi nya.

"Emang enak! Siapa suruh punya otak di pake buat mikir macem-macem."

"Ah gak asik lo, ah."

"Bodo amat."

Begini lah mereka berdua. Selalu tidak ada yang mau mengalah. Jika tidak ada Farah maka seperti ini jadinya, tidak ada yang menengahi perdebatan antara mereka berdua.

Tapi itu tidak akan berselang lama, beberapa menit kemudian, mereka bercanda lagi.

*****

Farah dan Farhan sudah sampai di depan pintu kamar nya. Sungguh, Farah sudah tidak sabar melihat dalam kamar nya, dari luar saja sudah kelihatan mewah. Bagaimana dalam nya?

Saat Farhan membuka pintu nya, di sana sudah ada sang Mama tercinta, yang sedang menata hiasan di meja ruang tamu.

"Hai sayangg." ucap Siska. Ia menghampiri mereka berdua.

"Mama udah lama disini?" tanya Farhan seraya menyalimi tangan Ibunda.

"Nggak kok, sayang." kata Siska.

Mata Siska beralih ke Farah yang sedang berdiri tegang. Kalo di lihatnya Farah seperti sedang menahan takut.

Siska tersenyum lembut pada Farah, "Jangan takut sama saya. Saya Mama nya Farhan dan sekarang Mama kamu juga." ucap nya sambil terus tersenyum.

Farah yang melihat nya perlahan rasa takut nya mereda, lalu ia pun menyalimi tangan Siska.

"Aku Farah, Tante." ujar Farah.

"Jangan panggil Tante, dong." kata Siska.

Farah sempat terdiam, bingung.

"Panggil aja Mama." lanjutnya.

Lalu Farah tersenyum, "Iya Tan- eh, Mama." kata nya.

Siska mengangguk seraya tersenyum lebar menampilkan deretan gigi nya.

"Yaudah ayo, masuk. Sekalian beresin barang-barang kalian. Mama tunggu di bawah ya, nanti kalo udah rapih kalian temuin Mama." jelas Siska.

"Iya Ma, makasih ya Mama udah rapihin sedikit kamar kami." ucap Farhan.

Kisah Cinta FarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang