22. Akhirnya

83 7 0
                                    

Rani, dan Sinta berada di dalam kelas nya. Hari ini karena Farah tidak masuk sekolah, Rani duduk sebangku bersama Sinta. Mereka belum tau kabar Farah bahwa semalam Farah hendak bunuh diri. Untung ada Farhan yang menolong nya.

“Nanti pulang sekolah kita kerumah Farah ya, Sin?” ucap Rani pada Sinta. Sinta yang sedang menyalin buku pr Rani hanya mengangguk.

“Selesai.” ucap Sinta saat ia sudah selesai menyalin pr nya. “Anterin gue ke kantin yuk. Haus nih.” lanjutnya.

“Ayo,” jawab Rani dengan senang.

Mereka berdua bangkit dari tempat duduknya, saat sampai di depan pintu Kinta sengaja menabrak bahu Sinta.

“Ups, sorry.” ucap Kinta sambil menutup mulutnya dengan tangan. Sinta tahu pasti Kinta sengaja melakukan ini.

“Gak usah cari masalah. Mau baju lo gue robek lagi?” sahut Sinta dengan berani.

“Woww.. serem ya guyss.” ujar Meli terkesan lebay.

“Udah deh, kalian gak usah cari gara-gara. Kita gak ada waktu buat ribut sama lo berdua.” ujar Rani lalu menarik tangan Sinta untuk cepat-cepat pergi dari sana.

“Dasar cewek sok.” Kinta berdecih. Lalu ia berjalan menuju bangku nya bersama Meli. Tak lupa semua siswa yang berada di kelas langsung menyapa dan cari perhatian kepadanya. Terutama kaum adam.

“Emosi banget gue kalo ngeliat muka nene gombel.” dumel Rani di sepanjang jalan.

“Sabar, orang waras mah ngalah aja.” sahut Sinta.

Mereka berdua sedang berjalan menuju kantin. Di perjalanan, mereka melihat geng cowok sejuta pesona itu. Namun berbeda kali ini, sekarang hanya ada Baga, Bimo, dan Dito. Tidak ada Farhan. Jadi, sehabis dari rumah sakit, Dito buru-buru pulang dan rapih-rapih untuk ke sekolah. Makanya ia ada di sekolah. Hanya Farhan saja yang tidak masuk sekolah.

Rani yang tadi nya sedang kesal kali ini ia berjalan menundukkan kepalanya. Sinta menoleh ke arah Rani yang tiba-tiba merunduk. Padahal tadi ia sedang ngomel-ngomel kok sekarang mendadak diam? Oh, Sinta mengerti kenapa bisa Rani tiba-tiba diam. Ternyata di depan sana ada geng cowok itu, dan ada Bimo. Pasti Rani malu karena berpapasan dengan Bimo. Makanya ia merunduk seperti itu.

Sinta menyenggol bahu Rani, “Ran, ada mantan tuh Ran.” ujar Sinta menggoda Rani.

Rani langsung mencubit kecil pinggang Sinta. “Ih, diem deh lo.” kata Rani masih menatap ujung sepatu nya.

Sinta hanya terkekeh. Tepat sekali sekarang mereka berdampingan. Bimo yang memang sedari tadi sudah memperhatikan Rani dari jauh pun tersenyum kecil melihatnya. Ia jadi teringat bagaimana dulu masa-masa ia berpacaran dengan Rani. Rani ini tipe anak yang pemalu. Jadi melihat reaksi Rani yang seperti ini, membuat Bimo mengingat kenangan bersama nya.

Baga yang sadar Bimo tengah memperhatikan Rani, tiba-tiba ide jahil pun terlintas di kepala nya. Ia berdehem lalu berjalan mendekat ke arah Bimo. Posisi mereka kini Bimo paling pinggir, lalu Baga dan di samping nya lagi ada Dito. Pas sekali, Bimo ada di pinggir. Dan itu memudahkan cara Baga untuk mengerjainya.

Saat mereka tepat berjalan berdampingan Baga langsung mendorong Bimo dan hal itu langsung membuat Bimo memelotot kaget. Karena, ia secara tidak sengaja menubruk badan Rani. Dan refleks Bimo langsung memeluk Rani.

“Eh, eh,” ucap Rani terkejut karena Bimo memeluk badan nya tiba-tiba dan ada di hadapannya sambil menatap Rani.

Baga hanya cekikikan saja di samping nya. Rencana nya berhasil untuk membuat mereka berdekatan. Dito yang berdiri di samping Baga hanya geleng-geleng kepala saja. Sudah tidak asing lagi melihat Baga yang super duper jahil.

Kisah Cinta FarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang