30. Labrak?

79 4 4
                                    

Halo semua, maap banget aku baru bisa update sekarang;(
Maaf udah bikin kalian nunggu sampe berbulan-bulan.
Jujur, aku tuh lagi pusing banget sama tugas, jadi waktu ku ga kebagi sama nulis ini. Maaf banget yaa;)
Tenangg aja, aku masih lanjutin cerita ini kok, insyaallah sampai cerita ini tamat..
End sekarang, lanjut baca yuk! Kalo kalian lupa sama alurnya karena sekian lama ga up² nih cerita, tolong di baca lagi part sebelumnya 😚

Enjoyyyyyy!!!!

________

Sekarang sudah pukul 13.00 WIB. Farah tengah santai di dalam kamar nya sambil memakan cemilan yang ia beli di minimarket. Disini tidak ada Farhan karena tadi Farhan bilang ingin keluar sebentar. Entah mau pergi kemana Farah pun tidak tahu. Karna Farah tidak mau ambil pusing, maka ia hanya mengiyakan saja.

Untuk mengisi kekosongan nya, Farah pun berniat menghubungi adik kesayangannya. Baru sehari pisah rasanya seperti sudah berbulan-bulan. Maklum lah, selama ini kan mereka tidak pernah berjauhan. Dengan segera Farah meraih ponselnya yang berada di atas nakas, ia langsung mencari nomer Laras dan segera memencet tombol video call. Tidak lama menunggu, langsung terlihat wajah sang adik yang sangat ia rindukan.

“Halo, assalamualaikum.” ucap Laras saat wajah Farah muncul di ponselnya.

Farah tersenyum lebar. Rasa rindu nya langsung hilang begitu saja saat sudah melihat adiknya itu.

“Waalaikumsalam. Laras, Teteh kangen.” ujar Farah seraya terus tercetak senyuman di bibirnya.

Dan di sana pun hal serupa di rasakan oleh Laras. Ia langsung berbinar dan tersenyum senang. Saat tahu yang menghubunginya itu sang Kakak tercinta.

“Tetehh!!! Ya ampun Laras juga kangen banget tauu!!!.” ucap Laras sedikit heboh.

“Kamu apa kabar Ras? Di sana baik-baik aja kan?” tanya Farah. Ia ingin tahu keadaan adiknya di sana.

Laras mengangguk, “Alhamdulillah, Laras sehat dan baik disini. Tante dan Om juga baik banget sama Laras.” jelas Laras sambil tersenyum senang.

“Syukur deh kamu senang di sana. Tapi Laras, kamu harus terus ingat ya, di sana jangan menyusahkan Tante dan Om. Kamu juga jangan nakal, jangan bikin mereka marah.” ucap Farah menasehati.

“Siap komandan! Laras bakal ingat terus omongan Teteh.” 

“Pintarr.”

“Oh iya, kalo Teteh gimana? Di sana enak nggak? Kak Farhan galak gak sama Teteh?”

“Di sini enak kok, tempat nya juga bagus dan nyaman. Kamu tenang aja Kak Farhan gak galak kok sama Teteh.”

Di layar ponsel kelihatan Laras tengah menghembuskan nafasnya.
“Alhamdulillah. Laras mikirin terus Teh, takut Kak Farhan galak.” ujar Laras sejujurnya.

Farah terkekeh, “Nggak kok Ras, kamu tenang aja ya.”

Tiba-tiba, dari pintu luar terdengar suara ketukan. Farah langsung menerka itu pasti Farhan sudah pulang.

“Ras, maaf Teteh tutup dulu ya, Kak Farhan udah pulang deh kayaknya.”

“Oh yaudah matiin aja Teh, nanti kita lanjut lagi yaa.”

“Iya Ras, yaudah Teteh matiin ya. Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam.”

Tutt..

Farah segera beranjak dari tempat tidur, dan membuka pintunya. Benar saja itu Farhan.

“Lama banget sih,” ujar Farhan saat Farah sudah membukakan pintu.

Kisah Cinta FarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang