19. Perjodohan?

90 6 0
                                    

Tembus 2000 word! Karna jarang update jd sekalinya up part nya panjang, biar puas baca nya hihii..

_____

Prosesi pemakaman Rima telah selesai sekitar 10 menit yang lalu, kini mereka sudah kembali kerumah.

Farah berada di dalam kamar seorang diri, ia memegang bingkai foto Ibunya sambil ia elus-elus wajah nya. Farah masih tidak menyangka bahwa kini Ibunya telah tiada. Rasanya baru kemarin ia di tinggalkan Ayahanda tercinta, dan sekarang? Ibunya? Tuhan benar-benar menguji kekuatan hati nya.

Mengenai Laras? Ia sedang berada di ruang tamu bersama para kerabat nya. Di sana ada Tante dan Paman dari Ibunya dan juga masih ada lagi kerabat lain nya. Namun, kerabat yang datang kesini hanya keluarga dari Ibunya. Sedangkan dari keluarga Ayahnya? Entahlah. Sudah di beritahu tetapi tidak ada yang datang.

Sedangkan Rani dan Sinta sedang kembali kerumah nya. Mereka berdua menemani Farah saat masih di rumah sakit bahkan sampai proses pemakaman Almh. Rima. Badan mereka terasa lengket akhirnya mereka pun memutuskan untuk kembali kerumah dahulu untuk membersihkan badan nya dan mereka akan kembali setelah azan maghrib, karena sehabis ba'da isya keluarga Farah akan mengadakan tahlilan.

Tok.. tok..

Tidak ada sahutan dari dalam, akhirnya Rika- Tantenya Farah (Adik dari Rima) membuka pintu tersebut. Saat masuk kedalam ia melihat Farah yang menatap foto Rima seraya menangis. Rika merasa sesak melihatnya. Lalu ia berjalan ke arah Farah.

“Farah, kamu yang sabar ya, ikhlasin Ibu mu itu. Disini ada Tante dan Om Dio yang selalu ada buat kamu.” ujar Rika pada Farah. Ia terduduk di samping Farah.

Farah bergeming, ia masih terus mengelus-elus wajah Rima yang sedang tersenyum di bingkai itu.

“Tante tahu, cobaan ini sangat berat buat kamu Far. Tapi kamu harus ingat, Allah tidak akan menguji hamba nya di luar batas kemampuan nya.”

Farah menoleh ke arah Rika dengan mata yang sembab, ia lalu memeluk Rika dan menangis lagi di sana. Rika paham Farah memang butuh penguat dan sandaran untuk saat ini.

“Menangislah Nak, jika itu membuat kamu merasa lega.” kata Rika seraya mengelus bahu Farah.

Cukup lama Farah memeluk Rika, akhirnya ia pun melerai pelukan nya. “Tante, ini semua salah Farah. Ibu kayak gini penyebabnya Farah,” ucap Farah pada Rika.

Jujur, memang Rika belum tahu apa penyebab Rima meninggal dunia. Tadi ia hanya di beritahu oleh Sinta melalui ponsel Farah, bahwa Rima meninggal dunia. Hanya itu, dan ia pun tidak tahu penyebabnya karena ia langsung bergegas kemari, tanpa menanyakan hal itu.

“Maksud kamu apa, Farah?”

Farah ingin menceritakan semuanya, namun rasanya bibir Farah kelu. Ia jadi tidak bisa berbicara dan kembali menangis. Ia benar-benar sangat terpukul atas kepergian Ibunya. Bahkan untuk sekedar menjelaskan pun susah rasanya.

Rika mengerti akan kondisi hati Farah saat ini, seperti nya ia harus memberikan Farah waktu. “Tante tahu apa yang kamu rasakan, sayang. Cerita nya nanti saja ya, kalau kamu sudah lebih tenang. Sekarang, kamu hanya butuh istirahat.”

Farah menyeka air matanya yang terus-menerus mengalir, “Maka-sih Tante.”  kata Farah terbata.

Rika berdiri dari duduk nya, ia tersenyum lalu mencium kening Farah. “Tante keluar dulu, kamu istirahat ya, sayang.”

Farah mengangguk, lalu Rika pun keluar kamar nya.

Farah merebahkan diri nya, ia menatap langit-langit kamar nya. Ibu, maafin Farah yang udah buat Ibu kayak gini. Farah akan menebus dosa-dosa Farah sama Ibu. Tunggu Farah disana ya Bu. batin Farah.

Kisah Cinta FarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang