01. 🌹

1.5K 102 20
                                    

Selvia terperanjat kaget dan segera bangun dari tempat tidurnya, setelah dia mendengar kamarnya digedor-gedor seperti digrebek polisi oleh Brian, kakaknya. Dia kesal setengah mati, karena dia baru saja tertidur karena begadang nonton drama korea dilaptopnya semalam, dan pagi-pagi sudah digedor-gedor.

Dia membuka pintu kamarnya yang dia kunci, dan munculah sosok menyebalkan yang memasang senyum paling menjijikkan menurutnya. Senyumannya yang lebar itu membuat Selvia yakin bahwa sebentar lagi, bibir kakaknya itu akan sobek.

"Ayo bangun adikku sayang. Lo kuliah, semester 5 harus semangat." Ucap Brian sambil tersenyum lebar.

Selvia menutup mulut Brian dengan telapak tangannya, "Tolong gausah menunjukkan senyuman lo didepan muka gue. Gue ngeri liatnya." Selvia ngeri melihatnya. Sebenarnya, apa yang terjadi dengan kakaknya ini? Pagi-pagi sudah gila.

Brian mengendikkan bahu tidak peduli, "Udah sana mandi, jangan lupa kamarnya dirapiin terus disapu. Nanti langsung kebawah." Brian segera pergi meninggalkan Selvia.

Dia segera merapikan tempat tidur, dilanjut dengan menyapu kamarnya yang bernuansa putih ini. Dia mandi sekitar 15 menit, setelah bersiap, dia turun kebawah untuk sarapan.

Diruang makan, sudah ada orangtuanya dan Brian, manusia nyebelin yang merangkap menjadi kakaknya. Dia mencium kedua pipi orangtuanya.

"Pagi Pa, Ma." Selvia duduk dikursinya disamping Brian.

"Iya sayang. Pagi." Jawab Yuna, mamahnya.

Brian menoleh kesamping, "Kok gue enggak dicium sama diucapin?"

"Gausah iri-an gitu deh, lo udah tua juga." Sahut Selvia.

"Selvia language." Ucap Seno, papahnya, pelan.

"Maaf papa, hehe." Jawab Selvia sambil menampakkan cengiran cantiknya.

Brian yang disamping langsung tertawa melihat adiknya dimarahi. Biasa bukan? Kalau salah satu saudaramu dimarahi, kamu akan langsung menertawainya. Selvia melotot kearah Brian.

Mereka berempat menyantap sarapan yang sudah ada. Disela sarapan, papahnya bertanya mengenai kuliah Selvia lancar atau tidak. Jelas saja lancar, Selvia itu anak yang cerdas, yahh walaupun dia dipaksa untuk masuk ke jurusan ekonomi. Dia ingin masuk ke kampus seni karena kemampuan melukisnya bisa dibilang juara, tapi ditentang oleh papahnya. Kerjaannya tidak jelas, begitu alasannya. Tapi yasudah, mau bagaimana lagi, masa dia harus melawan perkataan orangtuanya? Lama-kelamaan dia enjoy sendiri. Toh tidak sesulit itu.

Papahnya juga menanyai mengenai job manggung Brian. Yup, Brian adalah salah satu anggota band yang cukup terkenal. Enam Hari adalah nama bandnya. Penampilan Brian saat dirumah dan saat tampil benar-benar berbanding terbalik. Jika di rumah, dia sering manja dengan mamah, jarang mandi sore, kamar berantakan, jorok, ga pernah jemur handuk. Bahkan dulu pernah sehabis mandi, dia lupa mengambil handuk, dia pun mengelap tubuhnya dengan kanebo mobil yang selalu dia simpan di kamarnya. Sedangkan di panggung dia terlihat karismatik dan sok cool, ekspresi yang sering ditunjukkan adalah ekspresi menggaet hati seorang wanita. Mengapa Selvia tahu? Karena Brian memaksanya untuk nonton. Tapi dia merahasiakan identitas Selvia dimuka publik. Dan tidak dipungkiri juga, lagu-lagu Enam Hari memang sebagus itu dan yang menulis liriknya adalah Brian.

Stop cerita Brian, nanti kepalanya tambah gede.



Setelah sarapan, cewek itu duduk di teras rumahnya. Dia menunggu Leo dan Widya, temannya, untuk berangkat bersama, walau Widya beda kampus. Kampusnya berhadapan dengan kampus Selvia dan Leo. Sembari menunggu dia membuka aplikasi twitter, dan muncul base kampus. Dia suka melihat timeline akun bergembok itu. Akun itu memposting segala sesuatu yang terjadi. Spill tentang gosip dari berbagai fakultas, ketemu cowok/cewek yang cakep, perlombaan antar fakultas atau kampus, seru banget pokoknya mantengin akun itu. Dan beritanya fresh sekali. Selvia jadi penasaran siapa admin akun ini.

Married with Enemy || Jaebum ● SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang