12.🌹🌹

761 85 9
                                    

Kelas yang membosankan telah selesai. Mereka menunggu dosen untuk keluar terlebih dahulu supaya lebih sopan. Selvia dan Leo terus berbincang tanpa memerdulikan sekitar. Leo sedari tadi menceritakan saat dia menembak Widya, saat makan berdua dengan status baru dan lain sebagainya hingga membuat Selvia iri.

Dia bukan iri karena Widya punya pacar, tapi dia iri karena ingin juga diperhatikan lebih oleh someone in romantic way. Kadang dia ingin pacaran, tapi dia sendiri juga malas terikat hubungan. Selama ini EXO selalu menjadi peralihannya, tetapi sekarang menjadi aneh. Entahlah dia tidak tahu.

"EEHH ANJIR, JANI DILABRAK ADEK TINGKAT!" Teriak Jaka dari belakang sambil menunjukkan sesuatu diponselnya. Sepertinya kampusnya ini langganan bertengkar antar mahasiswa.

Selvia dan Leo langsung ikut nimbrung, ternyata ada mahasiswa yang sedang siaran langsung tentang pertengkaran itu. Terjadi di kantin, sama seperti pertengkaran Jani dan Selvia dulu.

"Mending nonton langsung ke kantin aja gak sih?" Tawar Mark pada teman-temannya.

Tak butuh waktu lama untuk sampai di kantin. Dan benar saja, banyak yang sedang menyaksikan pertengkaran itu.

Defa menangkap satu wajah dibelakang yang tampak familiar. Itu adalah Jelita. Jadi ini pertengkaran antara Jani dan temannya Jelita. Defa menoleh ketika bahunya ditepuk. Selvia memanggilnya.

"Itu bukannya cewek lo, ya? Yang dibelakang." Tanya Selvia memastikan sambil menunjuk kecil kearah belakang. Dia tahu wajah itu yang duduk di jok belakang motor Defa saat dulu.

"Bukan cewek gue, gausah sok tau!"

Selvia hanya mendengus. Dia sendiri masih belum menangkap akar permasalahan ini. Saat dia fokus menyimak, tiba-tiba seorang cowok menyeruak dari arah berlawanan dan berjalan menuju sumber pertengkaran.

Selvia melotot. "Anjing, itu Esa!" Umpatnya kencang.

"Emang kenapa?" Tanya Defa bingung.

"Waktu ulang tahun Nana, si Esa mesum! Gue ngerekam, mau liat?"

Defa menggeleng tak peduli. "Gak penting."

"Anjing."

Pertengkaran semakin terlihat seru karena tiba-tiba lawannya Jani menyiramkan jus jeruk kearahnya.

Selvia yang tidak terima langsung melepas totabagnya dengan kasar dan menyuruh paksa Defa untuk memegangnya. Dia menyeruak menghampiri Jani. Selvia melepaskan flanel yang dia pakai lalu memberikannya pada Jani.

"Kenapa gak lo lawan, bodoh!" Seru Selvia pada Jani.

Jani menutupi bajunya. "Gue gak ada bukti, anjing."

"Lo siapa? Kenapa ikut campur? Komplotan juga?" Tukas cewek itu kasar.

Selvia tak memerdulikan cewek itu. Dia mengeluarkan ponselnya lalu menunjukkannya tepat didepan mata Esa yang sedari tadi hanya diam saja. Sontak cowok itu langsung melotot tak percaya.

"Adela, ayo balik!" Ucap Esa pelan. Namun, cewek itu tak peduli. Dia tetap mendorong Jani seenaknya sambil mencaci maki gadis itu.

"Lonte!" Teriak Adela pada Jani.

Seisi kantin langsung terdiam.

"Eh cocote! Ra ndue sopan santun, blas! Ora ngajeni kakak tingkat, blas! Mbok pikir sing nggoda Esa ki, Jani?! HAH?! Asu tenan koe ngarani aku karo Jani, lonte! Yang mu sing marai sek, Su! Aku ndue buktine, jingan i!"

Kantin semakin sunyi. Selain karena melihat Selvia berbicara sambil menaikkan nadanya, mereka juga terdiam karena banyak yang tak mengerti maksud ucapan Selvia.

Married with Enemy || Jaebum ● SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang